Kickboxer ‘G.O.A.T.’ Ini Ingin Terus Bangun Warisannya
Bagi Giorgio “The Doctor” Petrosyan, tiap laga adalah kesempatan untuk membangun status legendaris dalam dunia olahraga tarung.
Superstar Armenia-Italia ini – yang akan menghadapi Davit Kiria dalam ONE: FISTS OF FURY pada Jumat, 26 Februari – telah dikenal sebagai kickboxer terbaik sepanjang masa, namun gelar itu tak membuatnya berpuas diri.
Petrosyan masih menikmati setiap kesempatan untuk menghadapi striker terbaik dunia dalam divisi featherweight, dan beruntungnya, sebagian besar mereka bernaung di ONE Super Series.
“Saya merasa terhormat dengan julukan “G.O.A.T.” dari para penggemar, namun saya mencoba untuk tak terlalu memikirkannya. Saya ingin terfokus pada lawan saya selanjutnya, dan tetap membangun warisan saya, satu persatu,” ungkapnya jelang laga melawan Kiria di Singapore Indoor Stadium.
“Semua talenta terbaik dalam divisi saya telah bergabung bersama ONE Championship. Saya kira itu adalah konsekuensi logis dari pekerjaan hebat dari organisasi kita, dimana kini adalah yang terbaik di dunia. Saya merasa senang dan antusias.”
Rekor luar biasa 103-2-2 (2 NC) yang dimiliki Petrosyan masih tak tertandingi dalam divisi yang penuh talenta luar biasa ini.
Selain itu, kemenangannya dalam Kejuaraan ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix – dan meraih peringkat teratas divisi ini – telah menjadikan dirinya sasaran yang jauh lebih besar.
Tidak ada yang paling menyenangkan bagi para atlet ini selain mengalahkan sang legenda dan merebut posisi puncak, namun bagi warga Milan, Italia ini, hal itu tak mengganggunya. Sebaliknya, Petrosyan bersemangat menghadapi seluruh penantang, namun sampai kesempatan itu tiba, ia tak akan memperdulikan siapa pun.
“Semua orang ingin menghadapi saya. Saya kira itu normal, sayalah yang wajib dikalahkan dalam divisi ini. Itu membakar [semangat] dan membuat saya antusias,” kata atlet berusia 35 tahun ini.
“Sejujurnya, saya mencoba terfokus pada diri saya sendiri. Saya harus terfokus menghadapi lawan saya selanjutnya, tidak menghabiskan energi untuk memikirkan yang lain. Saat kesempatan mereka tiba, tak ada masalah bagi saya untuk menghadapinya.”
- 5 Alasan Untuk Menunggu Ajang ONE: FISTS OF FURY
- Ilias Ennahachi, Giorgio Petrosyan Dan Rodtang Puncaki ONE: FISTS OF FURY
- 5 Fakta Terkait Davit Kiria Jelang Debutnya Melawan Giorgio Petrosyan
“The Doctor” mengerti bahwa ia akan membutuhkan persiapan matang guna menghadapi Kiria. Kenyataannya, ia telah mengalahkan atlet tangan besi asal Georgia itu pada tahun 2012, dan ia memahami bahwa rivalnya ini telah berkembang pesat sejak itu.
Tetapi, superstar Italia ini juga telah berkembang. Petrosyan belum pernah mengalami kekalahan sejak tahun 2013 dan konsisten mengalahkan para kickboxer terbaik dunia sejak bergabung di ONE.
“Saya mengetahui [Kiria] dengan baik. Saya bertanding melawannya sembilan tahun yang lalu di Roma. Ia kuat, namun saya 100 persen siap menghadapi laga ini, dan saya yakin itu akan menjadi pertarungan yang hebat,” jelasnya.
“Sejak terakhir kali kami bertemu, kami berdua telah berkembang menjadi petarung yang lebih baik. Saya memiliki pengalaman lebih banyak. Secara fisik, saya lebih kuat. Keinginan saya untuk menang tetap sama, maka saya dapat mengatakan saya lebih baik darinya dalam tiap aspek.”
“Ia telah berkembang pesat. Saya menyaksikan banyak laganya. Ia bertarung di promotor yang lain, tapi mengalahkan lawan-lawan tangguh. Saat saya menjadi lebih baik, ia melakukan yang sama.”
Kiria memiliki kesempatan besar untuk menggebrak divisi terpadat dalam olahraga tarung ini. Walau ini menjadi ujian besar untuk laga debut, ia akan sangat termotivasi memberi kejutan pada dunia.
Pria Italia itu jelas mengetahui ambisi rivalnya, serta memahami bahwa ia harus mengatur arsenal Kiria yang sukar ditebak saat mereka berlaga di dalam di Circle.
“Ia memiliki latar belakang karate, maka serangannya [tidak ortodoks] dan sedikit sulit diprediksi. Namun saya telah bekerja keras selama berbulan-bulan dan memiliki pemikiran jelas akan apa yang harus saya lakukan,” aku Petrosyan.
“Tentu saja, semua orang memiliki kelemahan. Saya tak mengatakan saat ini terkait apa yang saya kira menjadi kelemahannya saat ini, namun saya dan pelatih saya tahu persis semua itu.”
Kemungkinan besar, Kiria-lah yang akan menghabiskan sebagian besar waktu dalam laga ini untuk memecahkan teka-teki. Menemukan solusi demi memecahkan permainan “The Doctor” adalah sesuatu yang sangat langka, meskipun atlet asal Georgia ini menyatakan bahwa akan menjadi “sebuah kehormatan” untuk mencetak KO atas sang legenda.
Bagi Petrosyan, sebagai atlet peringkat teratas, ia tidak akan terlibat adu mulut. Ia tetap konsisten untuk menerapkan rumus yang teruji untuk merespon di dalam Circle.
“Saya berpikir bahwa saya akan merasa terhormat untuk menjadi Presiden AS selanjutnya, tetapi kita semua memang hebat dalam berbicara,” kata Petrosyan.
“Ring itu akan menjadi tempat pembuktian, maka saya tidak akan menjawab pancingannya. Kami akan bertemu di dalam ring dan pukulan kami yang akan berbicara.”
Sebuah kemenangan tegas lainnya jelas akan memberi “The Doctor” kesempatan memasuki laga demi gelar Juara Dunia ONE Featherweight Kickboxing yang masih lowong, namun ia menjalaninya selangkah demi selangkah.
Bahkan tantangan dari para Juara Dunia ONE lainnya tak dapat membuatnya keluar jalur – untuk saat ini.
“Saya melihat [Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai dan penantang dalam disiplin kickboxing Nong-O Gaiyanghadao] menantang saya setelah kemenangannya, dan saya telah berlatih untuk menghadapinya. Lalu rencana berubah, maka untuk saat ini, saya tak memikirkan laga kami,” tegas Petrosyan.
“Tujuan pertama saya adalah menang melawan Davit pada 26 Februari, lalu tentunya saya akan senang mendapatkan kesempatan bertarung demi gelar Juara Dunia.”
“Saya telah berlatih keras untuk laga ini dan saya siap. Saya mempercayai kerja keras dan diri saya sendiri, maka saya kira saya dapat mengalahkannya.”
Baca juga: 3 Laga Terbaik Giorgio Petrosyan Di ONE Super Series Kickboxing