‘Saya Punya Kesempatan Kunci Lehernya’ – De Ridder Ingin Uji Teknik Grappling Galvao
Reinier de Ridder membawa mantra “siapa pun, kapan pun, di mana pun,” namun ia juga menyiratkan klausul “peraturan apa pun.”
Untuk membuktikan itu, Juara Dunia ONE Middleweight dan Light Heavyweight akan keluar dari zona nyamannya, MMA, untuk menghadapi ikon BJJ Andre Galvao dalam laga submission grappling di ONE X: Part I pada Sabtu, 26 Maret ini.
Itu adalah langkah berani bagi sang seniman bela diri campuran tak terkalahkan ini, namun ia jelas menyambut tantangan itu dengan baik.
“The Dutch Knight” menantang Galvao setelah laga pertahanan gelar Juara Dunia terakhirnya, dan ia tak gentar menghadapi kemungkinan menghadapi legenda asal Brasil itu dalam ranahnya itu di Singapore Indoor Stadium.
De Ridder menyebutkan:
“Saya bersemangat mendapatkan kesempatan seperti ini untuk menghadapi seorang grappler legendaris. Ini sangat besar bagi saya. Saya masuk ke dalam disiplin ini dari grappling. Itu adalah bagian pertama dari MMA yang saya mulai.”
“Andre berada di puncak saat itu, dan ia seperti masih ada di sana, maka ini akan menjadi kesempatan yang keren untuk melawannya. Dan, yang lebih keren lagi adalah saya kira saya memiliki kesempatan untuk mengunci lehernya. Saya kira saya dapat mengalahkan pria ini.”
“Ada banyak nama besar lainnya seperti “Buchecha” dan Gordon Ryan. Namun inilah pria pertama yang dapat saya lawan, dan akan menjadi pencapaian luar biasa bagi saya untuk menghentikannya secara pribadi.”
Sementara pria Belanda itu tak berencana untuk berkomitmen penuh dalam waktunya di submission grappling, ia tak memiliki permasalahan untuk menguji kemampuan ground-nya melawan para atlet terbaik dunia.
Sebagai pemegang sabuk hitam judo dan BJJ, De Ridder meraih 10 kemenangan submission dalam 15 kemenangannya dalam MMA, dan ia mengira bahwa dirinya dapat mengatasi superstar Brasil itu dalam ajang bersejarah 10 tahun berdirinya organisasi ini.
Pria berusia 31 tahun ini berkata:
“Yang harus anda harapkan [di ONE X] adalah laga grappling cepat, kemampuan grappling tingkat atas yang ditampilkan, serta laga yang sangat menarik karena saya ingin mendesak temponya. Semakin cepat ritmenya, semakin baik bagi saya.”
“Akan ada gulat, dominasi di atas kanvas. Dan semoga, saya akan berakhir mengangkat tangan saya.”
“Saya terfokus pada MMA, namun jika laga-laga seperti ini dihadirkan bagi saya, saya takkan berkata tidak. Gordon [Ryan] itu sangat hebat di mana pun. Tekniknya sangat tajam. Ia adalah petarung hebat, sangat kuat. Ia beraksi sangat baik dalam grappling, namun, mengapa tidak [menghadapinya] nanti?”
“Untuk laga-laga seperti ini, saya akan meluangkan waktu dan mengambil sedikit langkah untuk beralih ke grappling.”
Reinier De Ridder Masih Terfokus Pada Warisan MMA
Reinier de Ridder melihat aksi submission grappling melawan Andre Galvao sebagai proyek sampingan yang penuh intrik dengan tujuan untuk membangun warisannya dalam seni bela diri campuran.
Ia memang sudah bergabung dalam kelompok elite Juara Dunia dua divisi ONE, walau ia tak berencana untuk berhenti di sana.
Setelah menghentikan Juara Dunia ONE Welterweight Kiamrian Abbasov dalam laga light heavyweight mereka bulan lalu, “The Dutch Knight” bahkan semakin berdeterminasi untuk naik satu divisi dan menjadi triple-champ.
De Ridder berkata:
“Itu adalah sebuah tambahan yang manis [untuk mengalahkan Abbasov], betul? Maka saya telah mengalahkan juara welterweight, mengalahkan juara middleweight, dan mengalahkan juara light heavyweight. Seperti yang saya katakan, apa yang berikutnya? Mungkin di heavyweight?”
“Cukup keren [menjadi Juara Dunia tiga divisi ONE yang pertama], betul? Maka, itulah tujuannya. Saya telah berbicara tentang itu untuk sementara waktu sampai saat ini.”
“Dan, saya kira saya memiliki kesempatan bagus menghadapi [sang penguasa Arjan] Bhullar dan [pemegang gelar interim Anatoly] Malykhin. Dan mereka harus menjadikan laga itu. Inilah waktunya.”
Namun, tugas berikutnya bagi pria Belanda ini di MMA mungkin telah ditentukan saat mantan penguasa middleweight Vitaly Bigdash mengalahkan rival lamanya Aung La N Sang dalam laga trilogi mereka yang sangat ditunggu.
De Ridder senang menghadapi bintang Rusia itu, namun yang terpenting, ia ingin tetap menyibukkan diri dan mengambil keuntungan dari momentum yang dibangunnya.
Ia mengungkap:
“Pertama-tama, Vitaly, sama-sama. Saya menunjukkan cetak birunya [untuk mengalahkan Aung La], dan anda melakukan itu. Maka, sangat bagus. Kedua, saya kira ia wajib menjadi yang selanjutnya.”
“Saya melihat diri saya mendominasi dari awal sampai akhir. Saya akan mematahkannya dari luar. Ia tak memiliki kesempatan untuk beradu striking dengan saya. Ia terlalu pendek. Saya mendorongnya ke dinding [Circle], mendominasi dalam grappling dan saya akan menemukan lehernya kapan pun juga.”
“Saya ingin tetap aktif tahun ini. Saya ingin mencetak tahun 2022 yang hebat, membayar waktu yang hilang dalam beberapa tahun terakhir. Saya berada dalam posisi yang bagus, dan saya ingin mengambil keuntungan sepenuhnya dari itu.”