‘Saya Tak Yakin Kami Ada Di Tingkatan Sama’ – Jhanlo Sangiao Yakin Jelang Laga Enkh-Orgil Baatarkhuu
Di usia 21 tahun, Jhanlo Mark Sangiao memang menembus lawan-lawan kuat sejauh ini, dan ia takkan membiarkan siapa pun menghentikannya sampai ia mencapai puncak.
Petarung Filipina tak terkalahkan itu akan mendapat ujian terbesarnya saat melawan sosok Enkh-Orgil Baatarkhuu di ONE Fight Night 13: Allazov vs. Grigorian.
Namun, ia yakin memiliki apa yang dibutuhkan untuk mengatasi pemenang Road to ONE: Mongolia ini dan melanjutkan misinya menuju puncak jajaran bantamweight MMA.
Dibesarkan di Team Lakay, sasana terkenal milik ayahnya Mark Sangiao, “The Machine” merasa seperti kemampuan yang dikumpulkannya sepanjang masa hidupnya akan menjadi kunci pembeda saat mereka berhadapan pada Sabtu pagi, 5 Agustus, di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.
Walau ia tak mengharapkan laga yang mudah, bintang baru ini berkata:
“Saya tak ingin terdengar terlalu yakin, ia jelas adalah petarung kuat, tapi saya tak merasa kita berada di tingkatan kemampuan yang sama. Saya telah melakukan ini sejak kecil. Itulah mengapa saya tahu bahwa saya dapat mengatasi apa pun yang ia rencanakan, itu pasti.”
“Kemampuan gulatnya jelas menjadi titik kuatnya. Ia juga menyukai teknik dirty boxing, dimana ia akan masuk ke dalam clinch dan melontarkan pukulan dari posisi tersebut. Maka, kita sudah mempelajari cara untuk bertahan dan menghindar dari posisi clinch itu secara bersamaan.”
“Saya sudah mengerjakan pertahanan gulat saya bagi dirinya, tapi yang terpenting, saya berencana menggunakan itu untuk menyerang juga. Saya akan menjadi seseorang yang mendorong laga ke sini dan mengincar serangan.”
Berdiri dengan catatan rekor sempurna 6-0 dengan tiga penyelesaian ronde pertama dalam kariernya di ONE, Sangiao dianggap sebagai salah satu bintang besar baru di The Home of Martial Arts.
Namun, saat ia membuktikan diri dan mengetahui cara untuk menang di panggung besar, “The Machine” siap membawanya ke tingkatan baru.
Pria asal Baguio City ini meyakini dirinya memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menggapai gelar Juara Dunia ONE Bantamweight, dan sebuah kemenangan di Bangkok akan menjadi langkah besar lain menuju impian tersebut.
Sangiao berkata:
“Saya ingin membuktikan sesuatu. Penggemar sudah berkata pada saya bahwa inilah ujian terbesar yang akan saya hadapi dalam karier saya di ONE Championship. Saya berkata tidak. Saya hanya memulai. Ini bukanlah ujian bagi saya. Ujian terbesar bagi saya adalah laga Kejuaraan Dunia.”
Jhanlo Mark Sangiao Punya Informasi Lebih Di Pemusatan Latihan ONE Fight Night 13
Setiap hal kecil memang membantu saat terkait dengan pertarungan melawan rival kuat seperti Enkh-Orgil Baatarkhuu, maka Jhanlo Mark Sangiao berbalik pada rekan satu timnya di Team Lakay untuk membantu persiapan untuk laga berikutnya.
Adonis Sevilleno menghadapi petarung Mongolia itu di ONE Friday Fights 13 pada April lalu, dimana ia kalah via keputusan juri setelah 15 menit aksi keras.
Dipersenjatai dengan saran berharga dari rekan berlatihnya itu, bersama dengan pelatihan dari ayahnya, Sangiao merasa lebih dari siap untuk meraih penebusan pada 5 Agustus ini.
Ia berkata:
“Persiapan ini sangat hebat bagi saya. Saya memiliki banyak rekan berlatih hebat di sasana. Adonis selalu berada di sisi saya sepanjang pemusatan latihan ini karena ia pernah menghadapinya. Coach Mark juga mempersiapkan game plan hebat untuk ini.”
“Dalam laganya melawan Adonis, saya merasa Adonis dapat saja mengalahkannya. Permasalahannya adalah bahwa Adonis tak menginisiasi serangan dalam laga itu. Ia menjadi sangat defensif melawan Enkh-Orgil, dan itulah mengapa ia tersandung.”
“Sekarang, Adonis sangat aktif dalam membantu saya, memberitahukan saya hal-hal yang harus saya waspadai dan caranya bertarung di dalam ring.”