Reinier De Ridder Incar ‘Penebusan’ Di Laga Ulang Kejuaraan Dunia Masif Kontra Anatoly Malykhin

Reinier de Ridder Anatoly Malykhin ONE on Prime Video 5 1920X1280 20

Reinier “The Dutch Knight” de Ridder tak sabar membuktikan bahwa ia lebih baik dari laga sebelumnya.

Ia akan memiliki kesempatan melakukan itu pada 1 Maret nanti, saat ia mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Middleweight MMA melawan satu-satunya pria yang pernah mengalahkannya – Juara Dunia ONE Light Heavyweight dan Heavyweight MMA Anatoly “Sladkiy” Malykhin.

Laga ulang blockbuster ini siap digelar dari Lusail Sports Arena sebagai atraksi utama di ONE 166: Qatar.

Saat kedua petarung ini beradu pada Desember 2022 lalu, De Ridder masih menjadi Juara Dunia dua divisi ONE tak terkalahkan, dengan kepercayaan diri yang besar dan siap mempertahankan sabuk emas light heavyweight miliknya melawan petarung Rusia tak terkalahkan itu.

Namun, semua itu berubah hanya dalam waktu kurang dari satu ronde, saat pemukul kuat Malykhin mencetak KO brutal untuk merebut salah satu dari dua gelar Juara Dunia milik “The Dutch Knight.”

Kini, dalam persiapan akhir jelang laga ulang yang sangat ditunggu ini, De Ridder berkata pada onefc.com/id bahwa ia tidak tampil dengan potensi sepenuhnya pada laga pertama mereka:

“Saya melakukan kesalahan. Saya bukan diri saya sendiri. Saya menjatuhkan bola itu, dan saya ingin memperbaikinya di yang satu ini.”

Pemegang sabuk hitam judo dan BJJ itu mengakui bahwa – terlepas dari dominasi luar biasa dalam MMA sampai saat itu – ia menjadi terlalu berpuas diri dalam latihannya.

Ia memasuki pertarungan melawan Malykhin itu setelah mencetak submission atas dua lawan berturut-turut, dan tiga dari empat aksi terakhirnya, seluruhnya dalam laga Kejuaraan Dunia ONE.

Kesuksesan itu, sebutnya, berujung pada musuh terbesar seorang petarung – terlalu percaya diri:

“Dalam persiapan laga dan mungkin bahkan dalam laga-laga sebelumnya, saya seperti kehilangan jejak akan apa yang menjadikan saya hebat. Saya bisa tidak memberikan waktu sebanyak itu, untuk mengembangkan setiap area terkecil dari permainan saya.”

“Anda menang 16 kali berturut-turut, dan sejujurnya, agar tidak terdengar arogan karena saya tidak mencoba untuk menyombongkan diri, ini selalu berjalan cukup mudah dalam setiap laga itu.”

“Ini selalu seperti itu. Ada pria di hadapan saya, saya maju ke arahnya, saya menyeretnya ke bawah, saya mengunci lehernya, pada dasarnya. Di kepala saya, alur laga itu seperti terpaku pada diri saya, dan saya dapat melakukan ini pada semua orang di dunia – sampai saya tak mampu lagi.”

De Ridder mengenang pemikirannya sebelum pertemuan besar dengan “Sladkiy” itu. Sementara ia menyadari kekuatan pukulan luar biasa dari lawannya, ia mengharapkan sebuah rutinitas yang sama di malam pertandingan:

“Ia memiliki tangan kanan yang sangat kuat. Ia sangat berbahaya dengan itu. Tapi sejujurnya, saya seperti, ‘Saya pernah melihat ini sebelumnya, dan saya hanya akan menyeret dirinya dengan mudah dan mengunci lehernya.’”

“Itu bukanlah saya yang biasanya, dan itu bukanlah sosok yang saya inginkan.”

Pria Belanda ini bersemangat untuk mendapatkan sebuah laga lain melawan Malykhin, kali ini dengan pertaruhan gelar Juara Dunia ONE Middleweight MMA.

Bagi De Ridder, tak ada permusuhan pribadi dengan sosok yang memberinya kekalahan pertama dan satu-satunya. Sebaliknya, ini semua tentang membuktikan dirinya dan kemampuannya di tingkatan tertinggi:

“Saya sangat senang bahwa [lawan saya] itu Malykhin lagi. Sangat senang bahwa itu kesempatan untuk menebus diri saya sendiri, yang adalah hal terpenting. Ini tentang saya yang bangkit kembali dari laga terakhir itu. Ini tentang saya menebus diri sendiri. Ini tentang penebusan.”

De Ridder Jabarkan Kemajuan Teknis Dan Mentalnya

Kini, lebih dari satu tahun setelah laga MMA terakhirnya, Reinier de Ridder melakukan beberapa penyesuaian penting jelang laga ulang Kejuaraan Dunia melawan Anatoly Malykhin di ONE 166.

Ia menempatkan usaha tambahan di ruang latihan angkat berat, dimana ia menambah ukuran tubuh dan ototnya untuk bersiap menghadapi kemampuan fisik yang kasar dari pria Rusia itu.

Pria berusia 33 tahun ini juga menempatkan fokus baru pada striking-nya, dimana ia menempatkan diri dalam latihan keras di sasana terkenal Hemmers Gym, Belanda – rumah dari para kickboxer yang paling ditakuti di muka bumi.

Ia menjelaskan:

“Hal terpenting bagi saya, yang sangat dekat dalam hati saya, adalah aspek teknis, dimana saya telah berusaha sangat keras.”

“Saya melakukan banyak latihan striking saya di Hemmers. Saya melakukan ini dulu, tetapi tidak sekonsisten ini dan tak terlalu terfokus seperti yang saya lakukan sekarang. Selalu sangat berat untuk pergi ke sana.”

Di luar usahanya mengembangkan kemampuan stand-up itu, Ridder juga mengevaluasi pemikirannya.

Tak ingin mengulangi kesalahan yang sama dalam laga terakhirnya itu, ia mengetahui bahwa mentalitas kuat – namun tak berlebihan – akan menjadi kunci utamanya:

“Satu hal lain yang sangat penting bagi saya adalah permainan mental saya. Saya sudah benar-benar melihat ke dalam sepanjang tahun lalu. Saya sudah mencoba membuat beberapa perubahan dalam cara saya mendekati laga, cara saya memandang diri sendiri sebagai petarung.”

Dengan kemajuan itu di bawah sabuknya, penguasa middleweight MMA ini meyakini dirinya dapat kembali ke jalur kemenangan, mempertahankan sabuk emasnya, dan mengingatkan para penggemar bahwa ia mungkin dapat disebut sebagai spesialis submission paling berkemampuan di disiplin ini.

De Ridder menambahkan:

“Saya tahu di mana kekuatan saya untuk yang satu ini. Saya tahu di mana saya dapat melakukan apa yang paling bisa saya lakukan. Ini hanya masalah waktu sebelum saya mendapatkan celah itu. Selama saya tetap aman, saya akan menemukan leher itu pada akhirnya.”

Selengkapnya di Berita

77942
250220 DOH ONE171 Article_Banner 1200x800px
75289
DC 7978
2120
73127
AnatolyMalykhin ReugReugOumarKane Faceoff 1920X1280
Yodlekpet ONE Friday Fights 85
Yodlekpet Or Atchariya Komawut FA Group ONE Friday Fights 68 46
ChristianLee AlibegRasulov 1200X800
Kade Ruotolo Blake Cooper ONE 167 72
Muangthai and Kongsuk