Setelah Penundaah ‘Sulit’ Karena COVID-19, Janet Todd Bersemangat Sambut Laga Penyatuan Gelar Juara Dunia
Perjalanan panjang Janet Todd yang penuh kesulitan menuju kesempatan menjadi Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai tak terbantahkan memang hampir usai.
Pada 25 Maret nanti, pemegang gelar interim ini akan beraksi dengan sang ratu di divisinya, Allycia Hellen Rodrigues pada gelaran ONE Fight Night 8 di Prime Video, dalam sebuah laga penyatuan gelar Juara Dunia yang telah dirancang selama berbulan-bulan.
Todd, yang juga menyandang sabuk emas atomweight kickboxing, awalnya dijadwalkan melawan Rodrigues pada Desember lalu di ONE Fight Night 5, namun setelah positif COVID-19, laga itu terpaksa ditunda.
“JT” sebelumnya merebut gelar Juara Dunia Interim ONE Atomweight Muay Thai pada Juli 2022 lalu dan segera diharapkan melawan petarung Brasil itu. Namun saat tes positifnya mengubah seluruh rencana hanya beberapa hari sebelum laga, dirinya sangat kesal dan tidak dapat mempercayainya.
Atlet Amerika ini berkata pada ONEFC.com/id:
“Saya teringat membelalakkan mata saya. Dan saya hanya terkejut. Saya tidak mempercayainya. Karena, terakhir kali saya terkena COVID, saya mengalami sakit di tubuh saya, demam, dan saya tidak mengalami itu semua.”
“Itu cuma hidung yang tersumbat, yang saya kira adalah alergi karena kami tinggal di kasino dimana ada asap rokok dimana saya tidak terbiasa. Saya tak dapat mempercayainya.”
Awalnya, penundaan itu tak disambut baik oleh Todd.
Ia menjalani pemusatan latihan yang berat dan terbang ke sisi lain dunia untuk kesempatannya menjadi Juara Dunia dua disiplin tak terbantahkan, hanya untuk melihat kesempatan besar itu terlewatkan.
Namun, saat kenyataan dari situasi itu dipahaminya, striker berusia 37 tahun ini mampu menerima takdir itu, kembali berlatih, dan memulai persiapannya untuk Rodrigues sekali lagi.
“JT” menjelaskan:
“Saya hanya membutuhkan sedikit waktu untuk melihat fakta bahwa saya terbang 15 setengah jam dan berlatih sangat keras untuk mencapai titik ini. Saya banyak berkorban, lalu saya tak mendaptkan apa pun. Saya tak dapat melakukan apa pun. Saya sangat hancur. Itu sangat berat bagi saya.”
“Tapi anda tahu, saya tak dapat duduk di sana dan menyesali diri saya sendiri. Yang terjadi telah terjadi. Saya tak dapat mengulang waktu. Saya bahkan tak tahu bagaimana saya terkena COVID.”
“Mungkin, di pesawat. Siapa tahu? Tapi tak ada yang dapat saya lakukan pada saat itu. Maka, yang harus saya lakukan hanyalah melihat ke depan. Dan tetap berlatih saat segalanya menjadi lebih baik. Mengetahui bahwa laga ini akan terjadi satu saat nanti. Dan kini, ini telah tiba.”
Janet Todd Incar Sabuk Emas Muay Thai Tak Terbantahkan Sejak 2019
Sementara penundaah itu tak mudah bagi Janet Todd, ia menggunakan beberapa bulan terakhir untuk mengasah strateginya bagi Allycia Hellen Rodrigues dan menambahkan berbagai elemen dari permainan striking-nya yang sudah menyeluruh itu.
Bahkan dengan 50 kemenangan profesional dalam resume-nya – termasuk tiga laga Kejuaraan Dunia tak terlupakan di ONE – bintang dua disiplin ini masih berkembang sebagai petarung saat mempelajari lebih banyak trik lainnya.
Ia berkata:
“Saya kira waktu itu membantu saya mengasah beberapa kemampuan yang dapat bekerja melawan Allycia. Namun, itu juga mengizinkan saya untuk mengasah lebih banyak sisi kreatif dari otak saya, agar saat saya masuk dalam situasi tertentu, saya dapat mengalir dari satu pergerakan ke yang lain.”
“Itu mengizinkan saya untuk bergerak lebih bebas, mengetahui bahwa saya memiliki peralatan untuk digunakan.”
Pada akhirnya, penantuan Todd hanya menjadikannya lebih haus dari sebelumnya.
Karena, sejak perwakilan Boxing Works ini mencetak debut promosionalnya pada 2019 lalu – dalam aksi yang tak berhasil demi gelar Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai – ia telah mengincar sebuah kesempatan lain untuk menyelesaikan tugasnya itu.
“JT” menambahkan sesuatu tentang laga pada 25 Maret ini:
“Oh, sudah empat tahun hal ini diusahakan. Dan, fakta bahwa saya harus menunggu lagi selama tiga bulan. Ya, itu menjadi sesuatu yang saya inginkan untuk waktu yang cukup lama. Maka, saya tak sabar menunggunya.”
“Dan, ini mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah sesuatu yang saya inginkan selama empat tahun.”