‘Saya Merasa Beberapa Tahun Di Depan’ – Menilik Latihan Intens Mikey Musumeci Jelang Laga Kejuaraan Dunia Kontra Kade Ruotolo
Superstar BJJ Mikey “Darth Rigatoni” Musumeci melatih badannya hingga mencapai batas untuk menunaikan tantangan serta kesempatan terbesar dalam kariernya yang sarat prestasi.
Dalam ajang ONE 168: Denver pada 6 September waktu Amerika, Musumeci akan naik tiga kelas berat demi menantang sesama megabintang Amerika Kade Ruotolo demi Gelar Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling, sekaligus kesempatan untuk menjadi raja dua divisi.
Laga blockbuster itu akan dihelat di Ball Arena di Denver, dan menggambarkan salah satu laga terpenting dalam sejarah submission grappling.
Melihat besarnya skala laga dan kemampuan lawannya yang tak tertandingi, tidak mengejutkan jika “Darth Rigatoni” mati-matian berjuang dalam pemusatan latihannya.
Setiap pekan, “Darth Rigatoni” menghabiskan beberapa hari untuk berlatih di Las Vegas dan menajamkan kemampuan berburu kuncian kelas dunia miliknya di gym yang ada di garasi rumahnya serta di Faito Tamashii Combat Club. Dalam prosesnya, ia berlatih keras, mengasah kekuatan, pemanasan, dan melihat rekaman tanding lawannya dengan seksama.
Sang raja flyweight submission grappling itu bicara pada onefc.com perihal jadwal latihannya yang intens:
“Saya menghabiskan total 10 hingga 12 jam beberapa hari belakangan untuk belajar, latihan, dan semuanya.”
Ketika tidak sedang berada di Las Vegas, Musumeci berlatih di Los Angeles di bawah arahan salah satu seniman BJJ terbaik sepanjang masa, Rubens “Cobrinha” Charles.
Rekan latihan utamanya untuk sesi itu adalah anak laki-laki dari “Cobrinho,” Kennedy Maciel, Juara BJJ Dunia, Eropa dan Amerika.
Musumeci menyebut sesi latihan dengan Maciel dan “Cobrinha” sangat melelahkan tapi juga banyak menyangkut teknik:
“Pada Kamis dan Jumat, Kennedy dan saya akan berperang. Kami saling menghabisi satu sama lain. Kami melakukan tiga jam latihan, hanya saya dan dia, dan ‘Cobrinha’ akan mengawasi. Secara teknis, ini adalah laga 10 menit di mana kami mencoba saling mengalahkan dan memikirkan hal baru,”
Seperti biasanya, grappler berusia 28 tahun itu selalu detail dalam latihan. Ia berusaha menyelesaikan kompleksitas dari semua posisi yang mungkin ia terapkan saat melawan Ruotolo.
Pendekatan yang penuh hati-hati serta ilmiah itu telah diterapkan oleh “Cobrinha,” dan hasilnya sudah terbukti. Musumeci memulai latihan dengan sang legenda hidup sebelum laga terakhirnya. Alhasil, ia meraih kemenangan kuncian dominan atas atlet terakhir yang pernah mengalahkannya, Gabriel Sousa.
“Darth Rigatoni” membeberkan metode unik yang ia pelajari bersama “Cobrinha” dan Maciel:
“Dalam latihannya, teknik yang kami pelajari sangat gila karena kami terus mengubah banyak hal secara terus menerus. Misalnya saya tengah mempelajari satu hal, dan kemudian Kennedy bisa menghentikan apa yang saya kerjakan.
“Kemudian secara tiba-tiba, saya akan membuat penyesuaian, dan kembali berlanjut. Kemudian Kennedy akan menghentikannya lagi. Jadi kami melakukan hal ini lagi dan lagi, dan itu membuat level kami meningkat. Latihan itu membuat kami lebih tajam sehingga saya merasa beberapa tahun lebih maju dibandingkan yang orang-orang lakukan saat ini.”
Musumeci Sebut Proses Pemulihan Jadi Tantangan Tersulit
Pemusatan luar biasa Mikey Musumeci membuatnya lebih percaya diri terkait grappling dan kekuatan fisik, tapi ia mengaku memiliki masalah dalam satu aspek penting – menjalani pemulihan dari sesi latihannya.
Atlet asal New Jersey itu menjelaskan:
“Saya pikir mustahil untuk bisa lebih baik lagi dari saat ini. Saya menyukainya. Satu-satunya hal yang menyulitkan adalah proses pemulihan.
“Sangat sulit untuk memulihkan diri ketika berlatih sekeras ini – dan saya tanding di lightweight karena divisi ini membutuhkan kekuatan lebih. Namun, proses penyembuhan ini benar-benar menyiksaku. Jadi sekarang saya berusaha penuh untuk mencari tahu bagaimana saya bisa memulihkan diri, sehingga bisa tetap berlatih dengan volume seperti ini,”
Beradu grappling di tingkatan tinggi selama berjam-jam dalam satu hari sangat membebani badan dan pikiran Musumeci.
Sebagai atlet bersih, pemulihan dan tidur adalah sangat penting, tapi hal itu sangat sulit dilakukan tanpa bantuan doping yang sering kali jadi andalan banyak atlet lain:
“Saya merasa kalau kortisol di badanku bisa naik, dan kemudian saya harus memindahkan kortisol dengan mengatur nafas, tapi ini adalah pertarungan tanpa henti. Namun, itu adalah apa yang dibutuhkan agar mencapai level yang kuinginkan, dan saya akan melakukannya secara alami tanpa steroid.
“Pemulihan seperti jadi sesi latihan untuk menyegarkan kembali sistem ingatanku dari latihan melelahkan yang saya lakukan.”
Kurang dari sebulan jelang laga Kejuaraan Dunia melawan Kade Ruotolo, sang penantang tengah berada dalam pemusatan tersulit dalam hidupnya.
“Banyak tidur, berjalan, dan sauna – saya mencoba semua itu. Saya konsumsi lebih banyak gula juga kadang, karena gula membantuku tidur. Kadang jika saya tak konsumsi gula yang cukup, saya akan terbangun dalam kondisi lapar. Jadi ini adalah pertarungan konstan yang tengah saya hadapi dan seperti itulah keadaanya saat ini.”