Kevin Belingon Lengserkan Bibiano Fernandes, Jadi Juara Dunia Tak Terbantahkan
Atlet Team Lakay Kevin “The Silencer” Belingon menghabiskan tiga tahun terakhir dengan hanya memikirkan satu hal – untuk kembali ke dalam arena dan mengalahkan Bibiano “The Flash” Fernandes.
Pada hari Jumat, 9 November, ia akhirnya mencapai tujuannya dan melengserkan sang penguasa divisi bantamweight itu.
In a back-and-forth five-round tilt, Kevin Belingon outduels longtime ONE bantamweight king Bibiano Fernandes!Watch the full event LIVE & FREE on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast
Posted by ONE Championship on Friday, November 9, 2018
Setelah lima ronde menegangkan melawan pria asal Brasil itu di laga utama ONE: HEART OF THE LION, pria Filipina berusia 31 tahun itu meraih kemenangan melalui keputusan terbelah (split decision) dan merebut gelar Juara Dunia ONE Bantamweight tak terbantahkan.
“Bibiano adalah lawan yang sangat kuat. Saya benar-benar mengalami kesulitan besar untuk mengalahkannya malam ini,” katanya dalam wawancara seusai laga.
“Saya sangat menghormatinya, dan adalah sebuah kehormatan untuk melawan petarung yang sangat kuat. Saya mengetahui Bibiano itu sangat kuat, namun saya kira saya layak menerima kemenangan ini.”
“Game plan awalnya adalah untuk mencetak KO atas dirinya. Kami melihat [kelemahan] dalam laganya sebelum ini. Saya tetap menyerang semampu saya, namun ia memiliki pertahanan bagus.”
Sejak awal laga ini, “The Silencer” berada di posisi menyerang, dengan beberapa rangkaian teknik andalannya, spinning back kick, ke arah tengah tubuh Fernandes.
Strateginya adalah untuk menyerang tubuh pria Brasil berusia 38 tahun itu sesering mungkin dan mengurangi kekuatan teknik grappling kelas dunianya, yang menjadi permasalahan bagi warga Ifugao, Filipina itu dalam pertemuan pertama mereka di bulan Januari 2016.
Fernandes jelas tak akan meninggalkan arena tanpa menampilkan kemampuan Brazilian Jiu-Jitsu elitenya, dimana ia beberapa kali berhasil menyeret rivalnya itu ke atas kanvas.
Perbedaannya kali ini adalah bahwa pejuang dari Team Lakay itu menampilkan pertahanan yang lebih baik dan mampu lolos dari serangan “The Flash” melalui berbagai gerakan scramble.
Belingon bahkan lolos dari percobaan kuncian armbar yang dalam dan beralih ke atas lawannya pada akhir ronde kedua. Dari posisi dominan tersebut, ia melepaskan tekanan besar ke arah Fernandes.
Keadaan nampak melambat dalam stanza ketiga, saat kedua seniman bela diri itu menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Tetapi, atlet Brasil itu mampu unggul dari serangan Belingon dengan membawa aksi itu ke atas kanvas, dimana ia segera meraih posisi full mount. Namun, “The Silencer” mempu bertahan dengan baik dan kembali melakukan scramble untuk berdiri.
Dalam ronde-ronde kejuaraan, Fernandes mencoba membawa aksi ke atas kanvas sekali lagi, namun penantangnya terlalu licin. Lalu, ia kembali mencetak knockdown dengan pukulan straight kanan setelah sebuah tendangan yang tertangkap – walau ia tak mampu menyelesaikannya.
Pada lima menit terakhir kontes ini, Belingon menyerang “The Flash” dengan rangkaian kombinasi tinju, tendangan memutar, serta pukulan jab yang masuk dengan tepat.
Setelah 25 menit berlalu, para juri memberi keputusan terbelah (split decision) bagi kemenangan “The Silencer.”
Kemenangan besar bagi Belingon ini mengakhiri kejayaan Fernandes selama lima tahun sebagai Juara Dunia ONE Bantamweight.
Sebagai tambahan, atlet Filipina itu membawa catatan rekornya menjadi 20-5 dan mencetak rekor baru untuk rangkaian kemenangan terbanyak dalam sejarah bantamweight ONE dengan angka 11. Itu juga menyamai rekor Amir Khan untuk kemenangan terbanyak bersama “The Home Of Martial Arts.”