‘Saya Berhutang Pada Mereka’ – Gurdarshan Mangat Ingin Bangkitkan Komunitas India Via Kemenangan Atas ‘Y2K’
Gurdarshan Mangat harus mengatasi berbagai cobaan sebelum ia memasuki Circle pada Jumat lalu, tapi saat ia mendapatkan kekuatan dari berbagai komunitas India, ia mengatasi halangan mental dan fisik demi meraih kemenangan besar.
Bintang flyweight ini mengalahkan Yodkaikaew Fairtex via keputusan terbelah (split decision) dalam laga epik di kartu awal ajang ONE 158, dimana ia berharap hasil positif tersebut dapat memberi inspirasi bagi sesamanya keturunan India lainnya di seluruh dunia.
Kemenangan itu terasa sangat penting di tengah masa duka yang dialami oleh kompatriotnya setelah kematian rapper ikonik Sidhu Moose Wala satu minggu sebelumnya.
Pada akhirnya, atlet kelahiran Kanada ini mampu tetap terfokus, menerima serangan terbaik “Y2K,” serta meraih kemenangan keduanya di ONE Championship.
Mangat berbagi:
“Tentu saja, itu terasa luar biasa. Saya bekerja keras dalam laga-laga ini, terutama karena saya membawa banyak [beban] di pundak saya untuk mewakili negara saya. Dan minggu ini adalah minggu yang berat bagi komunitas kami.”
“Seorang musisi idola yang sangat berpengaruh meninggal dunia. Maka, satu India berduka, di seluruh Amerika Utara, dan di seluruh dunia. Maka, saya ingin memberi mereka sesuatu untuk dirayakan.”
“[Yodkaikaew adalah] pemukul keras. Ia memiliki pukulan dan tendangan yang sangat kuat. Tetapi tak ada rasa takut dalam diri saya. Saya membawa miliaran orang di hati saya setiap waktu. Saya adalah singa bagi mereka, saya adalah kekuatan mereka.”
“Dan, saya berhutang pada mereka. Saya tak bertarung bagi diri saya sendiri. Saya bertarung bagi mereka.”
Yang menjadikan penampilan itu semakin impresif, Mangat mengungkap bahwa sebuah cedera yang dideritanya dalam pemusatan latihan dapat saja menyingkirkannya dari laga Jumat lalu itu.
Pria berusia 35 tahun itu mematahkan salah satu tulang rusuknya tiga minggu lalu, sementara ia bersiap memasuki laga, tetapi ia berdeterminasi untuk tampil di Singapura dan mengibarkan bendera itu sekali lagi bagi mereka yang mendukungnya.
Bahkan saat Yodkaikaew mengenainya dengan pukulan keras dalam ronde terakhir, “Saint Lion” tetap bertahan dan melawan untuk meraih kemenangan itu.
Ia berkata:
“Saya tak berpikir saya akan dapat bertarung. Satu tendangan atau pukulan dalam posisi yang salah akan memberi kondisi yang sangat buruk. Dan, bagi saya untuk mengatasi itu secara mental – tetap berlatih selama beberapa minggu kemudian, bertarung dan meraih kemenangan – saya sangat senang.”
“Saya kira ada sebuah cross yang mengenai saya pada ronde ketiga. Itu mungkin pukulan terkeras yang saya terima sejak lama. Tapi, saya kira saya meraih takedown setelah itu. Itu menunjukkan bahwa saya takkan mundur. Saya maju. Dan itu ada dalam DNA saya.”
“Anda memukul saya dengan keras, saya akan membalas dua kali lebih keras.”
Gurdarshan Mangat Masih Incar Mantan Juara Dunia ONE
Dengan kemenangan beruntun di dalam divisi flyweight MMA, Gurdarshan Mangat semakin mendekati jajaran peringkat lima besar. Kini, ia mengincar satu target: Geje Eustaquio.
Eustaquio adalah mentan Juara Dunia ONE Flyweight yang memiliki catatan kemenangan besar atas sang penguasa Adriano Moraes dan penantang #2 Kairat Akhmetov.
Ia dan “Saint Lion” beberapa kali dijadwalkan berlaga sebelum ini, dan atlet sensasional keturunan Kanada-India itu mengetahui bahwa dirinya dapat mencetak pernyataan besar dengan mengalahkan veteran asal Filipina itu.
Mangat berkata:
“Alasan mengapa Geje menantang saya dan saya menantangnya adalah karena laga ini telah dua atau tiga kali dijadwalkan. Saya mengira itu adalah laga menarik, selain itu.”
“Dan, saya tahu ia mengalahkan Adriano dan sempat menjadi juara, maka saya ingin mengalahkan sang mantan juara. Dan saya ingin melakukannya dengan cara yang lebih baik daripada yang dilakukan Adriano, agar mereka tahu saya akan datang.”
Bagi Mangat, terdapat alasan lain untuk mengejar laga melawan pria berjuluk “Gravity” ini.
Pria berusia 35 tahun itu sebelumnya bersiap menjalani laga ini bersama teman baiknya, Kyle Reyes, dan setelah Reyes meninggal dunia secara tragis tahun lalu, atlet flyweight ini ingin menghormati kenangan sahabatnya itu dengan menyelesaikan laga mereka.
“Saint Lion” menambahkan:
“Satu hal lainnya bagi saya secara pribadi adalah Kyle Reyes, rekan satu tim saya yang meninggal dunia. Ia membantu saya dua atau tiga kali berturut-turut untuk bersiap demi laga itu, namun pertandingan itu tak pernah terjadi. Maka bagi diri saya, saya seperti menahan itu.”
“Ini bukan tentang lawan saya, itu hanya hal pribadi yang saya simpan dalam hati saat kami bersiap, setiap harinya, tiga kali sehari selama hampir dua tahun lamanya, dan kini ia telah meninggal dunia, namun saya masih ingin menyelesaikan itu.”