‘Saya Suka Bertarung’ – Raja Submission Grappling Kade Ruotolo Nikmati Momen Jelang Debut MMA

Kade Ruotolo Francisco Lo ONE Fight Night 21 57

Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade Ruotolo tak lama lagi akan memasuki Circle sebagai seniman bela diri campuran profesional untuk pertama kalinya.

Dalam ajang ONE 167: Tawanchai vs. Nattawut II pada 8 Juni, yang bertepatan dengan jam tayang utama Amerika, atlet muda fenomenal ini akan melakoni debut MMA melawan Blake Cooper.

Pertarungan mereka akan berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Thailand, dan ia tahu laganya bakal menyita perhatian para penggemar submission grappling serta MMA.

Pada usia yang baru menginjak 21 tahun, Ruotolo bisa dibilang telah menasbihkan namanya sebagai grappler pound-for-pound terbaik di muka bumi. Di samping rekor tak terkalahkannya di ONE Championship dan sabuk emas seberat 26-pon, ia adalah Juara Dunia ADCC termuda.

Namun, meski Brazilian Jiu-Jitsu adalah cinta pertamanya, pria asal California ini tak sabar untuk menguji diri dalam MMA yang menggabungkan segala jenis bela diri.

Ia berbicara pada onefc.com tentang semangatnya untuk berlaga dengan mengenakan sarung tinju seberat 4-ons.

“Bung, ini adalah dunia yang benar-benar berbeda, itu pasti. Saya telah dan semakin jatuh cinta pada [olahraga] ini setiap hari. Ini adalah hal baru. Ini menyenangkan. Bukan berarti jiu-jitsu tidak. Saya cinta jiu-jitsu, adrenalin saya selalu terpompa, tapi ini adalah hal menyenangkan yang berbeda. Sulit untuk menjelaskannya, saya hanya benar-benar bersemangat untuk menampilkan pada dunia apa yang saya bisa.”

Dalam dunia submission grappling, Ruotolo menyerang seperti dinamo yang menyengat dan dikenal akan agresivitas tanpa henti dan pemburu kuncian kreatif.

Menghadapi Cooper, ia berharap bisa menampilkan gaya bertarung yang sama menghiburnya.

Tentu saja, ia ingin meraih kemenangan cepat, tetapi tujuan akhirnya adalah untuk menghibur semua penggemar di Bangkok dan penonton yang menyaksikan di lebih dari 190 negara di dunia:

“Saya ingin menampilkan sebuah pertunjukan. Saya ingin bersenang-senang di sana. Tentu saja, saya mengincar penyelesaian, and saya yakin akan mendapatkan finis. Seperti halnya dalam laga-laga jiu-jitsu, saya ingin ada alasan lain selain kemenangan agar orang-orang menonton pertandingan saya. Saya ingin orang-orang bersemangat, tercengang, dan saya ingin menghibur. Itulah tujuan saya pada [8 Juni.]”

Setelah menginjakkan kaki di puncak submission grappling, jelas bahwa Ruotolo punya modal besar untuk meraih kesuksesan yang sama dalam MMA.

Namun, di lebih dari kemampuan grappling kelas dunia, ia memiliki satu faktor kunci yang membedakannya dari para atlet BJJ lain yang bertransisi menuju MMA – hasratnya untuk berperang:

“Sejujurnya, saya suka bertarung. Tak tahu mengapa, tapi saya menyukainya. Ada satu hal spesial tentang itu.”

Kade Ruotolo Yakin Gaya BJJ Miliknya Akan Berhasil Dalam MMA

Selama masa persiapan jelang melawan Blake Cooper di ONE 167, Kade Ruotolo telah mengubah pola latihannya dengan menggabungkan striking dan latihan MMA selain mempertajam kemampuan BJJ miliknya.

Dengan bantuan dari pelatih MMA kenamaan Erik Paulsen dan Tyler Wombles, sang raja lightweight submission grappling proses transisinya berjalan relatif lancar.

Kade percaya bahwa dia dan saudaranya – Juara Dunia ONE Welterweight Submission Grappling Tye Ruotolo – memiliki gaya grappling dan pola pikir bertarung yang cocok untuk MMA:

” Sejujurnya dan dengan penuh kerendahan hati, saya percaya gaya kami adalah yang terbaik untuk bertransisi [menuju MMA]. Kami bangga memiliki gulat yang solid. Kami menyukai gaya gulat kami. Kami mengeksekusi kuncian dari berbagai posisi, kuncian yang spontan, gulat yang solid, dan daya tekan serta agresivitas dalam jiu-jitsu yang juga cocok untuk MMA.

“Kami adalah pribadi menyenangkan di luar ring. Kami mencoba untuk lembut dan mengasyikan, tetapi ketika memasuki ring, semua hal itu tak ada lagi.”

Di luar itu semua, Ruotolo merasa bahwa latihan bersama dalam seumur hidup mereka – baik grappling tanpa batas waktu atau jual beli pukulan – telah mempersiapkannya untuk menapaki MMA:

“Saya tahu saya tidak akan mendapati pertarungan yang lebih berat dari yang telah saya alami dengan saudara saya. Saya kira itu hal yang tak mungkin. Saya tidak yakin bahwa itu bisa terjadi. Saya dan saudara saya telah melakukan ini seumur hidup kami, membangun kekuatan mental. Saya rasa tidak banyak orang yang siap untuk berusaha sekeras itu.”

Selengkapnya di Berita

JonathanHaggerty ChatriSityodtong SuperlekKiatmoo9 1920X1280
John Lineker Stephen Loman ONE Fight Night 14 44 scaled
Pakorn and Fabio Reis faceoff before ONE Friday Fights 79
Pakorn PK Saenchai Rafi Bohic ONE Friday Fights 68 11
Superlek Kiatmoo9 Kongthoranee Sor Sommai ONE Friday Fights 68 49
Mikey Musumeci Gabriel Sousa ONE 167 55
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 3
Rodtang Jitmuangnon Edgar Tabares ONE Fight Night 10 21
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 127 scaled
Seksan Or Kwanmuang River Daz ONE Friday Fights 46 52 scaled
Shamil Erdogan 1
YodlekpetOrAtchariya KongsukFairtex 1920X1280