‘Saya Adalah Rodtang Dalam Jiu-Jitsu’ – Mikey Musumeci Janjikan Pesta Kembang Api Dalam Super-Fight Kontra Kade Ruotolo
Mikey “Darth Rigatoni” Musumeci menggaransi bahwa penggemarnya akan menyaksikan laga tak terlupakan saat ia naik tiga divisi untuk menantang Kade Ruotolo demi Gelar Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling.
Berlangsung di Ball Arena dalam ajang ONE 168: Denver pada 6 September waktu setempat, laga bersejarah itu akan mempertemukan dua dari daftar grappler pound-for-pound terbaik.
Tidak mengejutkan jika duel antara Musumeci dan Ruotolo telah menggemparkan dunia BJJ.
Terlepas dari implikasi laga Juara Dunia vs Juara Dunia, permainan agresif serta kemampuan memburu kuncian oleh kedua atlet dipastikan membuat laga berjalan seru.
“Darth Rigatoni” – Juara Dunia ONE Flyweight Submission Grappling dan tak terkalahkan di ONE – menjelaskan bahwa pendekatannya dalam menyerang dari posisi bertahan akan beradu dengan permainan ultra agresif Ruotolo dari posisi atas.
Musumeci bahkan menyebut jika duel submission grappling ini setara dengan aksi adu jotos antara dua striker yang tak kenal takut:
“Saya tak pernah hanya bertahan. Saya juga maju di setiap detik. Saya adalah Rodtang di jiu-jitsu, dan itulah gayaku. Saya selalu mengincar finis di setiap detiknya. Ya, saya juga kerap bertahan, tapi saya juga selalu maju di setiap detiknya untuk membuat lawan menyerah.
“Dan Kade juga demikian, tapi dari posisi atas. Dia selalu membuat lawannya menyerah dari atas. Jadi Anda akan melihat dua orang yang selalu bermain menyerang untuk membuat lawannya menyerah. Bukankah itu laga yang sangat menarik?”
Melihat kebiasaan Ruotolo yang selalu melompat untuk mengincar kuncian sesegera mungkin, Musumeci memahami bahwa setiap serangan yang ia lemparkan akan menimbulkan risiko tinggi. Dengan hal itu di benaknya, secara sistematis dia bersiap untuk menyerang balik tiap serangan Ruotolo.
Meski jadi tugas sulit, atlet asal New Jersey itu siap meladeni kemampuan lengkap lawannya yang tidak biasa dan sulit ditebak:
“Saya selalu memuji Ruotolo karena mereka begitu lihai dengan serangan mereka, tapi saya tetap akan maju. Saya akan menyerang, tak peduli siapa lawannya. Saya hanya harus bersiap, dan membuat seranganku siap untuk serangan balasan karena mereka sangat hebat dalam hal itu.
“Itu adalah hal yang saya pastikan. Setiap pertukaran serangan dengan Kade, saya telah berpikir di benakku akan setiap kemungkinan serangan balik dari Kade. Jadi tak ada hal yang tak terduga, dan saya akan memilih teknik dengan sangat hati-hati. Itu yang bisa saya katakan. Karena sekali lagi, serangan balasan mereka sangat berbahaya, dan itulah kenapa saya memiliki 1 juta teknik.”
Musumeci memang sangat mengagumi kemampuan serangan balasan Ruotolo, tapi ia berjanji tak akan mengubah gaya permainannya yang kerap memburu kuncian.
“Darth Rigatoni” berencana untuk mempertaruhkan segalanya dalam menghadapi spesialis pemburu kuncian paling berbahaya. Ia juga telah menjabarkan semua hal yang akan terjadi dalam laga grappling terseru dalam sejarah.
Pemegang sabuk hitam berusia 28 tahun itu menambahkan:
“Keseluruhan permainanku adalah menyerang. Saya hanya bisa menyerang. Jadi saya berencana untuk menyerang. Saya akan saling serang dengan Kade di setiap detiknya. Ini akan menakutkan, sangat gila. Hanya seperti yang saya bilang, saya harus memilih konsekuensi dengan bijak. Hal itu yang saya lakukan dalam latihan ini, seperti apakah saya bisa dibalas dengan kuncian tangan terbang, dengan D’arce choke, dengan gerakan terbang apapun? Itu lah Ruotolo.
“Saya berpikir laga ini, seperti yang juga disampaikan Chatri [Sityodtong], akan jadi yang paling banyak ditonton dalam sejarah jiu-jitsu, dan mungkin laga jiu-jitsu paling menarik dalam sejarah.”
Musumeci Jelaskan Motivasinya Naik Tiga Divisi
Aspek menarik lain dari kontes Kejuaraan Dunia antara Mikey Musumeci dan Kade Ruotolo adalah terkait perbedaan ukuran. “Darth Rigatoni” biasa tanding dalam kelas 135 pound (61,2 kilogram), sementara itu sang juara bertahan tanding di 170 pound.
Fakta bahwa laga ini bisa terjadi, dan Musumeci bahkan punya peluang untuk menang, membuat jiu-jitsu jadi olahraga menarik:
“Saya adalah yang terbaik di dunia di kelas 135 pound, dan Kade adalah yang paling dominan di 170 pound. Dia telah mendominasi semua lawan di kelas 170 pound. Di olahraga lain seperti gulat, striking, skenario untuk laga itu tak akan mungkin terjadi. Kemungkinannya adalah nol. Di jiu-jitsu, kami bisa naik tiga kelas berat seperti David vs Goliath untuk menantang lawan yang lebih berat. Dan lagi saya mengingatkan, saya bisa saja menang. Ada kemungkinan pria kecil bisa mengalahkan sosok yang lebih besar. Jadi itulah indahnya jiu-jitsu.”
Dikenal luas sebagai salah satu dan mungkin kompetitor terbaik dalam BJJ, Musumeci sebetulnya tak perlu pembuktian apapun. Lantas kenapa naik kelas berat untuk menantang grappler yang sangat berbahaya dan bertalenta serta mempertaruhkan rekor 15 laga tak terkalahkan miliknya?
Bagi sang raja flyweight submission grappling, jawabannya cukup sederhana; Ia tak pernah berhenti mencari tantangan baru.
Ia bicara tentang motivasinya menantang Ruotolo di ONE 168:
“Apa yang membuatku tetap bersemangat adalah untuk terus berkembang. Itu hal yang membuatku bersemangat, untuk terus berlatih dan belajar. Melawan grappler yang sama di kelas beratmu selama 10 tahun tidak lagi menarik untukku. Itu hanya buang-buang waktu. Tapi melakukan ini di divisi yang lebih berat memantik pertanyaan, apakah saya bisa melakukannya? Itu hal yang saya suka, ketidakpastian, keraguan, dan memaksaku untuk menurunkan ego. Apakah saya bisa melakukannya? Saya tak tahu. Mari kita lihat.
“Jika saya bisa melakukannya, luar biasa. Saya akan mencetak sejarah. Jika tidak bisa, itu juga sudah luar biasa. Saya bangkit dan menjadi lebih baik, dan saya belajar dari hal itu untuk menuju tantangan berikutnya.”