‘Lebih Banyak Tantangan Dan Ambisi’ – Ayaka Miura Termotivasi Untuk Debut Atomweight Kontra Itsuki Hirata
Turun ke divisi atomweight memang menjadi sesuatu yang tak terduga bagi Ayaka “Zombie” Miura, tapi grappler sensasional Jepang itu kini sangat ingin memberi kesan pertama yang kuat dalam divisi keduanya itu.
Miura turun dari strawweight untuk menghadapi kompatriotnya Itsuki “Android 18” Hirata di ONE 165: Superlek vs. Takeru pada Minggu, 28 Januari, dan ia tak sabar menguji kemampuannya dalam divisi yang baru ini di Ariake Arena, Tokyo, Jepang.
Sementara ia awalnya tak yakin dengan perubahan itu, “Zombie” mendapatkan kepercayaan diri dari tim pelatihnya di Tribe Tokyo MMA saat ia menguji kemampuannya di kelas 115 pound.
Mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Women’s Strawweight MMA ini berbicara pada onefc.com/id jelang derbi antar petarung Jepang di tanah kelahirannya itu:
“Saya sangat terkejut saat mendapatkan tawaran bertarung di atomweight, tapi saya berbicara pada mentor saya, Mr. [Ryo] Chonan, dan juga pelatih saya, Mr. [Toshiyuki] Horie, tentang apakah saya dapat bertarung atau tidak dalam divisi ini, dan mereka berkata saya bisa.”
“Ini membuat saya merasa sangat yakin. Saya yakin pada kemmapuan saya dan [masukan dari] para mentor dan teman saya. Dan saya kira saya bisa menang. Itulah mengapa saya menerima tawaran itu.”
“Ini tergantung pada kondisi saya, terkait apakah saya berencana lanjut bertarung di atomweight, tapi sekarang, saya berada dalam kondisi yang hebat.”
Ada banyak ekspektasi yang dipikul Miura dalam laga perdananya di divisi yang lebih ringan ini, tetapi jika itu berjalan dengan baik, ia merasa senang melihat lawan-lawan baru yang dapat ia hadapi.
Kesempatan untuk meraih sabuk emas di atomweight juga menjadi salah satu faktor, walau ia mengakui bahwa potensi laga ulang dengan ratu strawweight MMA “The Panda” Xiong Jing Nan membuatnya paling bersemangat.
Petarung berusia 33 tahun ini menjelaskan:
“Saya mungkin mengejar untuk menjadi Juara Dunia dua divisi, tetapi sejujurnya, tujuan utama saya masih untuk mengalahkan Xiong Jing Nan, seperti yang selalu ada. Maka, saya akan selalu menjadikan itu prioritas saya.”
“Tapi saya mendapat tawaran berkompetisi di atomweight dan saya menemukan kemungkinan baru untuk berlaga dalam dua divisi. Kini saya tahu ada lebih banyak tantangan dan ambisi bagi saya, maka saya sangat mengapresiasi kesempatan ini.”
“Tujuan saya adalah menjadi Juara Dunia, dan itu belum menjadi kenyataan. Sampai saya meraih tujuan ini, saya akan terus melakukannya. Saya tak dapat menghentikan ini sampai saya mewujudkan impian saya.”
Ayaka Miura Pertanyakan Fokus Itsuki Hirata Dalam Bertarung
Ayaka Miura menghormati kemampuan Itsuki Hirata, tapi ia tak mengetahui apakah rival berikutnya ini memiliki kemauan yang sama.
Hirata yang masih berusia 24 tahun bekerja sebagai model di samping karier seni bela dirinya – sesuatu yang membantu popularitasnya meledak – dan Miura melihat ini dapat mengalihkan fokus lawannya itu dari bertarung.
Di sisinya, “Zombie” bukanlah sosok fashionista yang sama, dan ia merasa bahwa dedikasinya dalam latihan itu dapat memberinya keunggulan di dalam ring:
“Saya kira [Hirata] memasuki dunia seni bela diri karena ia memiliki potensi dan menarik perhatian. Maka, saya kira ia sangat berbakat, tapi saya tak tahu seberapa serius dirinya dalam menjadi petarung atau seberapa besar ia suka melakukannya.”
“Saya merasa saya lebih baik dari dirinya dalam hal ini. Saya telah melakukannya dalam waktu yang sangat lama di bawah kondisi yang luar biasa berat di Tribe Tokyo MMA. saya mampu mencapai sejauh ini dari nol, dimana tak ada sorotan pada saya sama sekali.”
“Saya kira saya punya lebih banyak keberanian. Itulah yang saya rasakan. Saya selalu bertahan untuk tetap bertarung, terlepas dari seberapa banyaknya saya terjatuh. Saya disebut ‘Zombie,’ maka dalam hal itu, saya kira saya lebih baik dari siapa pun, tak hanya Hirata.”
Dengan kemampuan dan durabilitas yang selalu teruji di bawah bimbingan pelatih Ryo Chonan dari sasananya di Tokyo, Miura akan memasuki ONE 165 dengan keyakinan penuh dalam kemampuannya meraih kemenangan.
Tentu, kuncian andalan “Ayaka Lock” miliknya – teknik submission via scarf-hold Americana yang dipakai untuk meraih lima kemenangannya di ONE – akan selalu menjadi ancaman terbesar, tetapi “Zombie” juga siap untuk menghadapi apa pun.
Ia menambahkan:
“Saya banyak ditanya tentang ‘Ayaka Lock.’ Teknik submission ini selalu berguna, tetapi yang saya katakan setiap kali adalah bahwa saya memiliki lebih banyak teknik dari sekadar itu saja. Ini tak seperti ‘Ayaka Lock’ saja yang menjadi keyakinan saya.”
“Saya melewati latihan berat di Tribe Tokyo MMA, dan saya melakukannya lebih daripada semua orang. Itulah asal muasal dari kepercayaan diri saya.”