Semifinalis Kickboxing Grand Prix Buka Suara Jelang Laga Epik

Sitthichai Tayfun Ozcan 1920X1280 ONE First Strike 44.jpg

Babak semifinal ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix akan menjadi puncak ONE: ONLY THE BRAVE pada Jumat, 28 Januari – dimana keempat atlet yang berlaga dalam turnamen prestisius itu memprediksi penampilan luar biasa.

Striker legendaris dan penantang peringkat ketiga Sitthichai “Killer Kid” Sitsongpeenong akan bertemu dengan kuda hitam asal Georgia Davit Kiria dalam laga utama. Di laga pendukung utama, penantang peringkat keempat Chingiz “Chinga” Allazov akan melawan atlet sensasional Thailand Smokin’ Jo Nattawut.

Sitthichai dan Kiria kini bersiap untuk pertemuan ketiga mereka, sementara Allazov dijadwalkan menghadapi Marat Grigorian sebelum bintang Armenia itu terpaksa mundur karena protokol COVID-19.

Pergantian pada menit terakhir itu menambah drama dalam turnamen ini. Kini, kurang dari 48 jam menuju aksi keras yang akan berlangsung, tiap semifinalis berbagi pemikiran mereka jelang malam liar di Singapore Indoor Stadium ini.

Sitthichai Siap Hadapi Laga Trilogi Kontra Kiria

Walau Sitthicahi unggul 2-0 dalam rangkaian laganya bersama Kiria, ia tak akan meremehkan rival lamanya itu.

“Ia sangat berkembang. Ia lebih kuat dengan pukulannya, dan secara keseluruhan, ia menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia adalah lawan yang menakutkan,” kata pria Thailand ini.

“Saya kira [laga terakhirnya] itu cukup impresif. Saat saya melawan Enriko Kehl, itu sangat tipis. Maka, Davit mengejutkan saya karena ia menang via KO [di perempat final Grand Prix].”

“Dua karunia elite [yang ia miliki] adalah tangan kanan dan kirinya. Ia seseorang yang memiliki pukulan dan serangan kuat alamiah, dan ia memiliki kekuatan KO di tangannya.”

Oleh karena itu, “Killer Kid” tetap sangat meyakini kemampuannya sendiri.

Juara Dunia Kickboxing dan Muay Thai delapan kali ini telah melihat segalanya, dan ia berharap dapat menampilkan aksi yang lebih baik setelah kemenangan tipisnya atas atlet peringkat kelima Tayfun “Turbine” Ozcan di babak awal.

“Saya kira dari laga terakhir saya, saya juga banyak mengembangkan diri,” tegas pria berusia 30 tahun ini.

“Terutama, pemusatan latihan itulah yang membuat saya tetap tajam. Namun, memasuki turnamen ini, tujuannya adalah untuk menjadi juara, maka fokus saya adalah memenangkan laga dan memenangkan Grand Prix ini.”

Sitthichai juga mengincar gelar Juara Dunia ONE Featherweight Kickboxing, yang dipegang oleh rival lamanya Superbon. Namun, ia sebelumnya harus mengatasi lawan berbahaya seperti Kiria dan meraih posisi di babak final Grand Prix.

“Sebuah penghormatan besar bagi saya untuk dapat berpartisipasi dalam turnamen ini. Saya menganggap ini sebagai salah satu turnamen terbesar yang pernah saya jalani dalam hidup. Maka, saya ingin memenangkannya, lalu kembali melawan Superbon demi sabuk [emas] ONE,” tambahnya.

“Davit selalu menjadi petarung yang hebat, dan saya menghormatinya. Saya kira ini akan menjadi laga yang sangat dapat dinikmati. Dalam laga ketiga ini, saya akan kembali menang.”

Kiria Dapat Motivasi Tambahan Lawan Rival Lama

Kiria senang mendengar bahwa “Killer Kid” menyadari evolusi dari permainannya sejak mereka terakhir beradu.

Dan, setelah KO mengejutkan di perempat final atas bintang Jerman Enriko Kehl, striker asal Georgia ini sangat ingin menunjukkan kemajuannya itu dalam laga trilogi Jumat malam nanti.

“Benar bahwa saya berusaha keras, dan saya sangat berkembang. Terima kasih untuk komentar itu,” kata Kiria.

“Satu-satunya momen dalam hidup saya dimana saya kalah via KO adalah saat melawan Sitthichai. Saya memiliki fokus dan motivasi tambahan saat ini untuk melawannya.”

“Sama dengan seluruh lawan saya, saya menghormatinya sebagai petarung, namun saya harus melakukan yang terbaik untuk meraih kemenangan melawannya karena itu sangat [penting] bagi saya.”

Warga Tiblisi ini tak ingin berbagi game plan-nya, namun ia menegaskan pentingnya kesempatan ini bagi kariernya.

Mendapatkan penebusan atas Sitthichai dalam turnamen kickboxing terbesar di dunia ini akan menjadi momen masif bagi pria berusia 33 tahun ini, dan ia berencana mengerahkan seluruh kemampuannya Jumat malam nanti.

“Saya tak berbicara tentang rencana tanding saya. Tetapi saya tahu mengapa saya ada di sini dan apa yang saya inginkan dari laga ini, dan itu adalah untuk menang. Saya memiliki motivasi ekstra karena saya ingin memenangkan turnamen ini. Itulah incaran terbesar saya,” tegas Kiria.

“Laga terakhir saya memberi keyakinan lebih terkait turnamen ini. Jika saya masuk dengan sehat dan terfokus dalam laga, saya akan membawa hasil yang baik.”

“Saya harus melakukan sesuatu yang baru, tak terduga dan mengejutkan untuk memenangkan laga ini – sesuatu yang spesial. Saya akan melakukan yang terbaik untuk menampilkannya di dalam Circle dan menunjukkan bahwa saya adalah salah satu yang terbaik.”



Nattawut Akan Tampilkan Aksi Keras

Sejak kemenangan KO luar biasa pada ronde pertama atas Yurik “Mee Khao Jomhot” Davtyan di laga alternatif Grand Prix bulan November lalu, Nattawut yang menjadi favorit penggemar menunggu panggilan untuk bergabung dalam laga utama turnamen ini.

Karena itu, ia tak gentar menghadapi laga pada menit terakhir melawan bintang Belarusia Allazov.

“Tiap petarung itu berbeda. Semua orang berbeda. Jika lawan berubah pada menit terakhir, anda harus mengatasi itu. Terutama pada saat ini,” kata Smokin’ Jo. 

“Secara pribadi, saya tak memikirkan tentang [apakah segala sesuatunya harus terjadi]. Saya hanya maju, bersenang-senang, memastikan para penggemar menikmatinya, dan itu saja..”

Striker berusia 32 tahun ini awalnya dijadwalkan melawan Dovydas “Rimkenzo” Rimkus dalam sebuah laga alternatif Grand Prix lainnya Jumat ini, namun ia naik ke babak semifinal saat Grigorian terpaksa mundur.

Pertaruhannya jelas semakin besar saat ini, namun Nattawut tak berpikir bahwa dirinya atau Allazov akan terlalu terdampak oleh perubahan ini.

“Bagi saya, tak peduli siapa pun anda, saat anda bertarung itu tak terlalu banyak berubah. Dari awal sampai saat ini, saya merasa seperti saya bertarung dengan cara yang sama setiap waktu,” tegasnya. 

“Semua orang dapat berkata mereka mengetahui saya. Semua orang mengetahui gaya saya. Ia bertarung dengan cara yang sama juga. Yang terutama adalah apa yang terjadi pada momen saat kami bertarung. Saya selalu bersiap dengan baik. Saya maju dan bersenang-senang, dan apa pun yang terjadi, terjadilah.”

Sementara perwakilan Thai Top Team ini tak suka terlalu terlibat secara emosional, ia mengakui bahwa menjuarai Grand Prix ini akan menjadi pencapaian yang sangat besar. Tetapi, untuk saat ini, ia hanya terfokus untuk maju dan menghibur para penonton di Singapura.

“Akan bagus [untuk memenangkan turnamen ini]. Itu berarti saya sukses sebagai petarung. Saya telah berada jauh dari apa yang saya duga sebelumnya,” tambah Nattawut.

“Ini akan menyenangkan. Itu saja yang saya dapat katakan.”

Allazov Bersiap Lawan Atlet Alternatif: Nattawut

Striker kuat Allazov mencetak KO atas Samy “AK47” Sana hanya dalam waktu 39 detik untuk meraih laga semifinal melawan penantang teratas Grigorian.

Namun, kini fokusnya beralih ke Nattawut, dan walau terdapat beberapa perubahan dalam game plan miliknya, ia siap untuk menjalani tugas baru di hadapannya ini.

“Saya menjalani pemusatan latihan saya untuk bertarung melawan Marat Grigorian, namun saya mengubah lawan saya ke Jo Nattawut. Jo adalah lawan yang bagus – kini saya 100 persen terfokus pada dirinya. Saya merasa siap. Persiapan itu berjalan bagus,” kata Allazov.

“Ini bukan petarung dengan gaya yang sama. Marat adalah petarung yang maju, petarung bergaya tinju. Jo adalah petarung Thailand. Ia menyerang dari jarak jauh. Ia melontarkan tendangan. Ia melontarkan pukulan. Saya bersiap satu minggu untuk dirinya. Saya sedikit mengubah gaya saya. Tetapi bagi saya, itu tak masalah.”

Seperti para petarung lainnya, “Chinga” ingin merebut sabuk perak turnamen ini dan memasuki perebutan gelar Juara Dunia. Hal ini termasuk beradaptasi dengan berbagai situasi yang berbeda, dan ia pun memiliki determinasi untuk meraih tujuannya, bagaimana pun caranya.

“Itu sangat berarti bagi saya. Mereka adalah petarung terbaik di dunia. Saat anda melawan yang terbaik di dunia, anda membuktikan bahwa andalah yang terbaik di dunia,” kata pria berusia 28 tahun ini.

“Ini adalah pertarungan. Ini adalah olahraga. Saya 100 persen terfokus. Saya mengincar kemenangan. Bagaimana saya akan menang? Via KO? Saya tidak tahu. Saya hanya terfokus pada Jo.”

Baca juga: Davit Kiria: 4 Fakta Mengejutkan Tentang ‘Underdog’ Di GP Ini

Selengkapnya di Berita

Yodlekpet ONE Friday Fights 85
Yodlekpet Or Atchariya Komawut FA Group ONE Friday Fights 68 46
ChristianLee AlibegRasulov 1200X800
Kade Ruotolo Blake Cooper ONE 167 72
Muangthai and Kongsuk
Rodtang Jitmuangnon Jacob Smith ONE157 1920X1280 28
Oumar Kane Marcus Almeida ONE Fight Night 13 63
Kongsuk Fairtex Yodlekpet Or Atchariya ONE Friday Fights 77 33
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 28
Tawanchai PK Saenchai Superbon Singha Mawynn ONE Friday Fights 46 65 scaled
Superlek Kiatmoo9 Panpayak Jitmuangnon ONE 164 1920X1280 36
Panrit and Superball