Refleksi Regian Eersel Atas Pertahanan Gelar, Lihat Masa Depan Menarik
Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing Regian “The Immortal” Eersel menemukan banyak hal tentang dirinya sendiri dalam laga terbarunya, termasuk kemampuannya mengatasi situasi yang sangat sulit.
Superstar Belanda-Suriname ini terkena knockdown mengejutkan pada ronde kedua dalam laga utama ONE 156 pada Jumat lalu, namun ia kembali bangkit untuk mengungguli Arian “Game Over” Sadikovic dan mempertahankan gelar Juara Dunia untuk keempat kalinya.
“The Immortal” memberi klinik striking melawan atlet kuat asal Jerman itu dan meraih kemenangan mutlak yang sangat sulit setelah kejatuhannya di tengah laga itu.
Ia berkata:
“Itu sangat tipis, menurut pendapat saya. Namun ini adalah salah satu laga tersulit saya bersama ONE Championship.”
“Saya menikmati laga itu. Memang tidak nampak seperti itu, tetapi anda tahu, saya adalah petarung. Saya menyukai laga yang bagus. Saya kira saya memberi pertarungan yang bagus bagi para penggemar juga. Maka, ya, saya menikmati itu.”
Knockdown itu adalah ujian yang sangat jarang dialami Eersel, yang mengakui ia terseret permainan pukulan Sadikovic di awal.
Namun, saat ia menemukan langkahnya, penguasa divisi berusia 29 tahun ini membombardir lawannya dengan serangan lutut di udara, tendangan tipuan (switch kick) dan kombinasi tinju jarak jauh, selagi ia juga menggunakan jangkauannya untuk menghilangkan kekuatan sang penantang.
Dengan pemulihan yang impresif itu, “The Immortal” membawa catatan sempurnanya bersama ONE menjadi 7-0, merebut kemenangan ke-19 beruntun secara keseluruhan, dan belum merasakan satu pun kekalahan selama enam tahun terakhir.
Eersel berkata:
“Pelajaran terbesar [yang saya pelajari]? Saya kira saya harus menjadi lebih tajam. Ia berbicara pada saya, dan itu sedikit mengalihkan saya. Anda melawan seseorang dan memukul, dan mereka berkata, ‘Ayo, ayo.’ Dan saya mulai membalas, maka saya seperti terseret ke dalam permainannya.”
“Saya kira itu adalah kemunduran bagi saya. Tetapi, itu adalah sebuah pelajaran.”
“Saya sangat menikmati yang satu ini, karena ini adalah tantangan bagi saya. Saya mendapatkan delapan hitungan pertama saya di ONE Championship. Itu adalah pelajaran bagi saya. Tiap laga adalah pelajaran bagi saya, dan saya kira saya menjadi lebih baik dalam tiap laga.”
“Pengalaman itu sangat bagus bagi saya.”
Regian Eersel Incar Laga Muay Thai Atau Peraturan Khusus
Sementara laga ulang melawan Arian Sadikovic masih menjadi pembicaraan, Regian Eersel merasa tertarik untuk menghadapi tantangan baru.
Sejak sang legenda bela diri campuran Demetrious Johnson mampu mengalahkan megabintang Muay Thai Rodtang Jitmuangnon di ONE X, banyak atlet lainnya yang menyiratkan keinginan mereka bertarung di bawah peraturan yang berbeda.
“The Immortal” termasuk mereka yang ingin mencoba itu – baik dalam disiplin MMA atau mengenakan sarung tangan MMA 4-ons dalam Muay Thai.
Ia berkata:
“Saya kira saya akan terbuka untuk [bertarung dalam laga peraturan khusus], betul. Dan jika mereka memberi saya kesempatan [untuk bertarung dalam Muay Thai], mengapa tidak?”
Terlepas dari disiplinnya, Eersel jelas akan memiliki beberapa pilihan yang tersedia.
Terdapat petarung sensasional Muay Thai Sinsamut Klinmee, yang mencetak kemenangan terbesar dalam kariernya di ONE X saat ia mencetak KO atas Nieky “The Natural” Holzken.
Sebuah laga dengan kickboxer legendaris keturunan Italia-Armenia Giorgio “The Doctor” Petrosyan di featherweight juga menjadi sebuah kemungkinan besar.
Terlebih lagi, ONE Championship menampilkan serangkaian seniman bela diri campuran yang jelas akan menguji kemampuan stand-up miliknya melawan para striker terbaik di dunia.
Apa pun yang akan terjadi di masa depan, “The Immortal” berjanji untuk tetap siap – terutama jika ada penantang menjanjikan yang akan menghadapinya.
Ia menambahkan:
“Saya hanya ingin mempertahankan sabuk saya. Maka, itulah fokus utamanya. Saya tidak melihat divisi saya sekarang. Saya hanya terfokus pada diri saya, anda tahu. Jika saya mendapatkan sebuah nama, maka saya akan terfokus pada lawan saya.”
“Maka, itu tidak terlalu berpengaruh, anda tahu, beri saya seseorang dan saya akan siap.”
“Saya jelas merasa berada di rumah di sini [ONE Championship]. Saya mencetak sejarah, anda tahu. Saya [tetap tak terkalahkan] selama enam tahun dan 19 laga. Maka, saya berharap dapat melanjutkan ini selama mungkin.”