‘Saya Takkan Perlakukan Dia Seperti Petarung Muda’ – Nguyen Tran Duy Nhat Siap Beradu Melawan Remaja Fenomenal Johan Ghazali
“No.1” Nguyen Tran Duy Nhat tak berencana menjadi batu loncatan bagi bintang remaja baru Johan “Jojo” Ghazali.
Veteran asal Vietnam itu akan menghadapi remaja fenomenal berusia 17 tahun ini di ONE 167 pada jam tayang utama A.S., 7 Juni nanti, atau Sabtu pagi, 8 Juni di Asia, dan ia berencana menguji Ghazali dengan cara yang tak pernah dilakukan sebelumnya.
Berkat perjalanan luar biasa dari Ghazali di ONE – yaitu lima kemenangan beruntun dengan empat KO luar biasa – “No.1” adalah yang pertama mengakui bahwa rival keturunan Malaysia-Amerika itu layak mendapatkan seluruh pengakuan tersebut.
Bintang berusia 35 tahun ini berbagi pemikirannya tentang “Jojo” jelang laga flyweight Muay Thai mereka di Impact Arena, Bangkok, Thailand:
“Johan Ghazali adalah pemuda yang jelas sedang melejit. Ia kuat, cepat dan atletis, mungkin kombinasi hebat dari kedua orang tuanya dari Malaysia dan Barat. Kekuatan KO-nya juga tidak main-main. Sebagai perbandingan, saya tidak seatletis dirinya.”
“Pertarungan melawannya takkan berjalan mudah.”
“Johan memulai latihan dan pertarungan itu saat masih anak-anak, maka bahkan dengan perbedaan usia sebesar ini, saya takkan memperlakukannya seperti petarung muda dengan sedikit pengalaman.”
Pujian itu memang datang dengan cepat dan besar bagi Ghazali, dimana banyak orang menyamakannya dengan Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon.
Sekali lagi, Duy Nhat tak dapat menyangkal kekaguman yang ada bagi remaja itu, dan ia bahkan melihat bayangan dari dirinya yang masih muda dalam diri “Jojo.”
Dengan pemikiran tersebut, “No.1” berkata ia mengharapkan aksi keras melawan perwakilan Rentap Muay Thai yang tak kenal lelah itu:
“Betul, gaya Johan itu cukup mirip dengan Rodtang. Keduanya memiliki teknik striking yang bagus, kekuatan KO, agresi yang sama, serta kemampuan gila untuk menerima kerusakan. Saya dapat melihat mengapa banyak orang membandingkan mereka.”
“Ia jelas seorang petarung berbakat. Saya meyakini satu hari nanti, ia akan naik ke tingkatan yang sama seperti Rodtang.”
“Johan itu berani, agresif, serta memberi banyak tekanan pada lawan-lawannya. Itu mengingatkan saya akan bagaimana saya bertarung di usia saya yang lebih muda sebagai petarung.”
Duy Nhat Rencanakan Pergantian Taktik Saat lawan ‘Jojo’
Walau melihat Johan Gahazali sebagai superstar masa depan dalam divisi ini, Nguyen Tran Duy Nhat meyakini bahwa ada jalur kemenangan di ONE 167.
Itu takkan tiba tanpa sebuah risiko, tetapi pengalaman dan ketenangan Duy Nhat akan menjadi aset saat ia mengincar celah di antara serangan berat dari rivalnya yang jauh lebih muda itu.
Striker Vietnam ini berkata:
“Ia memiliki pemikiran dari seorang petarung yang sangat gigih. Ia meluncurkan dirinya ke dalam aksi itu dan bertarung dengan semua semangat dalam jiwanya. Ia memukul dengan kekuatan 100 persen, yang menjadikannya lawan yang cukup menakutkan saat beraksi dalam pertempuran.”
“Tetapi, kekuatan itu juga menjadi kelemahannya. Menempatkan terlalu banyak kekuatan dalam setiap serangan itu tak selalu bijak.”
“Saya penasaran melihat bagaimana ia akan beraksi jika kombinasi striking-nya dapat dibalas, atau tidak sekeras yang ia inginkan, dan apa yang akan ia lakukan jika ia tak meraih keunggulan dalam pertukaran serangannya. Saya akan menguji semua itu di dalam laga.”
Beranjak dari kekalahan berat di tangan penantang #2 flyweight Muay Thai Denis “The Bosnian Menace” Puric pada Desember lalu, Duy Nhat mendapatkan beberapa pelajaran berharga dari lawan yang sama intensnya, dan ia ingin menggunakan itu kali ini.
Secara spesifik, “No.1” melihat bahwa menghadapi Ghazali di tengah dan membuatnya berpikir dua kali tentang serangan menyeluruh itu akan sangat krusial jika ia ingin meraih kemenangan.
Menerima bahwa strategi itu membawa risiko luar biasa besar, tetapi juga hasil yang besar, Duy Nhat menambahkan:
“Saya akan memiliki ritme awal yang lebih baik dan lebih cepat. Pertarungan dengan Puric memberi saya pelajaran besar, bahwa terkadang saya harus lebih menjadi penyerang keras.”
“Saya akan memulai laga ini dengan lebih agresif, bertukar pukulan, serta membuatnya menghadapi siku saya jika ia masuk terlalu dekat.”
“Johan mungkin akan memulai laga dengan ritme yang sangat cepat, maka saya yakin akan ada kemenangan KO bagi salah satu dari kami.”