Setelah Kekalahan Berat, Meng Bo Sambut ‘Awalan Baru’
Pencetak KO asal Tiongkok Meng Bo mungkin baru menderita kekalahan terberat dalam karier bela diri campuran-nya, tetapi ia terfokus kembali, mendapatkan energi, dan memiliki kesempatan besar untuk segera membalikkan kesialannya.
Pada Jumat, 14 Januari nanti, warga Changsha ini akan naik satu divisi untuk menghadapi penantang teratas divisi strawweight wanita, Tiffany “No Chill” Teo, di ONE: HEAVY HITTERS, Singapura.
Meng mencetak awalan luar biasa dalam kariernya bersama ONE Championship, dengan meraih sepasang kemenangan KO ronde pertama dan keputusan mutlak yang dominan. Itu juga membawanya menempati posisi penantang peringkat kedua divisi atomweight wanita.
Namun, rangkaian kemenangannya itu terhenti saat ia menghadapi Ritu “The Indian Tigress” Phogat dalam babak perempat final ONE Women’s Atomweight World Grand Prix.
Bintang Tiongkok ini menggoncang Phogat dengan pukulan tajamnya pada stanza pembuka, serta hampir saja menghentikannya di titik itu. Namun, wanita India itu bertahan – lalu membalikkan keadaan.
Phogat menggunakan kemampuan gulat kelas dunia untuk membungkam Meng dan meraih kemenangan mutlak yang mengeliminasi lawannya itu dari turnamen ini. Itu menjadi kekalahan berat bagi Meng, sampai ia mencukur habis rambutnya.
Namun, ia menggunakan kesempatan itu untuk menganalisa kelemahannya, mengasah kemampuannya dan kembali lebih kuat lagi. Kini, saat ia naik satu divisi dan memiliki kesempatan mengalahkan penantang teratas, wanita berusia 25 tahun ini dapat meraih penebusan dan berpotensi meraih laga perebutan gelar Juara Dunia ONE.
Meng berbicara tentang itu, dan masih banyak lagi, dalam wawancara eksklusif ini.
ONE Championship: Terakhir kali kita melihat anda bertarung, anda dikejutkan oleh Ritu Phogat dalam babak perempat final ONE Women’s Atomweight World Grand Prix di bulan Agustus. Apa yang terjadi?
Meng Bo: Saya adalah atlet stand-up, dan kemampuan saya di ground dan pagar arena tak terlalu mendetail, maka saya kalah dari dirinya.
ONE: Anda nampak hampir mencetak KO atas dirinya pada ronde pertama, namun Ritu bertahan. Mengapa anda tak mencetak KO itu?
MB: Ada terlalu banyak ketidakjelasan dalam laga itu, dan saya tak benar-benar mengingat apa yang terjadi. Namun saat itu, saya merasa bahwa lawan saya sangat ulet dan fleksibel di dalam arena, maka saya tak dapat mencetak KO dirinya.
ONE: Ritu kembali pada kemampuan gulatnya untuk memenangkan laga dan mengeliminasi anda dari Grand Prix. Apa yang ada dalam pikiran anda setelah laga itu?
MB: Itu jelas mengganggu saya, dan saya merasa menyesal karena saya memasuki laga ini dengan pemikiran untuk memenangkan Grand Prix. Namun, cukup normal untuk menang atau kalah, dimana prosesnya juga lebih penting.
Sebagai contoh, setelah laga itu, saya sadar harus memperkuat latihan ground dan permainan di pagar arena.
ONE: Apakah kesalahan terbesar anda dalam laga melawan Ritu tersebut?
MG: Kesalahan terbesar adalah bahwa saya tak meng-KO dirinya pada ronde pertama, memberinya kesempatan untuk menyeret saya ke ground. Jika saya dapat memutar balikkan waktu, saya jelas akan meng-KO dirinya pada ronde pertama.
ONE: Apa saja hal-hal baru yang telah terjadi setelah laga di bulan Agustus itu?
MB: Saya mengubah gaya rambut saya – saya mencukur kepala saya – dan memutuskan untuk memperkuat latihan ground dan permainan di pagar arena. Dan, saya menonton lebih banyak laga orang lain untuk membentuk hati yang lebih kuat.
Saya juga merekam lebih banyak video dalam latihan saya untuk dapat mengenali diri saya lebih baik lagi.
ONE: Apakah ada alasan tertentu bagi anda untuk mencukur rambut anda?
MB: Seorang wanita harus memiliki pengalaman untuk mencukur kepalanya dalam hidup. Saya tak melakukannya untuk orang lain, namun untuk memotivasi dan mengingatkan diri saya sendiri.
ONE: Anda naik satu divisi dan menghadapi salah satu penantang teratas Tiffany Teo dalam debut strawweight anda. Apakah tantangan ini memotivasi anda?
MB: Ya. Sebuah tantangan baru, awal yang baru. Sangat bagus untuk menantang petarung dalam tingkatan tertinggi di awal.
ONE: Menurut anda, apakah kekuatan dan kelemahan Tiffany?
MB: Permainan stand-up dan kekuatan Tiffany adalah keunggulannya. Saya tak terlalu melihat apa kelemahannya. Saya hanya mengetahui bahwa saya harus memperkuat permainan saya di pagar arena dan kemampuan ground.
ONE: Tiffany adalah striker kuat dan dinamis. Tetapi, anda juga. Siapakah striker yang lebih baik: Tiffany atau anda?
MB: Saya menyaksikan semua laganya, dimana sebenarnya ia cukup kasar secara teknis dan saya lebih mengalir.
ONE: Tiffany sebelumnya berkata ia tak terkesan dengan teknik grappling anda dan merujuk pada Ritu yang mengendalikan anda di ground pada laga terakhir anda. Jika laga ini beralih ke ground, apakah anda merasa anda memiliki sesuatu untuk dibuktikan?
MB: Saya tak akan membuktikan apa pun pada dirinya. Saya hanya akan melakukan yang terbaik. Tak ada keharusan untuk membuktikan apa pun. Walau saya tak bagus di permainan ground dan gulat, Saya tak akan membuktikan apa pun pada dirinya.
Saya hanya akan mencoba yang terbaik untuk tak membiarkan dirinya menahan saya di bawah dan memberi keunggulan pada saya dalam seluruh permainan ini.
ONE: Jika anda mengalahkan Tiffany, apakah anda merasa akan menjadi penantang teratas divisi strawweight? Dan, apakah anda layak mendapatkan perebutan gelar?
MB: Peringkat tak penting bagi saya, namun perebutan gelar Juara Dunia itu penting. Tetapi, mari kita menangkan laga berikut ini terlebih dulu.
ONE: Selain itu, Xiong Jing Nan akan mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Women’s Strawweight melawan Ayaka Miura pada laga utama malam itu. Siapakah menurut anda yang akan menang?
MB: Saya kira Xiong Jing Nan akan menang. Miura sebenarnya tak memiliki apa pun selain gulat, dan permainan stand-up miliknya sangat buruk, maka selama takedown-nya dimentahkan, ia takkan memilki kekuatan tersisa untuk bergulat setelah ronde pertama.
ONE: Baik anda dan Xiong berasal dari Tiongkok. Jika anda berdua menang, akankah anda menantang dirinya untuk sabuk itu?
MB: Saya belum memikirkan itu, namun poinnya adalah untuk melakukan yang terbaik dalam tiap laga, dan jika saya mendapatkan kesempatan ini, saya akan maju dengan kekuatan penuh.
Baca juga: Jarred Brooks Melihat Jauh Ke Depan Saat Ia Incar Pacio Di 2022