Phetjeeja Lihat Kemenangan Atas Janet Todd Akan Amankan Status Sebagai Striker ‘Pound-For-Pound’ Wanita Terbaik
Para penggemar yang menyaksikan rangkaian ajang mingguan ONE Friday Fights pada 2023 lalu sudah menyadari apa yang dapat dilakukan oleh “The Queen” Phetjeeja, dan bintang fenomenal Thailand itu mencapai sebuah tingkatan lain dalam debutnya di jam tayang utama A.S., Desember lalu.
Saat itu, bintang berusia 22 tahun ini mengalahkan striker legendaris Anissa “C18” Meksen demi merebut gelar Juara Dunia Interim ONE Women’s Atomweight Kickboxing, yang memastikan laga penyatuan gelar dengan ratu divisinya Janet “JT” Todd di ONE Fight Night 20.
Kedua bintang ini akan beradu di jam tayang utama A.S., Jumat, 8 Maret, atau Sabtu pagi, 9 Maret di Asia, dan Phetjeeja akan masuk dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi setelah kemenangan terbesar dalam kariernya itu.
Ia melihat kembali kemenangan yang mengubah kehidupannya atas Meksen di ONE Friday Fights 46:
“Anissa adalah salah satu penantang teratas di divisi ini. Ia belum pernah kalah dari siapa pun di ONE sebelumnya. Itu membuat saya khawatir di awal, karena ia adalah striker yang sangat bagus. Beberapa orang berkata saya bukan tandingannya.”
“Tapi saat saya mampu mengalahkannya, itu membuat saya merasa seperti saya dapat mengambil langkah besar lainnya menuju tingkatan yang sepenuhnya baru.”
“Itu adalah laga kickboxing perdana saya juga, dan saya merebut sabuk itu saat pertama kali. Saya senang dan bangga akan diri saya sendiri, bahwa kerja keras saya berbuah.”
Karena Meksen adalah salah satu striker wanita paling berprestasi dalam sejarah, Phetjeeja mengetahui bahwa sebuah kemenangan akan segera menempatkan namanya di antara para petarung terbaik.
Kini, dengan catatan rekor luar biasa 207-6 dan kesempatan menjadi Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Kickboxing tak terbantahkan, “The Queen” melihat bahwa kemenangan empatik atas Todd akan semakin memastikan posisinya di puncak.
Ia menegaskan:
“Jika saya mengalahkan Anissa, laga berikutnya pasti melawan Janet. Itu terjadi sangat cepat, tapi saat kesempatan itu tiba, saya harus segera merebutnya.”
“Saya akan dapat menyebut diri saya sebagai striker pound-for-pound terbaik wanita di dunia setelah memenangi laga ini.”
Phetjeeja Harapkan Laga ’50-50′ Kontra Janet Todd
Phetjeeja Lukjaoporongtom mengetahui ia takkan mendapatkan laga mudah saat melawan Janet Todd demi gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Kickboxing tak terbantahkan pada 9 Maret.
Striker muda ini menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan mengakui bahwa petarung Amerika berusia 38 tahun itu memiliki arsenal kuat.
Tetap saja, “The Queen” dapat melihat beberapa keunggulan yang ia miliki dalam laga ini:
“Saya bisa melihat ia punya jab dan tendangan rendah bagus. Ia dapat mencetak knockdown atas siapa pun dengan tendangan rendah itu. Dan saya tak dapat meremehkan tendangan tingginya. Ia tinggi. Ia punya kuda-kuda Muay Thai yang bagus.”
“Saya masih belum dapat menemukan kelemahannya. Tapi saya kira pertahanannya terlalu lebar. Saya juga mantan petinju, maka saya tahu bahwa pertahanan rapat akan melontarkan berbagai senjata lebih cepat.”
“Saya kira saya lebih baik dari dirinya dalam tinju. Saya mengasah pukulan saya untuk menjadi lebih kuat dan akurat.”
Phetjeeja menembus jalurnya dengan empat TKO di ONE Friday Fights demi meraih kontrak tanding senilai enam digit bersama organisasi ini, tetapi ia tak melihat bahwa itu dapat menjadi skenario melawan atlet dengan kaliber seperti Todd.
Jelas, petarung California ini telah beradu melawan berbagai nama terbaik di divisinya selama bertahun-tahun, yang menghasilkan catatan rekor 7-2 di ONE dengan dua kekalahan via keputusan juri.
Karena kemampuan dan kegigihan “JT,” Phetjeeja memprediksi bahwa sebuah pertempuran dengan pergesekan panjang sangat mungkin terjadi – walau ia jelas akan mengambil tiap kesempatan untuk mengakhiri laga itu lebih cepat:
“Janet Todd pasti sangat kuat. Saya kira laga ini akan berakhir saat waktu habis. Tapi itu tergantung pada apa yang akan terjadi di dalam ring. Ia sulit didekati. Ia selalu melontarkan jab-nya untuk mencegah lawan berada terlalu dekat.”
“Saya harus memiliki stamina yang cukup untuk bertarung melawannya selama lima ronde penuh. Tapi mungkin saya akan melihat kesempatan untuk satu serangan bagus dalam laga. Sulit untuk meng-KO dirinya, tapi itu bukan sesuatu yang tak mungkin. Dan sebaliknya, ia dapat meng-KO saya juga. Itu 50-50.”