Refleksi ‘Ruotolo Brothers’ Atas Kemenangan Debut ONE, Lihat Masa Depan Di MMA
“Ruotolo Brothers,” atau Ruotolo bersaudara, mengumumkan kehadiran mereka kepada para penggemar global dengan penuh gaya melalui sepasang kemenangan mengejutkan dalam laga submission grappling mereka di ONE 157: Petchmorakot vs. Vienot pada Jumat lalu.
Kade Ruotolo memulai aksi dengan kemenangan dominan atas legenda Jepang Shinya Aoki, dan Tye Ruotolo mengikuti dengan submission kilat atas superstar asal Amerika Serikat Garry Tonon.
Dalam prosesnya, kedua remaja berusia 19 tahun itu membuktikan ‘hype’ itu dan menunjukkan mengapa ada berbagai kegemparan di sekitar debut promosional mereka.
Kade tanpa henti menyerang Aoki selama 10 menit dalam laga mereka, mengaplikasikan tekanan konstan pada mantan Juara Dunia ONE Lightweight itu.
Ia tak dapat mengamankan penyelesaian, namun grappler muda ini masih menggemparkan penggemar dengan berbagai gerakan keren – termasuk mementalkan diri dari dinding Circle untuk meraih punggung dan melakukan percobaan buggy choke – dan ia senang dapat meraih kemenangan besar.
Ia pun berkata setelah itu:
“Itu kemenangan yang sangat, sangat besar bagi saya. Shinya adalah lawan yang sangat kuat, salah satu praktisi jiu-jitsu terbaik yang dapat melakukannya di skena MMA dan skena jiu-jitsu.”
“Saya pastinya berpikir akan dapat meraih submission. Saya kira itulah mengapa saya sedikit kecewa saat itu. Namun pada saat yang sama, terdapat beberapa momen keren di dalam laga itu.”
Sementara itu, penyelesaian Tye atas Tonon sangatlah sensasional.
Veteran BJJ berusia 30 tahun itu dikenal atas pertahanan yang luar biasa dan jarang sekali terkena submission dalam kariernya yang panjang di puncak dunia grappling, namun Ruotolo melakukannya dalam waktu 97 detik.
Atlet muda berbakat dari sasana Atos ini masuk ke posisi atas setelah percobaan takedown di awal, melewati pertahanan (pass guard) Tonon, lalu segera mengamankan D’Arce choke andalannya.
Ia berkata:
“Saya tak mengira itu dapat terjadi lebih baik lagi. Garry adalah legenda dalam olahraga ini. Maka, untuk dapat mengamankan D’Arce atas dirinya dalam waktu sesingkat itu, saya sangat, sangat, sangat senang. Luar biasa, tentunya.”
“Garry dikenal sebagai spesialis dalam melepaskan diri. Maka, ia jelas memiliki berbagai jalan keluar dari berbagai posisi berbeda, maka saya jelas sangat senang dapat melihat kesempatan itu, meraihnya, dan menyelesaikannya.”
Sebagai tambahan dari itu, Tye mendapatkan bonus penampilan US$50.000 dari Chairman dan CEO ONE Chatri Sityodtong, walau ia tak berencana menyimpan itu sendiri.
Ia menambahkan:
“Kami mungkin akan [berbagi bonus itu]. Itu akan diarahkan ke sasana kami yang akan dibangun di Kosta Rika, tentunya. Saya tak sabar untuk melihat itu berdiri dan berjalan, dan kita akan berlatih di surga.”
Apakah MMA Jadi Yang Berikutnya Bagi ‘Ruotolo Brothers’?
Kedua saudara kembar ini memiliki rencana besar bagi masa depan mereka di dalam Circle, dan penggemar tak sabar untuk melihat lebih banyak lagi atlet BJJ seperti mereka mengikuti jejak dalam mencetak penampilan perdana di ONE 157.
Mereka akan berkompetisi di Kejuaraan Dunia ADCC – turnamen submission grappling paling prestisius di dunia – pada tahun ini, namun segera setelah itu, perubahan disiplin jelas ada di depan mata.
Untuk bagiannya, Kade nampak ingin mengenakan sarung tangan MMA 4-ons dalam waktu dekat, dan ia takkan melewatkan sebuah laga ulang potensial melawan Aoki di bawah peraturan yang berbeda.
Ia berkata:
“Kami memiliki beberapa hal yang ingin dicapai untuk tahun ini. Kami ingin mendapatkan beberapa gelaran submission grappling ONE lagi untuk dijalani, dan saya masih memiliki ajang besar ADCC pada September ini.”
“Namun, sesegera mungkin setelah itu, pada dasarnya menuju akhir tahun ini, atau awal tahun depan, kita akan masuk ke dalam Circle dengan sarung tangan itu.”
“Jika ia mau, saya akan sangat ingin [berlaga ulang melawan Aoki di MMA]. Itu akan menjadi laga perdana yang luar biasa untuk menginjakkan kaki di skena MMA. Saya merasa cukup dominan di sini, malam ini. Dan saya merasa seperti saya akan mendapatkan hasil yang sama di MMA.”
Tye juga tertarik untuk berlaga kembali dengan Tonon dan meyakini ia dapat mengalahkan mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Featherweight itu dalam disiplin MMA.
Namun, jika terkait laga, tak ada banyak lawan yang akan ia tolak – dan ia selalu terbuka untuk menghadapi tantangan baru.
Remaja berusia 19 tahun ini menambahkan:
“Sejujurnya, saya benar-benar tidak tahu siapa yang saya inginkan berikutnya di jiu-jitsu. Mungkin sebuah debut MMA. Saudara saya dan saya sangat berusaha untuk itu. Tetapi, ya, apa pun. Saya sangat ingin melawan siapa pun di dunia. Besar atau kecil. Saya siap maju.”
“Saya kira akan sangat keren untuk mendapatkan kesempatan melawan Garry dalam MMA. Saya kira setelah penampilan saya malam ini, saya sepertinya layak mendapatkan itu. Dalam jiu-jitsu, saya membuktikan saya lebih baik dari dirinya dengan cara yang paling rendah hati.”
“Dan saya kira tangan saya lebih baik dari dirinya juga, maka saya akan senang untuk melawannya di MMA.”