Lerdsila Ingin Hadapi Ilias Ennahachi Setelah Kemenangan TKO Di ONE: DREAMS OF GOLD
Lerdsila Phuket Top Team percaya bahwa empat kemenangan beruntunnya di dalam ONE Super Series cukup untuk sebuah perebutan gelar Juara Dunia.
Jumat lalu, tanggal 16 Agustus, legenda asal Thailand ini mencetak kemenangan ke-190 dalam karir profesionalnya melalui TKO pada ronde kedua dalam laga Muay Thai divisi flyweight melawan Savvas “The Baby Face Killer” Michael di ajang ONE: DREAMS OF GOLD.
Juara Dunia Muay Thai delapan kali berusia 38 tahun ini segera menampilkan kemampuannya di ronde pertama, saat ia membalas serangan lawannya dengan tendangan, sapuan dan dorongan – atau dump, tetapi ia akan menyimpan serangan penentunya sampai menit-menit awal ronde kedua.
Muay Thai legend Lerdsila takes home a TKO victory over Savvas Michael!
Muay Thai legend Lerdsila takes home a TKO victory over Savvas Michael!📺: Check local listings for global broadcast details📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp
Posted by ONE Championship on Friday, August 16, 2019
Ia menangkap kaki kanan Savvas dan menjatuhkannya dengan keras ke atas kanvas dengan sebuah ‘dump’ yang membuat tangan kiri atlet asal Siprus ini cedera dan tak dapat melanjutkan pertandingan.
Walau menyesali bagaimana cara kontes ini berakhir, Lerdsila tetap merasa gembira setelah meraih kemenangan ini dan mempertahankan rekor sempurnanya di dalam “The Home Of Martial Arts” – terutama setelah kesulitan yang harus ia alami selama masa persiapan.
Setelah aksi di Impact Arena, Bangkok berakhir, ia berbagi tentang perjuangan yang harus ia lalui untuk masuk ke dalam Circle untuk bertanding, kebanggaannya untuk kembali berlaga di Thailand setelah beberapa tahun, serta siapa yang ingin ia hadapi nanti.
ONE Championship: Bagaimana perasaan anda saat akan berlaga?
Lerdsila Phuket Top Team: Saya sebenarnya mengalami cedera sebelum pertandingan. Otot kaki saya tertarik saat berlatih dengan pad dan saya tidak dapat berlatih selama hampir dua minggu. Yang dapat saya lakukan adalah naik sepeda dan berenang.
Dokter mengatakan bahwa saya harus beristirahat selama tiga bulan, dimana pemilik gym saya ingin saya mundur [dari pertandingan], tetapi sudah ada banyak sekali promosi di belakang [laga ini], dan saya telah berlatih sangat keras.
Saya tidak ingin mundur, maka saya memutuskan untuk bertanding. Saya tidak dapat berlari untuk [menurunkan] berat badan, saya hanya mengurangi makan.
ONE: Bagaimana cedera anda berpengaruh pada pendekatan saat dimulainya laga?
LPTT: Saya dapat merasakan kaki saya sakit pada ronde pertama, tetapi saya hanya harus menahannya dan bergerak maju.
Saya segera melihat bagaimana ia bergerak lebih lambat dari saya, saya sangat cepat. Dari situ, keyakinan diri saya pun bertambah.
ONE: Bagaimana perasaan anda setelah ronde kedua dimulai?
LPTT: Memasuki ronde kedua, saya merasa sangat yakin, tetapi masih sedikit khawatir tentang kaki saya.
Saya mengatakan pada diri saya sendiri, ‘Hanya enam menit lagi!’ maka saya hanya terfokus untuk mendorong diri saya lebih lagi.
ONE: Bagaimana anda melancarkan kombinasi yang menghasilkan TKO ini?
LPTT: Saya menyarangkan hook kanan saat ia akan menyerang dengan lututnya. Pukulan tersebut kena. Lalu saya meraih kakinya dan menjatuhkannya.
Saya mengetahui bahwa hook tersebut menyakitinya, karena saya merasakan ia sedikit kehilangan kontrol. Saat saya menjatuhkannya, ia menjulurkan tangan keluar dan salah mendarat.
Saya tidak mengetahui apa yang terjadi setelah itu, tetapi ia membutuhkan waktu cukup lama untuk bangkit. Saya melihat ada masalah dengan sikunya. Setelah itu, wasit menghentikan pertandingan.
ONE: Apa perasaan anda terkait kemenangan ini?
LPTT: Saya sangat senang dapat menang. Saya suka berkompetisi, dan saya sangat berbahagia dapat menampilkan kemampuan saya – terlepas dari hasilnya.
Tiap pertandingan itu penting bagi saya. Saya bekerja dan berusaha sangat keras saat berlatih dan bersiap masuk ke dalam kompetisi. Adalah sebuah perasaan yang baik untuk dapat menggunakan semua [hasil latihan] dengan baik.
Saya merasa sedih akan apa yang terjadi pada lengan [Savvas] Michael. Saya tidak menyangka hal itu akan terjadi. Ia mungkin harus beristirahat selama tiga bulan, paling tidak, dimana saya merasa sedih untuk itu.
ONE: Apa artinya bagi anda untuk kembali bertanding di Thailand setelah sekian lama?
LPTT: Kembali bertanding di Thailand, di depan penonton Thailand, sangat membanggakan bagi saya.
ONE: Apa langkah selanjutnya untuk anda?
LPTT: Saya ingin berlaga untuk merebut gelar Juara Dunia bersama ONE Championship.
Saya lebih memilih gelar Juara Dunia kickboxing, dan melawan sang Juara Dunia baru, Ilias Ennahachi. Rodtang Jitmuangnon adalah Juara Dunia Muay Thai dalam divisi saya, dan saya tidak ingin berlaga menghadapi seorang atlet Thailand untuk gelar Juara Dunia.
Saya banyak bertanding [dalam laga] kickboxing di Cina, dan merasa sangat kompeten dalam disiplin ini. Gaya saya juga sesuai dengan kickboxing.
Saya rasa saya memiliki apa yang dibutuhkan untuk mengalahkan Ilias Ennahachi.