Regian Eersel Prediksi Penyelesaian ‘Mudah’ Atas Penantang Gelar Arian Sadikovic
Regian Eersel memang menjadi Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing sejak ia merebut sabuk perdana itu pada tahun 2019, dimana ia mengalahkan tiga penantang kuat sepanjang jalan.
Berikutnya, “The Immortal” akan mencetak pertahanan gelar Juara Dunia keempatnya melawan striker kuat Arian Sadikovic dalam laga utama ONE: Eersel vs. Sadikovic pada Jumat, 22 April ini.
Sementara pria bertopeng ini siap untuk kembali mempertaruhkan sabuk emasnya, ia tak menyangka akan segera menghadapi Sadikovic.
Eersel melihat “Game Over” mengukur dirinya saat mereka berlaga dalam pertandingan masing-masing di ajang ONE: WINTER WARRIORS, namun ia belum terlalu familiar dengan pendatang baru ONE itu.
Superstar keturunan Belanda-Suriname ini berkata pada ONEFC.com:
“[Pada Desember lalu] saya melihatnya [di ajang itu], dan ia melihat saya seperti, ‘Saya akan mengincarmu lain kali.’ Saya seperti, ‘Siapakah pria yang memandangi seperti ingin melawan saya?’”
Setelah kemenangan impresifnya dalam aksi debut itu, Sadikovic meraih perebutan gelar Juara Dunia berikutnya.
Atlet asal Jerman ini dikenal atas tubuhnya yang liat, walau ia sedikit lebih pendek daripada Eersel. Lagipula, ia terlalu terfokus pada pukulan, yang dapat membuka celah bagi tendangan keras sang Juara Dunia itu.
Di sisinya, Eersel berharap dapat memanfaatkan celah apa pun.
“Saya tak mengira laga ini akan selesai sampai akhir. Ia memiliki banyak celah dalam gayanya. Saya kira saya akan [menemukannya]. Itu bukan karena ia tidak bagus di beberapa hal, namun saat anda [mencoba] menekan lawan, anda juga membuka diri.”
“Saya kira saya akan menggunakan itu sebagai keunggulan saya.”
Eersel tentang kelemahan yang dilihatnya dalam diri Sadikovic
Di laga terakhirnya, “Game Over” menggunakan pengalaman tinjunya untuk mengalahkan Mustapha “Dynamite” Haida, yang sebelumnya menantang sabuk emas milik Eersel.
Atlet Jerman itu mengincar ulu hati Haida dan melipatnya dengan pukulan keras ke arah tubuh yang hampir saja menyelesaikan laga.
Ritme dari gayanya itu akan sedikit berubah saat melawan sang penguasa lightweight kickboxing ini, yang baru saja berkompetisi melawan para atlet yang terfokus pada kecepatan dan presisi.
Eersel berkata:
“Saya bersemangat melihat laga ini. Saya tahu ia sedikit lebih kecil dari saya, [tetapi ia] petinju yang menekan lawan-lawannya [dan memiliki] gaya agresif yang bagus.”
Tentu, “The Immortal” akan sangat sulit untuk dilengserkan.
Ia membawa 18 kemenangan beruntun, memiliki catatan rekor profesional 57-4, serta belum mengalami kekalahan sejak tahun 2016.
Perwakilan Sityodtong Amsterdam itu juga memiliki 25 KO dalam resumenya, dimana hampir seluruhnya ia raih melalui salah satu senjatanya yang paling tajam.
“Keunggulan saya adalah kekuatan [serangan] lutut saya. Selain itu, IQ [tanding] saya. Saat saya bertarung, saya dapat beradaptasi dengan lawan saya. Saya memiliki satu sosok yang berbeda di dalam saya, yang sarat dengan agresi. Dan ya, itu keluar di dalam ring.”
“Saat saya di sana, saya hanya ada dalam ‘mode pembunuh’. [Di titik itu] anda hanya melakukan apa yang diajarkan dalam latihan.”
Eersel membedah mentalitasnya di dalam Circle
Sementara atlet yang rendah hati ini biasanya membiarkan aksinya berbicara, ia merasa yakin bahwa laga melawan “Game Over” ini tak akan berakhir di tangan juri.
Eersel menambahkan:
“Kami akan mengakhiri dengan KO. Saya bukanlah seseorang yang berkata tentang hal-hal yang akan terjadi di masa depan, namun saya akan melakukannya dengan mudah pada ronde ketiga.”
Regian Eersel Incar Status Petarung ‘Legendaris’
Di satu titik dalam kariernya, Regian Eersel mencetak sembilan KO/TKO berturut-turut. Namun, seluruh kemenangan terbarunya itu tiba melalui keputusan juri – sesuatu yang menjadikannya tidak puas.
“The Immortal” berkata dalam wawancara terbarunya:
“Sudah tiga atau empat tahun sejak [saya mengalahkan seseorang via] KO, maka kali ini saya ingin menang melalui KO.”
Kemenangan terbaru Eersel tiba atas Islam Murtazaev di ajang ONE: WINTER WARRIORS, dimana ia meraihnya via keputusan terbelah – yang pertama bagi striker keturunan Belanda-Suriname itu dalam karier profesionalnya selama hampir satu dekade.
Sementara itu bukanlah penampilan favorit “The Immortal,” ia menggunakan pengalaman itu untuk berkembang dan meningkatkan tekniknya jelang laga pertahanan gelar Juara Dunia melawan Sadikovic.
Ini adalah kesempatan untuk melanjutkan kejayaan panjangnya dalam divisi lightweight kickboxing – serta untuk memastikan dirinya sebagai atlet terhebat sepanjang masa.
Ia menegaskan:
“Saya masih ingin mencapai tingkatan pertarungan itu dimana saya dapat menampilkan aksi legendaris yang akan dibicarakan oleh banyak orang selama bertahun-tahun ke depan.”