Rodlek Ungkap Bagaimana Ia Mencetak Kemenangan Terbaik Lainnya
Rodlek PK.Saenchaimuaythaigym memang berbahagia setelah meraih rekor profesional 3-0, setelah laga ONE Super Series di ajang ONE: FIRE & FURY, namun ia lebih bangga dapat menghibur para penggemar dengan sebuah penampilan menegangkan lainnya.
Pada hari Jumat, 31 Januari, pencetak KO dalam disiplin Muay Thai asal Koh Samui ini mengalahkan atlet Skotlandia Chris Shaw dalam sebuah laga bantamweight di Manila, Filipina, dalam sebuah laga tiga ronde yang penuh aksi.
Pria yang tiga kali menjadi Juara Dunia dalam “seni delapan tungkai” ini menjawab reputasinya sebagai atlet penuh aksi dengan agresinya dan pukulan kuat untuk menyulitkan rivalnya selama tiga ronde yang dapat dikatakan sebagai kontes paling menarik di kartu pertandingan malam itu.
“Saya sangat senang atas diri saya – saya tidak hanya menang, namun berjuang keras selama tiga ronde penuh,” kata pria yang dikenal sebagai “The Steel Locomotive.”
“Banyak orang menyukai saya dan gaya saya, dan saya bangga dengan itu. Saya bangga membuat laga ini sangat menyenangkan untuk dinikmati para fan.”
Keduanya meraih kesuksesan pada ronde pertama di Mall Of Asia Arena saat Shaw mencetak poin dengan pukulan straight jarak jauh, sedangkan Rodlek mampu menutup jarak dan menyarangkan pukulan keras ke arah tubuh. Bintang Thailand ini ingin melihat kemampuan lawannya sebelum mengeluarkan seluruh tekniknya, dan berkata bahwa atlet Skotlandia itu mendapatkan respeknya.
“Rencana saya adalah tetap membuatnya ringkas. Saya ingin melihat apa yang dimilikinya dan apakah ia membawa sesuatu yang besar,” tambah Rodlek.
“Saya rasa ia ingin saya menyarangkan pukulan pertama supaya ia dapat membalas. Itulah mengapa [ritme] ronde itu cukup pelan. Ia sangat tinggi dan [berjangkauan] panjang, cukup sulit untuk bertahan. Saya terkena dua kali pukulan keras, jadi saya hanya ingin menunggu terlebih dahulu. Saya tetap tentatif selama sisa ronde itu.”
- 5 Pelajaran Penting Dari ONE: FIRE & FURY
- Joshua Pacio Pertahankan Sabuk Emas Pasca Kemenangan Tipis di Manila
- Pieter Buist Sebut Nama Juara Dunia Setelah Kalahkan Seorang Legenda
Aksi dalam laga tersebut mulai memanas pada stanza kedua saat warga Bangkok ini mulai meningkatkan tekanan. Shaw berdiri, membalas serangan dan membuat para penggemar berdiri.
“Saya ingin maju, memukul dengan keras dan menempatkan tekanan. Saya merasa setelah mendaratkan beberapa pukulan keras, ia akan berpikir ulang untuk masuk,” lanjut atlet berusia 29 tahun ini.
“Setelah [ronde] kedua, saya merasa unggul. Saya adalah agresor di sini, yang menentukan ritme. Ia mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan.”
Rodlek lanjut mempertahankan keadaan pada stanza terakhir, serta menegaskan penampilannya dengan sebuah knockdown yang datang di saat-saat terakhir saat ia menyarangkan hook kiri keras di rahang Shaw.
Saat itu, jelas bahwa perwakilan PK.Saenchaimuaythaigym ini memang unggul – dengan kekuatan dan daya tahannya – dan ia pun meraih kemenangan mutlak yang dominan.
“Saat ia memukul saya, saya dapat menahannya. Serangannya tidak mempengaruhi saya,” ungkapnya.
“Namun saat saya mendaratkan serangan di tubuhnya, saya dapat melihat bahwa saya lebih menyakitinya. Ia mulai melemah. Setelah itu, saya merasa sangat yakin dan tidak takut bertukar serangan.”
“Anda tidak dapat melakukannya seperti ronde lima di Thailand, dimana anda hanya bergerak dan mempertahankan diri saat anda unggul. Anda harus tetap maju dan tetap menampilkan laga menarik bagi para penggemar. Saya merasa itu sudah cukup menarik dan tetap ingin mempertahankan momentum.”
Knockdown ini menempatkan hasil yang jelas bagi atlet berusia 29 tahun ini, mendorong catatan rekor ONE Super Series menjadi 3-0, dan tetap memberinya klaim kuat untuk menjadi penantang teratas dalam divisi bantamweight.
Namun, sebuah kesempatan perebutan gelar tidak menjadi fokus Rodlek karena segala sesuatu yang dilewatinya selama beberapa bulan terakhir. Ini adalah laga pertamanya sejak ibunya wafat, yang memberi perspektif tersendiri bagi dirinya.
Menantang gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai akan sangat baik, namun motivasinya untuk berlatih keras dan mencetak beberapa penampilan terbaik dalam seni bela diri adalah demi penghasilan yang baik untuk keluarganya, dimana hal ini lebih penting dari apapun.
“Adalah tugas saya untuk berlaga. Bahkan dengan ibu saya yang sudah tidak ada, saya masih harus melakukan pekerjaan saya dan terfokus pada Muay Thai,” jeas Rodlek.
“Setelah ibu saya meninggal dunia, saya tidak ingin menerima hal tersebut, namun seiring berjalannya waktu, saya tidak memiliki pilihan selain menerimanya, karena tidak ada yang dapat hidup selamanya. Tidak ada efek apapun terkait penampilan atau pelatihan saya. Saya telah berdamai [dengan kenyataan] dan harus tetap maju demi ayah saya.”
“Tujuan saya adalah untuk merawat ayah saya. Apakah itu untuk kedua orang tua saya, atau kini hanya ayah dan saudara saya, saya hanya ingin merawat keluarga saya.”
Baca juga: Lito Adiwang Inginkan Lawan Papan Atas Setelah Cetak Kemenangan Ciamik