Petchmorakot Ingin Buktikan Diri Pada Para Pembenci Dan Kejutkan Dunia
Petchmorakot Petchyindee Academy akan ingin meraih kemenangan untuk kedua kalinya di ajang ONE: MASTERS OF DESTINY.
Pria berusia 25 tahun ini akan mendapatkan kesempatan kedua untuk melengserkan raja kickboxing, Giorgio “The Doctor” Petrosyan, saat ia menghadapinya di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Pada hari Jumat, 12 Juli, pasangan ini akan tampil di laga utama, saat mereka kembali mempertaruhkan posisi kosong dalam babak semifinal ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix.
🔥 12 JULY IN KUALA LUMPUR! 🔥Giorgio Petrosyan and Petchmorakot REMATCH for a spot in the ONE Featherweight Kickboxing…
Posted by ONE Championship on Monday, June 17, 2019
Juara Dunia dua divisi Lumpinee Stadium dan WMC Muay Thai ini bertemu dengan rivalnya asal Italia pada bulan Mei, dan mengira dirinya meraih kemenangan melalui keputusan terbelah, atau split decision.
Hasil itu mengejutkan dunia, karena Petchmorakot – walau ia adalah seorang veteran dalam lebih dari 200 laga Muay Thai – menghadapi seseorang yang dianggap sebagai kickboxer terbaik di dunia dalam laga kickboxing keduanya.
Namun, setelah peninjauan kembali oleh Komite Kompetisi ONE, atau ONE Competition Committee, hasil tersebut dianulir dan sebuah laga ulang dijadwalkan kembali.
Walau pria asal Bangkok ini sangat terkejut mengetahui ia tidak dapat mempertahankan kemenangannya, ia menerima penilaian tersebut dan melakukan beberapa penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan permainannya lebih siap untuk kembali menghadapi “The Doctor.”
“Saya mengubah strategi saya untuk laga ini. Saya tak akan mendekat untuk menyerang dengan lutut lagi, tetapi saya mengasah serangan lutut di udara saya,” jelasnya.
“Saya kira ini akan sangat berguna bagi saya dalam laga ini dan seimbang dengan gayanya.”
Flash🔙 to ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix contender Petchmorakot's stunning debut! 🗓: Kuala Lumpur | 12…
Posted by ONE Championship on Tuesday, June 18, 2019
Sejak pertemuan pertama mereka di bulan Mei, Petchmorakot menerima lebih banyak perhatian dari seluruh dunia jika dibandingan era terdahulu dalam kariernya. Sayangnya, tidak semua bermakna positif.
Untungnya, ia mengambil beberapa waktu untuk keluar dari sorotan demi memberi penghormatan bagi orang tuanya dan ditahbiskan sebagai biarawan di desanya, di Provinsi Ubon Ratchathani.
Hal itu memberinya waktu untuk kembali terfokus, dan sejak ia kembali ke Petchyindee Academy di ibukota Thailand, Petchmorakot memiliki motivasi baru untuk berlatih dan siap mempertahankan kehormatannya dengan sebuah penampilan brilian lainnya.
“Laga ini adalah tentang martabat saya,” sebutnya.
“Tentunya ada tekanan baru untuk menang. Jika saya dapat melakukannya, itu akan menjadi lebih berarti dari yang pertama.”
“Saya harus mengambil waktu dan menghilangkan hinaan atas diri saya dari pikiran saya dan terus maju. Itu mengubah saya.”
“Saya akan sangat senang jika saya dapat kembali menang. Saya ingin melakukannya bagi para penggemar yang ada untuk saya di sana, bersorak dan mendukung saya – itu akan sangat luar biasa.”
What strategic changes should Petchmorakot adopt to secure a ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix semi-final spot on 12 July against Giorgio Petrosyan?🗓: Kuala Lumpur | 12 July | 6PM | ONE: MASTERS OF DESTINY🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/onemastersofdestiny19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter
Posted by ONE Championship on Sunday, June 23, 2019
Petchmorakot merasa sangat yakin seperti sebelumnya dalam laga awalnya bersama Petrosyan, dimana ia ingin sekali lagi mengenakan sarung tinjunya di bawah bendera ONE.
Ia mengetahui bagaimana dirinya dapat menyulitkan lawan, mengetahui ancaman yang ia bawa ke dalam ring, serta yang terutama adalah bahwa ia tidak boleh melakukan pelanggaran.
“Saya merasa lebih yakin tentang peraturannya setelah saya bertanding – terutama, setelah menghadapinya.”
“Saya mengetahui apa yang ia miliki dan saya berlatih lebih keras dari sebelumnya. Yang harus saya lakukan adalah untuk bertahan dari pukulannya dan merencanakan serangan saya.”
“Akan sulit untuk mencetak penyelesaian atas dirinya, namun saya kira jika kesempatan itu ada, saya akan dapat melakukannya.”
Jika ia menang, sebuah laga dalam babak semifinal melawan “Smokin” Jo Nattawut menunggu warga asli Ubon Ratchathani ini, serta hadiah satu juta dolar AS dari turnamen ini akan semakin dekat.
Itu akan menjadi jumlah yang sangat berarti bagi anak yang terlahir dari keluarga petani ini, tetapi saat ini, ia hanya terfokus pada pria yang akan berdiri di hadapannya pada tanggal 12 Juli.
“Saya akan membawa yang terbaik. Memenangkan laga ini akan sangat berarti bagi saya,” tambahnya.
“Menang atau kalah, Saya hanya akan berlaga demi martabat dan penggemar saya. Mereka mengatakan banyak hal tentang laga terakhir kami dan saya ingin membuktikan mereka semua salah.”
“Itu hanya menjadikan saya semakin menginginkan [kemenangan] itu, saya ingin membuktikan pada para pembenci di luar sana bahwa saya mampu melakukannya. Saya ingin berada dalam turnamen ini, dan saya tidak ingin mereka menghina saya.”