Roger Huerta Cetak Penampilan Kembali Yang Sukses Di ONE: DEFENDING HONOR
Atlet lightweight veteran Roger “El Matador” Huerta dari Amerika Serikat dan Adrian “The Hunter” Pang asal Brisbane, Australia, berhadapan dalam kontes penuh aksi di ONE: DEFENDING HONOR, yang berlangsung hari Jumat malam, 11 November, di Singapore Indoor Stadium.
Kedua petarung ini memberikan penampilan penuh aksi hebat, tetapi adalah Huerta yang mampu merebut kemenangan sulit itu melalui sebuah keputusan terbelah, atau split decision.
Ini adalah penampilan luar biasa dari kedua petarung yang segera beranjak maju setelah bel berbunyi. Baik Huerta atau Pang tidak ingin menunda aksi mereka dan saling bertukar serangan keras di tengah arena ONE Championship.
Pada ronde pertama, Huerta unggul di sisi akurasi dan kecepatan, dimana ia menekan Pang dengan kombinasi pukulan tepat sasaran sementara ia mengincar kaki atlet Australia itu. Pang membalas dengan pukulan straight kanannya, yang mendarat dengan kekuatan besar.
Walau Huerta mendaratkan serangan yang lebih bersih, jelas bahwa Pang memiliki keunggulan dalam kekuatan kasar. Game plan Huerta adalah untuk tetap menjaga Pang di luar jarak dengan serangannya dan pergerakan konstan, dimana hal itu menemukan hasil.
Namun, aksi pun meningkat saat Huerta mulai kelelahan pada momen-momen terakhir dalam laga ini, dan Pang melanjutkan dengan incaran maju demi sebuah penyelesaian. Huerta menggunakan pengalamannya untuk menjauhi pukulan kuat milik Pang dengan brilian, melakukan slip dan slide dari sebagian besar serangan atlet Australia itu.
Laga ini sangat menghibur, karena kedua petarung melakukan yang terbaik untuk mencari penyelesaian. Pada akhirnya, seorang juri memberi poin unggul bagi Pang, sedangkan dua lainnya merasa bahwa Huerta layak mendapatkan kemenangan.
Dengan itu, Huerta memajukan rekornya menjadi 23-9-1 (1NC), sementara Pang menjadi 22-10-2.
Itu adalah usaha yang baik dari Huerta – yang menderita kekalahan besar dari atlet lightweight unggulan Ariel Sexton.
“Itu adalah sebuah kemenangan yang sangat dibutuhkan. Itu adalah sebuah kemenangan bagi mental saya. Saya telah melakukan ini cukup lama,” kata Huerta, lega. “Saya seringkali berada di sisi pemenang sebelumnya, dan jelas bahwa Asia memang sangat menarik, banyak naik-turun dalam karier saya.”
“Namun kami berhasil menyelesaikan tugas kami, tetapi tidak seperti yang saya inginkan. Terdapat banyak kesempatan mencetak penyelesaian yang dapat saya manfaatkan, tetapi saya tidak dapat meraihnya, maka saya senang dengan [kemenangan] itu, tetapi kecewa dengan penampilan saya.”
Berada dalam dua kekalahan beruntun sebelum laga ini, Huerta merasa terjepit setelah karier yang cemerlang. Namun, ia merasa mendapatkan pencerahan setelah kemenangannya, dan penampilannya itu mungkin menjadi sinyal kebangkitan sang veteran ini. Seperti yang terlihat, ia melakukannya walau ia harus menderita ibu jari yang patah dalam laga ini.
”[Patahnya ibu jari saya] mungkin terjadi pada ronde kedua atau awal ronde ketiga. Saya mematahkan ibu jari saya dan tidak terlalu dapat melakukan apapun, maka, saya hanya melontarkan pukulan, tetapi yang terasa hanya rasa sakit,” kenang Huerta.
“Namun di aspek grappling, saat saya turun untuk mengincar takedown, ia mampu mementahkannya dengan mudah karena saya tak dapat menahan [tangan saya]. Maka saya hanya mencoba memukulnya di berbagai tempat, tapi saya merasa ia seperti terbuat dari bata. Ia adalah tembok bata.”
“Ya, [kebangkitan kembali] sangatlah mungkin. Saya pastinya harus kembali memilih strategi saya, memperbaiki kesalahan yang saya buat dalam ajang ini, dan hanya kembali berlatih, tetap fit dan maju ke laga berikutnya.”