Lito Adiwang Bicara Tentang Hexigetu, Brooks Dan Team Lakay

Hiroba Minowa Lito Adiwang Inside The Matrix 3 6

Lito “Thunder Kid” Adiwang nampak akan berusaha meraih kebangkitan kembali dalam divisi strawweight bela diri campuran di ONE Championship. 

Setelah kekalahan perdana dalam laga promosionalnya akhir tahun lalu, pria Filipina ini bangkit dengan mencetak kemenangan KO satu pukulan atas dinamo Jepang Namiki Kawahara Januari lalu.

Berikutnya, bintang Team Lakay ini akan berjuang demi kemenangan kedua beruntun saat ia menghadapi “Wolf of the Grasslands” Hexigetu di ONE: REVOLUTION pada Jumat, 24 September nanti.  

Jelang kartu pertandingan besar itu, “Thunder Kid” menjabarkan laga khasnya dengan Hexigetu, sebuah pertandingan yang awalnya dipersiapkan melawan Jarred “The Monkey God” Brooks, rencananya di masa depan dan masih banyak lagi.

ONE Championship: Di ONE: REVOLUTION, anda menghadapi Hexigetu yang memenangkan tiga laga terakhirnya. Bagaimana anda mengukur lawan anda? 

Lito Adiwang: Saya menonton laga-laga sebelumnya, dan ia tak dapat ditebak. Saya kira itu tergantung dengan lawannya.

Kemampuan gulat dan takedown miliknya sangat bagus. Pengendaliannya [di ground] juga bagus. Saya melihat tiga hal ini: teknik gulatnya, ground control, dan cara ia menahan diri. Saya kira itulah hal-hal yang harus saya periksa dan temukan jawabannya.

Sebagai contoh, dalam laga terakhirnya melawan Dejdamrong [Sor Amnuaysirichoke], ia sangat menahan diri. Namun jika ia merasa dirinya dapat mengatasi lawan, ia akan menekan.

Sejujurnya, saya kira akan lebih sulit untuk menghadapi lawan yang selalu bertahan. Saya lebih yakin dan siap melawan seseorang yang akan berada tepat di wajah saya dan beradu serangan dengan saya.

ONE: Karena itu, bagaimana anda menangani lawan yang tak terlalu ingin beradu serangan? 

LA: Saya mencoba melihatnya sebagai sebuah teka-teki. Kami mempersiapkan sebuah game plan agar kami tak merasa frustrasi jika ia memutuskan untuk melarikan diri dari pertemuan kami. Hal terpenting untuk dilakukan adalah untuk tetap terfokus dan terkunci – tetap terfokus dan tidak terseret ke permainannya. 

Inilah dimana kami melihat ke belakang dan mengambil hal positif dari kekalahan atas Hiroba [Minowa]. Melihat kembali laga itu, Saya kira mereka sedikit mirip. Saya terlalu terburu-buru untuk menghentikannya, sampai pada titik dimana saya melakukan kesalahan tiap kali saya berusaha masuk.

Itu selalu berakhir melalui takedown dari dirinya. Maka, itulah satu hal positif yang ada dari laga tersebut. Itu sedikit banyak mempersiapkan saya untuk laga ini.

ONE: Tetapi, bagaimana jika ia memutuskan untuk bertukar serangan dalam jarak dekat?

LA: Itu akan menjadi langkah yang salah bagi dirinya.

ONE: Apa rencana anda untuk mengalahkan Hexigetu? 

LA: Saya kira ia akan berkeliling arena, sedikit menyerang dan menerjang [untuk sebuah takedown], namun saya telah mempersiapkan sesuatu untuk menghentikan dirinya. Namun, jika ia ingin beradu serangan dengan saya, itu akan jauh lebih baik bagi saya. Itu berarti bahwa saya memiliki kesempatan yang lebih bagus untuk menghentikannya dengan striking atau submission.

ONE: Sebelum ini, anda dijadwalkan melawan Jarred Brooks pada April lalu. Banyak orang menganggapnya atlet strawweight terbaik di luar ONE. Apakah anda merasa frustrasi bahwa laga itu tak terjadi?

LA: Mungkin sedikit kecewa. Namun saat ini, saya menggunakan pembatalan itu sebagai motivasi untuk terus meraih kemenangan. Maka, saya ingin bertemu dirinya kembali di masa depan. 

Terakhir kali, saya menjalani persiapan pendek, maka kami hanya terfokus pada kekuatan dan kelemahannya, dan saya melihat berbagai cara untuk mendominasi dirinya. Saya kira game plan miliknya adalah untuk menyeret turun, mencoba mengendalikan saya di ground dan meraih submission itu. Maka, rencananya adalah untuk mencoba dan mengejutkan dirinya dengan submission saya di ground. 

ONE: Apakah anda melihat bahwa keberuntungan ada bersama Jarred karena laga itu dibatalkan?

LA: Sejujurnya, saya tak dapat berkata bahwa ia beruntung. Ia adalah lawan yang kuat, dan tentu dalam pikirannya ia mengetahui dirinya dapat mengalahkan saya, 100 persen. Saya kira sayalah kuda hitam dalam laga itu. Saya hanya berdoa bahwa saya dapat bertemu dirinya sekali lagi di masa depan agar kami dapat mengakhiri itu.

ONE: Berbicara tentang siapa yang ingin anda hadapi, anda sebelumnya menyebutkan bahwa anda menginginkan laga ulang melawan Minowa atau menjalani laga impian bersama Rodtang Jitmuangnon di ONE Super Series. Apakah seluruh laga itu masih ada dalam pikiran anda? 

LA: Tentunya. Bahkan setelah laga, saya sudah meminta [Minowa] untuk sebuah laga ulang. Ia memiliki berbagai alasan, bahwa saya harus membuktikan diri dan yang lainnya.

Saya mengerti, saya harus membuktikan diri dan kembali memasuki jajaran peringkat lima besar. Saat saya berada di sana, saya yakin ia tak dapat menghindar. Jika saya mulai menang dan merangkak naik menuju puncak, ia tak akan dapat melarikan diri.

Terkait Rodtang, ia masih berada dalam radar saya. Saya tak berencana menantang semua orang dan tidak melanjutkan itu. Saya mengatakan ini karena saya ingin itu terjadi. Saat ini, saya terfokus pada Hexigetu karena ialah yang ada di hadapan saya. Namun di masa depan, tentunya, saya ingin menguji diri saya melawannya. Itu masih sebuah laga yang ingin saya kejar.

Saya ingin membuktikan pada banyak orang bahwa ambisi anda akan tetap menjadi ambisi jika anda tak berusaha. Jika anda ingin bermimpi besar, anda harus mewujudkannya.

ONE: Menimbang bahwa anda seharusnya melawan Jarred Brooks, dan menginginkan nama besar seperti Rodtang dan Minowa, apakah anda merasa laga kontra Hexigetu menjadi langkah mundur bagi anda? 

LA: Saya tidak mengira bahwa ini adalah sebuah langkah mundur bagi saya. Saya menghormati seluruh lawan saya, maka terlepas dari dirinya berada dalam jajaran lima besar atau tidak, fakta bahwa ia ada di hadapan saya [hanya berarti] bahwa saya mengetahui ia akan melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk mengalahkan saya. Bagi saya, itu semua sama.

Mari kita lihat dirinya sudah mencapai tingkatan apa saat ini.

Mark Sangiao coaches Lito Adiwang during his MMA fight

ONE: Terakhir kali Team Lakay menghadapi seseorang dari Tiongkok, Eduard Folayang harus mengakui kekalahan dari Zhang Lipeng. Apakah anda merasa bahwa inilah laga yang wajib anda menangkan demi menebus kekalahan Folayang dari rekan senegara Hexigetu? 

LA: Betul, ini adalah penebusan bagi saya dan tim saya. Di sisi saya, sulit untuk melihat seseorang yang saya jadikan panutan – pionir kami Eduard – kalah melawan Zhang Lipeng. Kini, saya menghadapi Hexigetu, dan mereka berasal dari negara yang sama. Saya harus melakukan bagian saya dan mendapatkan sebuah kemenangan bagi saya dan tim saya. 

ONE: Rekan berlatih anda juga berlaga dalam kartu ini, Joshua Pacio, yang mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Strawweight melawan Yosuke Saruta dalam sebuah laga trilogi. Seberapa besar anda mengira bahwa keduanya telah berkembang sejak terakhir kali mereka berhadapan? 

LA: Saya kira Saruta telah berkembang. Namun, Joshua itu jauh lebih baik. Ia telah berkembang pesat, terutama dengan kekuatan, penempatan dan sisi teknisnya. Saya dapat berkata bahwa ia adalah petarung yang lengkap saat ini. Ia jelas berada dalam tingkatan Juara Dunia.

ONE: Apakah anda mengira ada tekanan tersendiri dalam diri Joshua, karena ia adalah Juara Dunia Filipino yang terakhir? 

LA: Saya kira Joshua menggunakannya dengan cara yang positif. Terakhir kali kami berbincang, ia tak tertekan. Ia termotivasi untuk menang. Ia ingin menang.

ONE: Bagaimana anda melihat laga itu akan berakhir?

LA: Saya kira ini akan menjadi sangat mirip dengan laga kedua mereka. Saat Saruta melakukan kesalahan, ia akan tertidur.

Baca juga: 5 Video Yang Buktikan Anatoly Malykhin Adalah Atlet ONE Terlucu

Selengkapnya di Berita

77942
250220 DOH ONE171 Article_Banner 1200x800px
75289
DC 7978
2120
73127
AnatolyMalykhin ReugReugOumarKane Faceoff 1920X1280
Yodlekpet ONE Friday Fights 85
Yodlekpet Or Atchariya Komawut FA Group ONE Friday Fights 68 46
ChristianLee AlibegRasulov 1200X800
Kade Ruotolo Blake Cooper ONE 167 72
Muangthai and Kongsuk