Refleksi John Lineker Di Minggu Pertandingan Penuh Bencana, Ingin Kembali Hadapi Fabricio Andrade
Momen luar biasa bagi John “Hands of Stone” Lineker berakhir dalam bencana akhir minggu lalu.
Pemukul keras asal Brasil ini seharusnya mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight di laga utama ONE Fight Night 3, namun ia harus melepaskan sabuk emas saat dirinya tak berhasil lolos dalam penimbangan berat badan jelang laganya melawan Fabricio “Wonder Boy” Andrade.
“Hands of Stone” masih berhadapan dengan Andrade di Malaysia, namun ia meninggalkan laga itu dengan keadaan yang lebih buruk lagi.
Sang penantang – yang masih dapat merebut sabuk emas itu – nampak unggul dengan teknik striking yang memberi kerusakan luar biasa pada wajah Lineker.
Lalu, pada ronde ketiga, “Wonder Boy” menyarangkan sebuah serangan ilegal yang tak disengaja, yang memaksa laga itu berakhir dengan hasil No Contest (NC) dan membuat mantan penguasa itu kesakitan.
Setelah rangkaian kejadian sulit itu, Lineker melihat kembali saat ia gagal dalam penimbangan badan:
“Saya menimbang di timbangan yang saya punya di kamar, tetapi timbangan itu menipu saya.”
“Saya menyesuaikan berat badan dengan baik karena saya tidak harus menyiksa diri untuk lolos di ONE – metode penimbangan berat mereka itu sempurna. Saya kira berat badan saya sesuai dan maju dengan tenang ke arah timbangan resmi itu.”
“Tetapi, saat saya naik ke timbangan resmi, saya 200 gram (0,44 pound) lebih berat.”
“Kehilangan gelar karena hal yang konyol, untuk sebuah kesalahan kalkulasi yang saya lakukan di penimbangan berat, membuat saya sangat kesal. Saya tak harus menderita untuk mengurangi berat badan. Saya tidak kurang profesional atau kurang berlatih. Ini sangat menggoncang saya.”
Lineker mengakui bahwa kehilangan sabuk emas itu memberinya pukulan keras di sisi psikologis – satu yang menggoncangnya secara mental jelang laga besar melawan “Wonder Boy.”
“Hands of Stone” mengetahui ia harus beraksi tajam melawan kompatriotnya itu, namun ia tak berada dalam kondisi terbaiknya setelah segala sesuatu yang terjadi.
Pria berusia 32 tahun ini berkata:
“Saya mencoba tetap kuat dan terfokus untuk memasuki laga dengan baik, namun saya tak beraksi 100 persen. Tapi, itu bukanlah alasan. Itu adalah pertarungan yang berat. Fabricio adalah petarung yang hebat, namun saya sangat kesal dengan apa yang terjadi.”
“Saya tak masuk dengan 100 persen [kemampuan saya], tetapi saya melakukan apa yang harus dilakukan dalam laga. Sayangnya, hasil itu bukan seperti yang saya harapkan.”
John Lineker: Itu Sangat Sakit, Tapi Sabuk Itu Milik Saya
Walau John Lineker mendapatkan momennya dalam pertarungan menarik melawan Fabricio Andrade, rivalnya yang lebih muda itu sangat bersemangat. Faktanya, Andrade adalah kompetitor langka yang dapat menyakiti “Hands of Stone” dalam pertukaran striking.
Pada ronde ketiga, bintang baru berusia 25 tahun itu membuat Lineker kehabisan nafas dengan serangan lutut kuat ke arah tubuh.
Namun, serangan lutut berikutnya mendarat lebih rendah dan memaksa akhir yang tak diinginkan dalam laga itu. Sementara Andrade berkata bahwa rivalnya mengambil jalan keluar yang mudah, Lineker melihat segala sesuatunya secara berbeda.
Veteran ini berkata:
“[Andrade] melukai saya dengan lututnya, namun saya menarik nafas yang dalam dan mampu menerima serangan kuat itu. Saya berharap untuk keluar dari jarak serang dan meredamnya, namun ia masuk dengan serangan lutut lain yang mengenai selangkangan saya.”
“Itu sangat menyakitkan, saya merasa sangat sakit sampai saya tak dapat kembali ke pertarungan itu.”
“Rasa sakit itu tak tertahankan. Saya kira itu rasa sakit itu takkan berhenti. Selain dari rasa sakit itu, saya tak dapat bernafas dengan baik. Saya cukup takut. Pelindung alat vital saya retak. Itu tak hanya karena benturan, serangan itu menembus pelindung itu.”
“Itu merebut seluruh kekuatan dan momentum saya.”
Lineker mengungkap bahwa ia masih merasakan ketidaknyamanan karena serangan ilegal ini, namun dirinya tak melihat dampak jangka panjang dari itu.
Dengan pemikiran tersebut, “Hands of Stone” ingin segera memulihkan diri, berdamai dengan apa yang dialaminya saat melawan Andrade, serta merebut kembali gelar Juara Dunia ONE Bantamweight yang diyakininya masih menjadi miliknya.
Mantan penguasa divisi ini menambahkan:
“Saya yakin akan ada laga kedua. Para penonton ingin melihat laga itu kembali. Itu adalah pertarungan yang sangat menarik, sebuah pertempuran, dan penonton menyukai gaya bertarung seperti itu.”
“Saya ingin menghadapinya kembali segera, tetapi yang pertama, saya harus memulihkan diri. Wajah saya sedikit kusut sekarang. Tapi, mari kita lihat sebuah tanggal untuk meraih laga baru melawannya.”
“Saya sangat ingin merebut kembali sabuk ini. Saya tak kehilangan gelar itu karena seorang lawan, tapi karena timbangan. Sabuk ini milik saya. Saya tetap sang juara. Saya tak sabar untuk bertarung demi sabuk itu sekali lagi.”