‘Saya Mau Sabuk Saya Kembali’ – Prajanchai Termotivasi Balaskan Dendam Ke Joseph Lasiri
Setelah lebih dari 18 bulan menunggu, Juara Dunia Interim ONE Strawweight Muay Thai Prajanchai PK Saenchai akhirnya mendapatkan kesempatan untuk membalas dendam atas penguasa divisi Joseph “The Hurricane” Lasiri.
Pada 22 Desember, di jam tayang utama Asia, kedua rival lama ini akan beradu dalam laga penyatuan gelar Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai yang sangat ditunggu dalam ajang ONE Friday Fights 46: Tawanchai vs. Superbon.
Aksi yang dipersiapkan dari arena legendaris Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok, Thailand ini akan menjadi kesempatan Prajanchai untuk membalas kekalahan mengejutkan dalam laga Kejuaraan Dunia pada Mei 2022 di tangan striker Italia-Maroko itu.
Setelah kehilangan sabuk emasnya, bintang Thailand itu mencetak kemenangan impresif atas Kompet Fairtex di ONE Friday Fights 1 pada Januari lalu. Setelah hasil tersebut, ONE mengumumkan rencana untuk menggelar laga ulang Kejuaraan Dunia, yang membuat Prajanchai mulai bersiap.
Ia berkata pada onefc.com/id:
“Kembali ke laga dimana saya mengalahkan Kompet di ONE Friday Fights … setelah saya menang, itu diumumkan bahwa saya akan mendapat kesempatan merebut emas melawan Joseph Lasiri. Setelah mendengar berita itu, saya hanya beristirahat selama tujuh hari dan kembali ke pemusatan latihan.”
Terlepas dari semangat luar biasa itu, laga ulang ini terpaksa ditunda sementara Lasiri memulihkan diri dari cedera. Sebaliknya, Prajanchai menghadapi dan mengalahkan mantan pemegang gelar Sam-A Gaiyanghadao demi merebut sabuk interim itu di ONE Friday Fights 22.
Petarung berusia 29 tahun itu juga meraih kemenangan dalam kickboxing sejak itu, tetapi ia memang tak pernah berhenti memikirkan cara untuk membalaskan dendam atas Lasiri.
Ia berkata:
“Saya mempersiapkan menu “All You Can Eat” penuh, yang termasuk pukulan, tendangan, serangan lutut dan siku untuk ia makan.”
Lebih dari sekadar membalaskan salah satu kekalahan terberat dalam kariernya itu, perwakilan PK Saenchai ini terinspirasi untuk menang bagi negaranya.
Sebagai petarung Thailand yang sangat bangga, ia mengerti apa artinya jika Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai tak terbantahkan itu hidup di tanah kelahiran Muay Thai.
Prajanchai menjelaskan:
“[Lasiri] menjadi sosok yang penebusan yang paling saya inginkan bagi diri sendiri dalam hidup saya. Karena, pertama, kamu merebut sabuk itu dari saya. Saya ingin membawa sabuk ini kembali ke Thailand bagi masyarakat Thai.”
“Tak ada masalah pribadi. Saya hanya mau sabuk saya kembali. Saya mau berada di puncak divisi dan menjadi legenda.”
Prajanchai Jabarkan Masalahnya Dengan Lasiri
Sementara Prajanchai PK Saenchai berkata tak ada masalah pribadi antara dirinya dan Joseph Lasiri, hal itu mungkin tak sepenuhnya benar.
Faktanya, pemegang gelar interim ini mengakui bahwa “The Hurricane” salah membawa diri di depan dirinya dan petarung lain saat ia mengunjungi sasana mereka di Thailand. Ketegangan itu berakhir dengan pertukaran keras dalam sparing, dan kedua kompetitor ini tak berbicara sejak itu.
Prajanchai mengenang:
“Joseph suka bermain-main dengan orang lain di sasana. Saya tak dekat dengannya secara pribadi, tetapi ia tak terlalu disukai oleh mereka di sasana. Sejujurnya, saya tak suka caranya menggoda orang lain di sasana.”
“Maka, saya menendangnya sangat keras saat kami sparing. Setelah tendangan itu, saya bertemu lagi dengannya di sebuah ajang di Muang Thong Thani, tapi ia menghindari saya. Saya mengakui saya cukup kesal dengan dirinya.”
Jelas, petarung Thailand itu nampak sangat bersemangat untuk menjalani laga ulangnya melawan Lasiri di ONE Friday Fights 46.
Baik jika itu karena masalah pribadi mereka, atau fakta bahwa ini adalah laga penyatuan gelar Juara Dunia yang sangat masif, atau tekanan untuk mewakili Thailand dengan baik, Prajanchai membawa berbagai inspirasi tambahan untuk meraih kesuksesan.
Dengan pemikiran itu, ia meninggalkan pesan bagi rivalnya:
“Joseph, saya harap kami merawat dirimu dengan baik sampai Jumat, 22 Desember. Saya berharap kamu tak sakit atau cedera, agar saya dapat memukulimu sampai babak belur tanpa merasa bersalah.”