‘Saya Selalu Tahu Kita Akan Beradu Lagi’ – Marat Grigorian Tak Sabar Panaskan Rivalitas Dengan Sitthichai Di ONE 165
Kisah panjang antara Marat Grigorian dan Sitthichai “Killer Kid” Sitsongpeenong akan memasuki babak keenam di ONE 165: Superlek vs. Takeru, tetapi superstar Armenia ini sangat termotivasi untuk kembali menghadapi rival lamanya itu.
Penantang #2 featherweight kickboxing ini akan melawan legenda Thailand di peringkat #3 itu pada hari Minggu, 28 Januari, dan ia mengharapkan sebuah pertemuan keras lainnya saat mereka beradu di Ariake Arena, Tokyo, Jepang.
Walau hampir lima tahun berlalu sejak pertemuan terakhir mereka – yang juga menjadi kemenangan pertama Grigorian atas “Killer Kid” – ia selalu merasa masih ada yang belum selesai dalam kisah mereka.
Dengan pemikiran tersebut, petarung berusia 32 tahun ini berbicara pada onefc.com/id ahead jelang aksi pada hari Minggu nanti:
“Hal teraneh adalah bahwa saya selalu tahu kita akan beradu lagi. Dari pertarungan pertama, saya berkata pada pelatih saya bahwa kita akan banyak bertemu. Saya memberitahunya pada 2015. Dan hari ini, sembilan tahun kemudian, kami kembali bertemu.”
Setelah beradu selama 21 ronde secara keseluruhan, Grigorian dan Sitthichai memiliki respek luar biasa atas satu sama lain yang takkan hilang. Terlebih lagi, keduanya mengantisipasi sebuah aksi intens.
Terakhir kali mereka beradu, Grigorian akhirnya meraih gelar Kejuaraan Dunia Glory Kickboxing dari rival lamanya itu, dimana ia mencetak kemenangan besar setelah empat kekalahan beruntun.
Sementara hal ini menunjukkan kegigihan dan karakternya, perwakilan Hemmers Gym itu selalu meyakini bahwa ia memang selalu berkejaran dengan “Killer Kid” – terlepas dari hasilnya:
“Bertarung melawan Sitthichai itu selalu sulit. Anda selalu harus memberi segala yang anda miliki dalam diri anda.”
“Kami banyak sekali bertarung bersama. Ada beberapa kali dimana salah satu dari kami lebih tajam dan salah satu lebih cerdas, tetapi ia adalah pemegang gelar, maka ia mendapatkan kemenangan itu setiap kalinya.”
“Itulah mengapa saya tak selalu senang dengan kekalahan itu, karena saya tahu terkadang saya lebih baik.”
“Tapi kami selalu berkembang untuk menjadi petarung yang lebih baik, dan hal yang indah adalah bahwa kami berdua sudah mencoba sebaik mungkin dalam divisi ini dalam waktu yang sangat lama. Kami berdiri di puncak sepanjang lebih dari delapan tahun sejak pertama kali bertemu pada 2015.”
Grigorian Harap Raih Perebutan Gelar Juara Dunia ONE Lainnya
Baik Marat Grigorian dan Sitthichai Sitsongpeenong mencetak rekor imbang 2-2 dalam empat aksi terbaru mereka, sementara beradu dengan para lawan elite dalam salah satu divisi tersulit di ranah olahraga tarung.
Di usia 32 tahun, mereka masih memiliki waktu tersisa untuk berkompetisi, tetapi dengan banyaknya atlet kelas dunia di sekeliling mereka, sebuah kekalahan akan menjadi kemunduran besar – dan bahkan dapat melengserkan impian mereka untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Featherweight Kickboxing.
Di sisinya, Grigorian mengetahui bahwa pertemuan keenam dengan Sitthichai ini sangatlah krusial, dan ia meyakini bahwa itu akan membawa yang terbaik dari dalam diri mereka berdua:
“Laga ini sangatlah penting. Itu akan berdampak pada siapa yang kembali maju menuju gelar Juara Dunia, dan bagi kami berdua, itu adalah hal yang sangat besar.”
“Maka saya kira kami akan memberi seluruh kemampuan kami, dan biarlah pria yang terbaik yang menang.”
Dengan lima laga tipis tanpa penyelesaian sedikit pun, Grigorian sangat realistis untuk mengetahui bahwa hampir tak ada kesempatan untuk mencetak KO atas “Killer Kid.”
Keduanya memang berada di antara para kompetitor terbaik dalam generasi mereka dan memiliki kemampuan elite, dimana ini berarti akan ada garis tegas yang memisahkan kemenangan dan kekalahan.
Tetap saja, Grigorian sangat ingin untuk berada di sisi yang tepat dari garis pemisah tersebut, dan ia pun berjanji mengeluarkan seluruh kemampuannya di dalam ring pada hari Minggu ini:
“Kami berdua benar-benar petarung yang sangat tajam. Kami melihat segala sesuatunya lebih cepat – apa yang akan datang dan tidak akan datang. Dalam divisi kami, selisih seperdetik itu adalah dimana sesuatu dapat terjadi, maka saya tahu saya harus sangat tajam dan terfokus dalam laga ini.”
“Saya ingin menang dan menunjukkan pertarungan kuat. Lalu saat saya mendapatkan kemenangan itu, saya tahu saya akan segera bertarung kembali, maka saya akan melakukan apa pun semampu saya untuk memenangi laga melawan Sitthichai ini dan mendekati sabuk emas itu.”