Setelah Pelajaran Berharga, Akihiro Fujisawa Siap Raih Penebusan
Setelah tahun 2019 yang sulit, Akihiro “Superjap” Fujisawa berharap untuk bangkit dengan luar biasa di tahun ini.
Ia tak harus menunggu lama untuk sebuah kesempatan lain, karena ia akan berhadapan dengan atlet pencetak KO asal Thailand Pongsiri “The Smiling Assassin” Mitsatit dalam laga bela diri campuran di ONE: NO SURRENDER Ⅱ, hari Jumat, 14 Agustus nanti.
Fujisawa, pria asal Tokyo berusia 40 tahun, tampil sebagai bintang dalam rangkaian acara Rich Franklin’s ONE Warrior Series, dimana ia segera lolos dan mendapatkan posisi di jajaran atlet utama ONE setelah mengalahkan Sandeep Gurungvand di dalam laga perdana liga pengembangan diri ini pada bulan Maret 2018.
“Superjap” awalnya mengumpulkan rekor sempurna dalam bela diri campuran, 5-0-1, dengan tingkat penyelesaian 100 persen, namun pada bulan April 2019, prestasinya anjlok. Ia mengalami tiga kekalahan beruntun sejak itu.
Tetap dengan semangat yang sama, pria yang mewakili Yorky MMA ini tetap berusaha positif dan berencana untuk menggunakan semua pelajaran yang didapatkannya dari kekalahan tersebut.
“Itu hanyalah sebuah pengalaman yang membuat frustrasi,” sebutnya.
“Lagipula, ini adalah olahraga kontak penuh. Terkadang kita mengalami waktu-waktu yang baik, dan terkadang kita mengalami situasi buruk, dan saya mengalami yang buruk tahun lalu. Tak ada gunanya menangisi apa yang telah terjadi dan saya telah belajar banyak dari itu. Saat melihat kembali, saya rasa tahun 2019 adalah tahun pembelajaran.”
- 5 Alasan Mengapa Anda Wajib Menyaksikan ONE: NO SURRENDER II
- Bagaimana Mehdi Zatout Meraih Mimpi Masa Kecilnya
- Penampilan Terbaik Dari Bintang Yang Berlaga Di ONE: NO SURRENDER II
Di sisi lain, Mitsatit baru berusia 24 tahun tetap telah merangkum catatan rekor 10-5 dalam bela diri campuran setelah meraih catatan impresif 72-17 dalam disiplin Muay Thai.
Fujisawa mengetahui dirinya akan berhadapan dengan lawan berbakat, namun ia juga yakin atas kemampuannya sendiri.
“Latar belakangnya itu Muay Thai, maka saya rasa ia sangat bagus dalam striking,” kata veteran Jepang ini.
“Saya kira yang terbaik adalah untuk menyeretnya ke bawah dan mencetak submission. Jika saya tak dapat melakukan itu, saya memiliki berbagai opsi lain. Jika terkait bela diri campuran, saya rasa saya memiliki lebih banyak kemampuan dalam diri saya dibandingkan dirinya.”
“Ia mungkin memiliki karier lebih panjang di Muay Thai, tetapi karier saya lebih panjang di bela diri campuran. Saya memulai latihan bela diri saya dari bela diri campuran, dan ini adalah tahun ke-16 bagi saya.”
Dalam laga ini, Fujisawa juga akan mendapatkan dukungan dari pelatih kepala yang baru – mantan atlet ONE Nicholas Lee.
Ia sebenarnya mulai berlatih di bawah bimbingan Lee tepat sebelum laga terakhirnya di ONE: MASTERS OF FATE pada bulan November, namun peralihan itu tidak memberinya banyak waktu untuk membuat sebuah game plan baru.
“Saya mencoba beberapa hal yang baru, maka itu saya tidak dapat tampil seperti yang saya inginkan,” aku Fujisawa.
Kini, “Superjap” resmi mengubah afiliasinya dengan sasana Lee di Bangkok, Yorky MMA. Peralihan tersebut memberinya sebuah lingkungan yang ideal untuk mempersiapkan laga berikutnya ini.
“Saya menerima saran [dari Lee] bahwa saya harus memperbaiki titik-titik lemah saya dan berlatih setiap hari. Ia merancang strategi yang detail dan konkret,” kata petarung Jepang ini.
“Jika saya ingin menang di tempat berkumpulnya atlet terbaik dunia, saya harus mengembangkan diri saya secara mental dan fisik. Pelatih saya menunjukkan apa yang tak dapat saya temukan sendiri dan kami telah bekerja untuk memperbaiki itu. Saya ingin mempraktekkan apa yang telah saya kerjakan tahun lalu.”
Tentunya, pandemi COVID-19 telah memaksa berbagai sasana di Thailand untuk menutup pintunya. Tetapi Fujisawa masih dapat mempertahankan kebugarannya.
“Saya memasak makanan saya, dan sebagai hasilnya, saya tidak memakan tambahan apapun dan menurunkan berat badan. Itu sangat ideal untuk pengkondisian tubuh saya,” jelasnya.
“Walau sasana ditutup, saya masih berlari, serta melakukan latihan beban dan shadowboxing. Saya sangat aktif, maka [ketika saya kembali ke sasana] saya tidak melihat terlalu banyak perbedaan.”
“Sangat baik untuk mendapatkan waktu melihat kembali kekuatan dan kelemahan saya. Saya menilai kembali apa yang tak dapat saya lihat dalam rutinitas harian saya di sasana. Saya terfokus untuk bergerak seperti yang saya inginkan. Saya mencoba membangun kekuatan fisik.”
Dengan pelatih barunya, pelajaran yang diambil dari kekalahan sebelumnya dan kondisi fisik yang kuat, Fujisawa yakin ia akan menampilkan versi dirinya yang lebih baik di atas panggung dunia, Jumat ini.
“Saya ingin menang dengan cara yang impresif supaya saya dapat melanjutkan perjalanan saya untuk menyemangati dunia,” sebutnya.
“Di Thailand, banyak orang yang mengalami stres karena pandemi ini, termasuk warga Jepang. Saya ingin menghibur mereka.”
Baca juga: Pongsiri Mitsatit Miliki Kondisi Prima Untuk Bangkit Hadapi Fujisawa