‘Saya Bisa Bantu Orang Lain Atasi Ketakutan mereka’ – Cara Edgar Tabares Beri Inspirasi Bagi Komunitas Muay Thai Meksiko
Striker Meksiko Edgar Tabares bangga membawa obor bagi kontingen Muay Thai negaranya dalam organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.
Petarung berusia 29 tahun ini akan segera kembali ke Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok untuk sebuah laga flyweight krusial melawan remaja fenomenal Amerika-Malaysia Johan Ghazali di ONE Fight Night 17: Kryklia vs. Roberts.
Laga tersebut akan disiarkan langsung pada jam tayang utama A.S. ke lebih dari 190 negara di seluruh dunia pada 8 Desember, atau Sabtu pagi, 9 Desember waktu Asia, dimana Tabares dapat memastikan bahwa para penggemar dan pengikutnya asal Meksiko itu akan menyaksikan.
Di antara mereka adalah para murid dari sasana Kings and Priests Muay Thai – akademi yang dijalankan dirinya sejak remaja.
Tabares baru-baru ini berbicara pada onefc.com/id tentang perjalanannya sebagai pemilik sasana:
“Saya tak memiliki banyak murid [awalnya], dan hanya saat saya mulai berkembang menjadi petarung, mereka mulai mengenali saya dan pergi ke akademi saya.”
“Saya sangat suka bagaimana saya dapat membantu orang lain mengatasi ketakutan mereka. Itulah yang memberi saya motivasi untuk meneruskan akademi saya.”
Dari awalan sederhana dengan sedikit murid, Kings and Priests kini menjadi rumah bagi lusinan petarung Muay Thai profesional dan amatir, termasuk para Juara WBC Meksiko dan IFMA.
Tabares berkata ia terkejut melihat kesuksesan akademinya itu, yang kini dianggap sebagai salah satu sasana terbesar di Meksiko dan pendorong kuat di belakang pertumbuhan Muay Thai di negaranya:
“Saya selalu terkejut melihat banyak orang yang ingin bergabung dan berlatih di akademi saya. Saya berpikir, ‘Dari mana mereka semua datang?’ Saya selalu diberkati dalam aspek itu.”
Lebih dari sekadar bisnis yang sukses, Tabares berkata sasana dan murid-muridnya yang berlatih di sana memberinya motivasi untuk meraih kesuksesan dalam karier bertarungnya sendiri.
Setelah hampir 40 laga profesional dan gelar Kejuaraan WBC Muay Thai International atas namanya, petarung kuat Meksiko ini masih mencari inspirasi dari para bintang baru yang berada di bawah asuhannya.
Ia menjelaskan:
“Ada waktu saat saya tak ingin berlatih, tapi lalu saya melihat mereka dan teringat akan tujuan saya.”
“Saya di mengalami banyak tekanan, tetapi murid-murid saya adalah bagian dari motivasi dan persiapan psikologis saya. Mereka tak boleh melihat profesor mereka menjadi tidak disiplin, karena jika itu terjadi, bagaimana saya dapat meminta mereka menjadi disiplin?”
Tabares Ingin Jadi ‘Pemicu’ Bagi Masa Depan Muay Thai Meksiko
Di luar pekerjaannya untuk mengembangkan beberapa striker muda paling menjanjikan dari Meksiko, Edgar Tabares berharap menjadi inspirasi bagi komunitas Muay Thai yang selalu berkembang di negara itu.
Walau ia berjuang keras melawan lawan tingkat atas di ONE Championship sejauh ini – dengan kekalahan di tangan penguasa flyweight Muay Thai Rodtang Jitmuangnon dan penantang gelar Kejuaraan Dunia Kickboxing Elias Mahmoudi – Tabares berkata para penggemar terus melihatnya sebagai pionir:
“Kini, setelah saya akhir-akhir ini berada di depan kamera, banyak orang memberi tahu saya bahwa mereka menjadikan saya panutan. Terlepas dari apa pun yang terjadi pada saya tahun ini, mereka semua terus berkata pada saya bahwa saya adalah inspirasi bagi mereka.”
Pada akhirnya, Tabares berharap tak hanya meraih kejayaan di ONE, tetapi juga memimpin langkah bagi skena Muay Thai Meksiko di atas panggung dunia.
Ia menambahkan:
“Saya ingin mereka mengingat saya sebagai pionir dalam olahraga ini. Saya tak ingin menjadi bintang Meksiko, karena semua bintang itu akan padam. Saya ingin diingat sebagai pemicu yang mampu membantu banyak orang menggapai impian mereka di dalam dan di luar pertarungan.”
“Saya ingin mereka mengingat bahwa saya takkan pernah berhenti, dan bahwa jika saya mampu mencapai berbagai hal besar, mereka juga bisa.”