Michelle Nicolini: Xiong Tak Dapat Atasi Permainan Ground Saya
Setelah menguasai dunia Brazilian Jiu-Jitsu sebagai salah satu kompetitor paling berprestasi dalam sejarah, Michelle Nicolini siap merebut sabuk Juara Dunia dalam seni bela diri campuran.
Penantang peringkat kedua divisi strawweight wanita ini akan menghadapi Juara Dunia ONE Women’s Strawweight “The Panda” Xiong Jing Nan dalam laga utama ONE: EMPOWER pada Jumat, 28 Mei, dimana ia meyakini kemampuan menyeluruhnya memang cukup kuat untuk merebut sabuk ini.
“Jelas, inilah momen terbaik saya. Saya telah berlatih sangat keras – tak hanya untuk laga ini, tetapi sejak pertandingan terakhir saya,” kata Nicolini.
“Saya dan tim saya telah bekerjasama untuk melakukan apa yang harus saya lakukan, maka saya kira saya berada dalam kondisi dan pemikiran terbaik saya.”
Nicolini, seorang Juara Dunia BJJ 13 kali, mencetak debut dalam seni bela diri campuran 10 tahun yang lalu dan merangkum catatan rekor impresif 4-1 sejak bergabung bersama ONE Championship.
Kemenangan terakhirnya diraih dalam laga divisi strawweight wanita melawan Juara Dunia ONE Women’s Atomweight “Unstoppable” Angela Lee di ONE: MASTERS OF DESTINY.
Kemampuan grappling Nicolini nampak tak terkalahkan malam itu, saat ia mengungguli Lee selama tiga ronde penuh. Dan walau ia sangat menghormati Xiong, atlet Brasil ini meyakini bahwa laga perebutan gelar Juara Dunia mereka di Singapore Indoor Stadium akan berakhir dengan cara yang sama.
“Ia telah sering mempertahankan gelarnya, maka saya memiliki respek yang besar bagi dirinya,” kata Nicolini tentang superstar Tiongkok itu.
“Yang menjadi perbedaan kali ini adalah bahwa ia menghadapi [Juara Dunia IBJJF] delapan kali. Ia telah menjalani beberapa laga yang bagus, tetapi ia belum pernah menghadapi seseorang seperti saya.”
“Saya kira mungkin dirinya memiliki permainan ground yang bagus, tetapi saya telah berlatih [BJJ selama 20 tahun]. Saya tak merasa bahwa ia akan dapat mengatasi permainan saya. Ia akan melakukan yang terbaik dan saya juga melakukannya sebaik mungkin — namun saya sangat yakin bahwa yang terbaik dari saya masih lebih baik dari dirinya.”
- Xiong Ubah ‘Rasa Takut Jadi Motivasi’ Jelang Laga Kontra Nicolini
- Cara Menonton ONE: EMPOWER, Tanggal 28 Mei
- Anissa Meksen Prediksi ‘Laga Liar’ Melawan Martine Michieletto
Tentunya, perwakilan Vila Da Luta ini juga mengetahui bahwa tak akan mudah untuk mengalahkan sang Juara Dunia asal Tiongkok itu.
“The Panda” adalah pencetak KO yang ditakuti, dengan empat dari enam kemenangannya bersama ONE Championship diraih melalui teknik striking. Berdasarkan itu, sang penantang bekerja keras untuk merancang sebuah rencana yang akan mementahkan arsenal kuat dari Xiong itu.
“Anda harus memastikan bahwa anda tak terseret dan tertangkap oleh striking-nya, dan kami telah banyak berlatih untuk menghindari pukulan,” kata Nicolini.
“Semua orang mengetahui bahwa saya akan membawa laga ini ke ground, maka kami memiliki beberapa strategi untuk itu dan cara untuk menghindarkan saya dari bahaya.”
“Supaya ia dapat menjatuhkan saya, ia harus mendekat untuk menyarangkan pukulan, maka ia sebaiknya memiliki pertahanan gulat yang bagus – karena jika saya mendapatkan kesempatan, saya akan mencengkeramnya, menyeretnya ke bawah, dan menyelesaikannya.”
Karena Nicolini akan mengincar submission dan Xiong akan ingin mencetak KO, laga ini dapat sangat bergantung pada adu gulat dan clinch, karena tiap petarung ingin meraih posisi dominan.
Ini adalah sebuah laga yang dapat berakhir baik bagi siapa pun yang dapat mengimplementasikan taktik mereka dan memberi kesempatan terbesar untuk meraih kemenangan.
Nicolini jelas memiliki pengalaman untuk tetap mempertahankan game plan-nya, namun ia juga meyakini bahwa semangatnya itu akan menjadi krusial saat situasi menjadi lebih sulit.
“Bagi dua orang yang sedang bertarung, mereka harus mendapatkan kontak [fisik], dan saat kontak itu terlaksana, apa pun dapat terjadi,” kata atlet Brasil ini.
“Saya mengerti bahwa kami berdua sangat kuat. Ia memiliki [kemampuan] terbaiknya, saya memiliki [kemampuan] terbaik saya, dan pada 28 Mei, kami akan melihat siapa yang lebih baik. Apa yang tak dapat ia hentikan adalah keinginan saya. Anda mengetahui bahwa seluruh dunia akan menyaksikan. Ini adalah motivasi terbesar — untuk menunjukkan dunia apa yang dapat saya lakukan.”
Sebagai faktor motivasi terakhir, Nicolini akan berlaga sebagai penghormatan atas mendiang ayahnya, yang meninggal dunia awal tahun ini.
Bintang Brasil ini memiliki keinginan yang sangat besar untuk membanggakannya, dan kenangannya itu akan mendorongnya melewati berbagai kesulitan yang menghadangnya.
“Saya kehilangan ayah saya sekitar dua bulan yang lalu, dan saya kira di mana pun ia berada, ia akan menyaksikan ini,” kata Nicolini.
“Setelah ayah saya meninggal dunia, laga perebutan gelar Juara Dunia ini membawa saya kembali. Daripada tinggal di rumah dan menangis karena ia tak bersama kami lagi, Saya hanya terfokus pada laga dan menjadi sangat termotivasi setelah itu.”
“Maka itu, pastinya sabuk ini memang untuk dirinya.”
Baca juga: Makna BJJ Bagi Para Praktisi Tersohor