Kim Jae Woong: Tak Masalah Jika Harus Lawan Le Atau Tonon
Para penggemar mengetahui bahwa sebuah KO dapat terjadi saat “The Fighting God” Kim Jae Woong dan Martin “The Situ-Asian” Nguyen beradu di dalam Circle, namun penyelesaian ronde pertama atlet Korea Selatan ini atas Nguyen masih menjadi sebuah kejutan besar.
Sementara keduanya melayangkan pukulan keras di ajang ONE: REVOLUTION pada Jumat, 24 September lalu, adalah Kim yang menemukan sasarannya. Ia menjatuhkan mantan Juara Dunia dua divisi ONE ini dengan pukulan kanan keras sebelum memastikan kemenangan via ground-and-pound.
Setelah berbulan-bulan menunggu laga ini, hal itu menjadi momen melegakan dan menggembirakan bagi “The Fighting God,” yang masih terbawa oleh kemenangan terbesarnya itu.
“Setelah laga kedua kami dibatalkan, saya sebenarnya sangat sedih dan merasa depresi. Itu adalah waktu yang sangat sulit bagi saya,” katanya.
“Bahkan satu hari sebelum laga, saya masih takut dan khawatir bahwa laga ini mungkin akan dibatalkan [pada] menit terakhir. Secara mengejutkan, saat saya terbangun [pada] hari pertandingan, saya sangat bersemangat. Semangat saya terbakar dan saya siap maju.”
“Itu adalah momen yang sangat spesial bagi saya, dan hasilnya bagus. Saya sangat senang, dan semangat saya membara.”
Kemenangan KO ini akan menjadi sorotan dalam waktu yang cukup lama. Kim menunggu “The Situ-Asian” untuk menyerang dan membalas dengan pukulan kanan pendek yang menjatuhkan bintang Vietnam-Australia itu ke atas kanvas.
Pada akhirnya, atlet Korea Selatan ini memuji pelatihan cerdas yang ia jalani – daripada pemikiran cepatnya – untuk serangan penghenti laga tersebut. Ia menanamkan serangan balasan itu ke dalam ingatan ototnya melalui berbagai latihan yang berulang, mengetahui bahwa akan ada kesempatan untuk melepaskannya dalam laga.
“Saya sebenarnya banyak melatih reaksi dan penempatan waktu saya, maka kapan pun saya melihat pundak kiri lawan saya bergerak, saya berlatih sangat keras demi memastikan tubuh saya membalas secara otomatis,” kata Kim.
“Saya hanya melihat pundak kiri Martin bergerak dan saya bahkan tidak mengincar KO tersebut. Tubuh saya hanya bergerak secara otomatis. Saat saya melihat tubuhnya terjatuh, saya hanya berpikir, ‘Oh, saya harus menyelesaikan ini,’ dan itulah yang terjadi.”
Kemenangan empatik ini tak hanya mematahkan mantan penguasa dan penantang teratas divisi featherweight itu, tetapi juga memberi perwakilan Extreme Combat dan Top Gym BF kesempatan memasuki laga Kejuaraan Dunia ONE Featherweight.
Kesempatan itu akan tiba melawan sang penguasa Thanh Le atau penantang teratas Garry “The Lion Killer” Tonon, yang akan berlaga demi sabuk emas pada ajang ONE X, 5 Desember nanti.
Chairman dan CEO ONE Chatri Sityodtong secara resmi mengumumkan bahwa kemenangan Kim di ONE: REVOLUTION berarti ia akan menantang pemenang dari laga Kejuaraan Dunia itu.
- Malykhin ‘Bersyukur’ Raih Laga Perebutan Gelar Heavyweight
- Perubahan Dalam Divisi Lightweight Setelah Laga Ok-Lee
- 5 Pelajaran Penting Dari ONE: REVOLUTION
Tak dijelaskan apakah “The Fighting God” akan sabar menunggu kesempatan tersebut atau apakah ia akan tetap berkompetisi untuk sementara waktu. Apa pun itu, ia nampak terfokus untuk memastikan bahwa dirinya siap sepenuhnya untuk melawan salah satu dari kedua superstar itu.
“Yang berikutnya bagi saya adalah Thanh Le, karena Thanh Le adalah sang juara saat ini. Namun tak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi [dalam laga melawan Tonon], maka jika Tonon memenangkan laga itu, saya akan siap [untuk dirinya juga],” kata Kim.
“Saya meyakini bahwa saya layak mendapatkan perebutan gelar berikutnya, karena Martin Nguyen adalah seorang legenda. Ia memiliki berbagai rekor di ONE Championship, dan ia juga [sempat] menjadi Juara Dunia dua divisi di sini. Tak ada yang mencetak KO Martin Nguyen seperti itu pada ronde pertama, hanya saya.”
“Saya yakin bahwa saya jelas menjadi penantang berikutnya.”
Terkait kemungkinan laga melawan pencetak KO Le dan grappler lihai Tonon, “The Fighting God” berada di tengah dan tak dapat memilih seorang pemenang.
Namun, ia meyakini bahwa penampilannya telah membuktikan bahwa seorang kuda hitam jelas dapat berjaya.
“Saya tak dapat memberi prediksi, karena saya meyakini bahwa tiap laga itu 50-50. Semua orang memiliki kesempatan 50 persen, karena itu adalah sebuah laga,” tegas Kim.
“Saya mengetahui bahwa sebelum laga saya melawan Martin, banyak orang mengira bahwa Martin akan menang. Namun saya tak meyakini itu karena saya sendiri mengira bahwa diri saya memiliki kesempatan 50 persen untuk mengalahkannya. Itu sama seperti Garry Tonon versus Thanh Le.”
Apa pun hasil dari laga di ONE X itu, “The Fighting God” meyakini dirinya memiliki kemampuan untuk mengalahkan sang pemenang.
Mantan petinju ini sempat berlatih di Team Alpha Male yang terkenal di California, Amerika Serikat, jelang ajang ONE: REVOLUTION. Pengalaman itu, bersama dengan kemenangan KO terbarunya, telah memberi dirinya lebih banyak keyakinan pada kemampuannya untuk menyingkirkan atlet terbaik dalam divisinya.
“[Team Alpha Male] memiliki banyak petarung hebat di luar sana, banyak Juara Dunia dari organisasi yang berbeda. Dengan berlatih dan sparing bersama mereka, itu memberi saya keyakinan yang sangat tinggi bahwa saya juga salah satu yang terbaik,” tambah Kim.
“Satu hal yang dapat saya katakan adalah, siapa pun yang memenangkan laga [antara Le dan Tonon] itu, saya akan siap untuk keduanya. Tak satu pun yang akan menjadi permasalahan.”
Baca juga: Rangkaian Foto Terbaik Dari ONE: REVOLUTION