‘Saya Harus Patahkan Ritmenya Sebelum Ia Patahkan Ritme Saya’ – Eddie Abasolo Lihat Jalur Kemenangan Atas Sitthichai
Eddie Abasolo siap memenuhi impian terbesar dalam kariernya di ONE Friday Fights 22 pada 23 Juni, tapi ia tidak mengizinkan dirinya terlalu bersemangat sampai tugasnya selesai.
Petarung unggulan Amerika ini menghadapi Sitthichai Sitsongpeenong di laga featherweight Muay Thai dari Lumpinee Boxing Stadium – arena paling ikonik dalam disiplin ini – dan itu menjadi puncak dari seluruh dedikasinya selama bertahun-tahun bagi “seni delapan tungkai” ini.
Dengan tujuan yang bukan sekadar berpartisipasi, “Silky Smooth” tak takut mengakui bahwa melawan salah satu nama terbesar dalam Muay Thai di rumah spiritual disiplin itu di Bangkok, Thailand, akan menjadi tonggak pencapaian luar biasa.
Ia menjelaskan:
“Itu adalah segalanya. Fakta bahwa saya akan ada di Lumpinee, berdiri di hadapan legenda hidup seperti Sitthichai. Pemusatan latihan ini, kapan pun seseorang bertanya pada saya tentang itu, satu-satunya hal yang dapat saya katakan adalah, ‘Itu perjalanan liar.'”
“Berasal dari Bay Area di California, saat saya pertama kali melawan petarung mudah, saya bertarung di halaman belakang dan garasi, seperti dalam ajang yang sangat kecil, dan kini saya akan memasuki Lumpinee. Ini sangat tidak nyata. Saya merasa seperti, ‘Wah, saya berhasil.’”
“Ini mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya. Saat laga itu selesai, maka saya dapat membiarkan seluruh emosi itu meluap dari diri saya. Tapi sampai saat itu, saya harus tetap sangat terfokus.”
Walau arena itu sangat spesial bagi Abasolo, lawannya juga memainkan peranan dalam kesempatan yang dapat mengubah karier mereka ini.
Pria 36 tahun asal California ini menghadapi penantang #2 divisinya dan sosok yang berada di puncak dunia striking selama bertahun-tahun. Sebagai Juara Dunia Kickboxing dan Muay Thai delapan kali, Sitthichai adalah legenda dunia modern dalam permainan ini.
Abasolo selalu menjadikan “Killer Kid” panutan, dimana ia bahkan mendapatkan kesempatan berlatih dengannya di masa lalu. Kini, tujuh tahun kemudian, ia akan dapat menguji kemampuannya melawan pria itu di dalam ring.
“Silky Smooth” berkata:
“Satu-satunya momen dimana saya pernah pergi ke Thailand, saya berlatih di sasana milik Sitthichai. Saya hanya mendapat satu ronde dengan dirinya, dan itu seperti ronde yang mengalir, tapi saya ada di sana bersamanya dan [pelatih kepala Sitsongpeenong] Moonlit.”
“Saya kira itu tahun 2016. Maka, ini seperti kembali di satu putaran penuh, dapat bertarung di Lumpinee bagi ONE Championship dalam kartu yang sangat padat melawan sosok seperti Sitthichai, serta dapat melihat Moonlit di pojokan lawan.”
Eddie Abasolo Hormati Rival Legendaris, Tapi Takkan Gentar
Kini, saat ia berkompetisi bersama organisasi seni bela diri terbesar di dunia, Eddie Abasolo akan harus terbiasa dengan melawan para petarung terbaik di antara yang terbaik.
Sitthichai Sitsongpeenong akan masuk ke dalam buku sejarah sebagai salah satu striker terhebat dalam eranya, dan sementara “Silky Smooth” takkan dapat mengambil itu dari dirinya, pria Amerika ini terbakar oleh keinginannya untuk menjangkau tingkatan yang sama.
Untuk alasan tersebut, dirinya tak gentar melihat reputasi “Killer Kid.” Sebaliknya, ia akan maju dan menerapkan game plan itu tanpa membiarkan sang lawan mempengaruhi keputusannya.
Abasolo berkata:
“Sitthichai hanyalah manusia lainnya, dan saya membawa misi untuk mnejadi legenda hidup tersendiri. Terlepas dari peringkat itu, saya akan maju ke luar sana dan melakukan aksi saya.”
“Ia sangat solid. Dasar-dasarnya sangat kuat, penempatan waktunya sangat bagus. Ia akan mampu mematahkan saya jika saya hanya berdiri di hadapannya dan mulai bermain dengan gaya Thailand itu dengannya. Saya tak bisa melakukan itu.”
“Pada dasarnya, saya harus mematahkan ritmenya sebelum ia mematahkan ritme saya. Ia adalah master dalam menghancurkan ritme. Saya harus memastikan bahwa saya terlebih dahulu masuk ke jalur itu.”
Setelah bertahun-tahun berada di puncak dunia Muay Thai dan kickboxing, serta mencapai beberapa pencapaian terbesar yang dapat dibanggakan, kemampuan Sitthichai jelas ada di tingkatan elite.
Namun, saat Abasolo melihat seluruh kesuksesan itu, ini hanya berarti bahwa rasa haus lawannya itu dapat saja berkurang di titik ini dalam kariernya, dimana itu dapat menjadi keunggulannya saat mereka bertemu pada 23 Juni ini.
“Silky Smooth” berkata:
“Saya merasa saya akan menang, karena saya lebih menginginkan itu. Saya tak berkata bahwa ia tak menginginkan ini, terutama saat ia kembali bertarung di Lumpinee, tapi saya merasa saya punya lebih banyak perjuangan daripada dirinya.”
“Saya berencana untuk siap bertarung selama tiga ronde penuh, dan saya berencana membuat dirinya nampak seperti underdog.”