‘Ruotolo Brothers’ Tampil Epik, Cetak Sejarah Di Kejuaraan Dunia ADCC 2022; Canuto Kalahkan Ryan
Pada akhir minggu lalu, beberapa superstar ONE Championship tampil mengesankan dalam Kejuaraan Dunia Abu Dhabi Combat Club (ADCC) di Las Vegas, A.S.
Disebut sebagai “Olimpiade grappling,” turnamen submission grappling selama dua hari yang sangat prestisius ini merebut perhatian dari para penggemar jiu-jitsu di seluruh dunia, serta menjadi sorotan terbaik bagi para atlet seperti Renato Canuto, Kade Ruotolo dan Tye Ruotolo.
Dengan cara khas Ruotolo bersaudara itu, kedua remaja ini merebut perhatian para penonton dalam tiap laga, karena gaya mereka yang super-agresif tak hanya menghibur, namun terbukti efektif melawan para kompetitor terbaik dunia.
Selain itu, turut beraksi juga mantan petarung ONE Yuri Simoes.
Pria Brasil berusia 32 tahun itu merebut gelar Kejuaraan Dunia ADCC ketiganya dalam divisi absolute, dimana ia menggunakan teknik gulatnya untuk merebut emas di kategori openweight dan memastikan diri sebagai salah satu petarung terbaik ADCC sepanjang masa.
Berikut adalah penampilan luar biasa dari para atlet ONE Championship di Kejuaraan Dunia ADCC 2022.
Kade Ruotolo Menangkan Gelar Bersejarah
Kade Ruotolo menorehkan namanya dalam buku catatan rekor dunia dengan menjadi kompetitor termuda yang pernah merebut emas ADCC.
Remaja berusia 19 tahun ini tak hanya mencetak sejarah, namun ia dapat dikatakan menampilkan penampilan terbaiknya jika dibandingkan dengan para atlet ADCC lainnya di akhir minggu itu, dimana ia memenangkan keempat laganya via submission dalam divisi 77 kilogram.
Secara tegas, perwakilan Atos ini menampilkan kemampuan yang luas dan serangan submission dinamis. Ia memenangkan dua laganya via armbar dan dua lainnya via heel hook, sementara ia menjadi pria pertama yang mencetak submission atas sesama remaja fenomenal, Mica Galvao.
Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun setelah memegang sabuk hitam, Kade mencetak debut yang sukses bersama ONE Championship di ajang ONE 157 pada Mei lalu, saat ia mendominasi legenda MMA dan grappling asal Jepang Shinya Aoki.
Kini, dengan medali emas ADCC di lehernya setelah penampilan yang sangat mengesankan itu, remaja dari San Diego ini nampak berniat untuk mempertahankan posisi puncak di dunia submission grappling.
Tye Ruotolo Jadi Monster Di Divisi ‘Absolute’
Kade bukanlah satu-satunya dari Ruotolo bersaudara yang membuat para penonton berdecak kagum pada akhir minggu lalu.
Setelah sebuah kekalahan poin yang mengecewakan dari rekan satu timnya pada ronde pembuka divisi 88 kilogram, Tye bangkit dengan sepasang penampilan mengesankan dalam divisi absolute (tanpa batasan berat badan).
Pertama, remaja ini membuat para penonton menggila dengan sebuah kemenangan submission atas Juara Dunia IBJJF No-Gi Pedro Marinho.
Ia melanjutkannya dengan kemenangan poin dramatis atas Juara Dunia ADCC Absolute 2017 dan kompetitor heavyweight Felipe Pena – salah satu kemenangan terbesar dalam kariernya yang sudah bersinar itu.
Pemegang sabuk hitam dari Andre Galvao itu terpaksa kalah melalui keputusan kontroversial dalam laga semifinalnya, namun kekalahan itu takkan menutupi kemenangan beruntun yang luar biasa.
Seperti saudara kembarnya, Tye mencetak aksi impresif dalam debutnya bersama ONE Championship pada awal tahun ini, dimana ia hanya membutuhkan kurang dari 90 detik untuk mencetak submission atas grappler sabuk hitam dan mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Featherweight Garry Tonon.
Aksi spektakuler Tye di Kejuaraan Dunia ADCC 2022 ini semakin memastikan posisinya sebagai salah satu grappler submission paling berbahaya – tetapi sangat bersahabat – di muka bumi.
Renato Canuto Bergulat, Raih Kemenangan Sensasional
Dianggap sebagai salah satu grappler paling menarik dalam disiplin ini, Renato Canuto yang bergabung bersama ONE Championship menunjukkan teknik gulat, kekuatan kardio, dan keinginan untuk menang dalam laga keras bersama bintang Amerika Nicky Ryan pada ronde pembuka divisi 77 kilogram.
Perwakilan Checkmat itu bertahan dari beberapa percobaan takedown dari Ryan di awal, sebelum ia menggunakan ritme dan agresi di atas kaki untuk membuat lawannya kelelahan saat laga berdurasi 10 menit ini berlanjut.
Laga itu berakhir sangat dramatis. Dengan kurang dari 15 detik tersisa dan kedudukan imbang 0-0, pria Brasil ini mengamankan takedown keras dan beralih ke posisi back control untuk meraih lima poin, serta membuat para penonton di Las Vegas bersorak.
Juara Dunia IBJJF dua kali ini sangat terbuka dengan keinginannya mencoba MMA, namun kemenangan atas Ryan ini menunjukkan dirinya dapat terus menemukan kesuksesan luar biasa di tingkatan paling elite di dunia submission grappling.