‘Keunggulan Saya Ada Di Ground’ – Ayaka Miura Sambut Aksi Grappler Vs. Striker Kontra Meng Bo
Spesialis submission asal Jepang Ayaka “Zombie” Miura mengetahui posisi dimana dirinya akan memiliki keunggulan dalam aksi strawweight MMA melawan Meng Bo Sabtu pagi ini di ONE Fight Night 16: Haggerty vs. Andrade.
Laga krusial itu akan disiarkan langsung pada jam tayang utama A.S. dari Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok, Thailand, dan itu akan menjadi aksi MMA perdana bagi Miura sejak lengannya cedera saat melawan Dayane Cardoso pada April 2022 lalu.
“Zombie” sebelumnya menantang Xiong Jing Nan demi gelar Juara Dunia ONE Women’s Strawweight MMA, sementara Meng kini membawa dua kemenangan beruntun untuk menemukan dirinya di ambang pintu laga Kejuaraan Dunia itu.
Pencetak KO asal Tiongkok ini juga telah lama berada dalam radar Miura – walau dirinya tak mengantisipasi laga mereka akan tiba di bawah kondisi seperti ini.
Wanita berusia 33 tahun itu berkata pada onefc.com/id:
“Saya selalu berpikir hari itu akan tiba dimana saya akan menghadapi [Meng], tapi saya berharap ia akan bertarung demi gelar itu segera. Maka, saya terkejut bahwa ia akan melawan saya pada titik ini.”
Dengan sabuk hitam judo tingkat tiga miliknya, tingkat penyelesaian submission 100 persen di ONE, dan enam kemenangan dalam kariernya via scarf-hold Americana, Miura dianggap sebagai petarung ground paling berbahaya dalam divisi ini.
Di sisi lain, lawannya adalah striker berkemampuan tinggi dan pencetak penyelesaian kuat, dimana ia mencetak tiga KO yang menjadi sorotan utama dalam organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.
Dengan pemikiran itu, wanita asal Tokyo ini siap untuk memasuki laga klasik striker-versus-grappler:
“Keunggulan saya ada di ground. Karena ia adalah striker, saya kira kekuatannya ada pada posisi menjadi pengincar KO. Itulah dimana saya melihat keunggulannya.”
Jelas, jalur kemenangan yang terbaik bagi “Zombie” nampak berada di atas kanvas, dimana ia dapat menerapkan kekuatan fisik luar biasa dan teknik yang sangat terasah.
Namun perwakilan Tribe Tokyo MMA itu tetap terbuka dengan pilihan untuk meraih kemenangan dengan cara apa pun, baik via submission, KO, atau keputusan juri:
“Saya hanya ingin menang. Saya tak punya cara ideal untuk menang. Saya hanya ingin menang.”
Miura Siap Tunjukkan Kemajuan Setelah Laga Submission Grappling Kontra Danielle Kelly
Walau Ayaka Miura belum berkompetisi dalam MMA selama 18 bulan, ia juga tak sepenuhnya berada di luar arena.
Pada Februari lalu, di ONE Fight Night 7, ia mendesak Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Submission Grappling Danielle Kelly sampai batasannya dalam aksi submission grappling cepat nan keras.
Sementara ia akhirnya harus tunduk pada keputusan juri yang memihak superstar BJJ itu, “Zombie” berkata bahwa bertanding di submission grappling – dan berbulan-bulan latihan terfokus yang dijalaninya – meningkatkan permainan ground-nya yang memang sudah mendunia itu.
Ia menambahkan:
“Sebelum laga grappling itu terkonfirmasi dengan Kelly, ada banyak teknik yang belum familiar untuk saya, terutama berbagai submission unik dalam grappling. Banyak petarung MMA itu tidak familiar dengan teknik-teknik ini.”
“Saya yakin saya telah mengembangkan kemampuan untuk mengenali gerakan seperti itu dan cara membalasnya, bahkan jika saya tak dapat mengeksekusi itu sendiri.”
“Waktu persiapan untuk laga grappling itu berlangsung tiga bulan, dan sepanjang itu, saya memiliki kesempatan untuk mempelajari cara menggunakan kemampuan saya untuk menyerang para grappler.”
“Sementara saya berpikir beradu grappling dengan grappler dapat menjadi sangat menantang jika anda tak memiliki pengalaman yang dibutuhkan, saya yakin pendekatan saya menjadi jauh lebih jelas.”