‘Momen Penentu Saya’ – Enkh-Orgil Baatarkhuu Incar Peringkat Lima Besar Via Kemenangan Atas Artem Belakh
Petarung kuat asal Mongolia Enkh-Orgil Baatarkhuu akan ingin menjaga rekor sempurnanya di ONE dan meneruskan laju luar biasa itu dalam jajaran bantamweight MMA saat ia melawan penantang #4 Artem Belakh di ONE Fight Night 18.
Disiarkan pada Jumat, 12 Januari pada jam tayang utama A.S., atau Sabtu pagi, 13 Januari waktu Asia, laga yang sangat ditunggu antara sepasang kompetitor tergigih dalam divisi ini akan berlangsung di arena ikonik Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.
Itu adalah lokasi yang sama dimana Baatarkhuu meraih rekor 3-0 dengan dua penyelesaian luar biasa pada 2023, dimana ini memberinya kontrak enam digit yang diidamkan itu dan posisi di antara jajaran atlet utama ONE.
Saat ia kembali ke Bangkok untuk beradu dengan Belakh, petarung berusia 35 tahun ini akan melawan salah satu lawan paling berbahaya dalam kariernya sepanjang 12 laga profesional dan, yang terlebih penting lagi, meraih kesempatan merebut posisi #4 milik pria Rusia itu di jajaran bantamweight MMA.
Pria asal Khovd, Mongolia ini berbicara pada onefc.com/id tentang seberapa krusial laga berikut ini:
“Tentu, ini adalah laga yang sangat penting bagi saya. Jika saya memenangi laga ini, saya akan berada satu langkah lebih dekat untuk memasuki peringkat bantamweight MMA, yang menjadi tujuan utama saya. Maka, pada dasarnya, ini adalah momen penentu bagi saya.”
Jelas, pemenang ONE Road to Mongolia itu menghadapi tingkat kompetisi yang semakin sulit dalam organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini. Terbaru, ia mencetak submission atas petarung fenomenal Filipina berusia 21 tahun Jhanlo Mark Sangiao Agustus lalu.
Menyadari bahwa sebuah kemenangan atas Belakh dapat membawanya memasuki peringkat divisinya, Baatarkhuu berencana mengikuti kiat kesuksesan yang sama dan menjaga rangkaian kemenangan beruntun itu tetap hidup di ONE Fight Night 18.
Ia menambahkan:
“Saya selalu memberi 100 persen dalam tiap laga yang saya jalani dan tak pernah meremehkan siapa pun. Laga ini bukanlah sebuah pengecualian. Saya akan memberi seluruh kemampuan saya dan mencoba memasuki jajaran lima besar dalam peringkat itu.”
Enkh-Orgil Baatarkhuu Bedah Aksi Lawan Artem Belakh
Tentu, jika Enkh-Orgil Baatarkhuu menginginkan tempat dalam jajaran lima besar bantamweight MMA, ia harus terlebih dahulu melewati Artem Belakh dan kemampuan menyeluruh lawannya itu.
Dengan delapan penyelesaian dalam sembilan kemenangan di sepanjang kariernya, petarung berusia 27 tahun itu adalah pencetak penyelesaian kejam yang memberi tantangan tersendiri dalam gaya bertarung.
Satu tantangan yang paling menonjol adalah bahwa Belakh memiliki keunggulan tinggi badan hampir delapan sentimeter atas pria Mongolia itu.
Di sisi yang sama, Baatarkhuu melihat bahwa pemikiran teguhnya akan menjadi keunggulan itu:
“Terdapat perbedaan tinggi badan di antara kami. Ia memiliki lengan dan kaki yang lebih panjang dari saya, maka itu memberi keunggulan tegas dalam sebuah laga.”
“Dalam MMA profesional, garis di antara menang dan kalah itu sangat tipis, maka jelas bahwa ia akan mencoba menggunakan tiap keunggulan yang ia miliki.”
“Tetapi saya juga memiliki kekuatan saya sendiri – keteguhan hati dan determinasi. Saya yakin bahwa saya memiliki keteguhan mental dan kegigihan untuk mengatasi seluruh tantangan yang saya hadapi. Semua kualitas ini membedakan saya dengan lawan-lawan saya.”
Sementara banyak petarung mungkin cukup cepat memprediksi sebuah KO ronde pertama, perwakilan Team Tungaa ini membayangkan pertempuran keras pada 13 Januari waktu Asia nanti.
Karena semangat tak terpatahkan dan kecenderungan tiap petarung untuk beraksi keras, Baatarkhuu meyakini bahwa para penggemar global ONE dapat melihat laga yang sangat tipis.
Ia menambahkan:
“Saya tak mengira laga ini akan berakhir dengan mudah dan cepat. Sebaliknya, itu akan menjadi laga yang sangat intens dan tipis. Karena, kami berdua adalah petarung yang sangat berdeterminasi dan berkemampuan.”
“Siapa pun yang lebih siap secara mental dan fisik pada hari itu akan menang.”