Setelah Tahun Yang Berat, Agilan Thani Melihat Masa Depan Cerah
Agilan “Alligator” Thani sempat mengalami beberapa kesulitan saat tampil selama satu setengah tahun terakhir, namun ia mengubah segalanya dengan sebuah penampilan luar biasa di Kuala Lumpur, Malaysia.
Jumat, 6 Desember lalu, pahlawan lokal ini unggul atas atlet yang sebelumnya tak terkalahkan, Dante Schiro, melalui keputusan terbelah, atau split decision, di ONE: MARK OF GREATNESS.
Pria berusia 24 tahun ini menyerang atlet asal Amerika Serikat itu dengan striking dan takedown sejak awal laga, dimana keduanya terlibat dalam pertukaran serangan keras selama 15 menit. Pada akhirnya, Agilan berhasil membongkar rekor sempurna atlet divisi welterweight itu dan meninggalkan Axiata Arena dengan kemenangan.
Tahun 2019 menjadi tahun yang berat bagi atlet Malaysia ini. Setelah ia pulih dari cedera punggung, ia memulai laga tahun ini dengan mengalahkan seorang legenda bernama Yoshihiro “Sexy Yama” Akiyama melalui keputusan mutlak pada bulan Juni.
Walau ia tidak mampu mengatasi ikon Jepang lainnya, Yushin “Thunder” Okami, dan harus menelan kekalahan melalui keputusan terbelah, atau split decision, pada bulan Oktober, “Alligator” menutup tahun ini dengan penuh gaya dan siap menyambut tahun 2020 dengan keyakinan kuat.
Saat ini, setelah beberapa hari berselang dari kemenangan ke-11 dalam karir bela diri campuran profesionalnya, Agilan berbicara mengenai penampilannya, apa yang ia pelajari pada tahun 2019, serta rencananya di masa depan.
Agilan "Alligator" Thani 🇲🇾 sends the hometown crowd into a frenzy with a hard-fought split decision win over previously undefeated Dante Schiro!📺: How to watch 👉 http://bit.ly/ONEMOGHowToWatch🏨: Book your hotel 👉 bit.ly/ONEhotelplanner📱: Watch on the ONE Super App 👉 bit.ly/ONESuperApp🏷: Shop official merchandise 👉 bit.ly/ONECShop
Posted by ONE Championship on Friday, December 6, 2019
ONE Championship: Anda mengalahkan Dante Schiro melalui keputusan terbelah di ONE: MARK OF GREATNESS. Apa pendapat anda mengenai penampilan anda saat itu?
Agilan Thani: Itu seharusnya adalah sebuah laga dimana saya mendominasi dari awal hingga akhir, namun saya tidak mampu melakukan itu. Saya sedikit ceroboh di beberapa tempat, dan saya terlalu terburu-buru. Namun, tidak apa.
Saya mempelajari hal baru setiap kali dan mempelajari sesuatu yang baru dari laga ini juga. Saya memiliki banyak hal untuk dikembangkan, seperti biasa. Saya menyadari bahwa saya terlalu membuka punggung saya dan ini adalah sesuatu yang harus saya rubah ke depannya.
ONE: Apakah faktor yang menentukan dalam laga ini?
AT: Satu-satunya cara saya dapat menang adalah melalui takedown, tentunya. Namun ia banyak menciptakan kerusakan dari bawah. Dalam pertukaran serangan stand-up, saya mendaratkan pukulan — dan bahkan menggoyahkan dirinya dengan siku. Selain itu, ia mendaratkan pukulan bagus juga. Maka, laga ini cukup seimbang dan keputusan itu cukup adil.
ONE: Apakah anda merasa telah mengembangkan diri atas kelemahan yang anda temui dari laga sebelumnya melawan Yushin Okami?
AT: Sebenarnya sama saja. Satu hal yang jelas — sejak saya bergabung [dengan ONE], divisi ini bertambah kuat, dimana hal itu membuka seluruh celah saya. Saat ini, saya harus kembali ke sasana dan mengerjakan banyak hal untuk meningkatkan kemampuan saya secara keseluruhan, agar saya dapat menjadi juara di masa depan.
ONE: Secara umum, apakah game plan anda selama tiga ronde ini?
AT: Ronde pertama dan kedua adalah tentang saya yang menjadi diri saya sendiri — mengincar takedown dan memadukannya dengan striking saya. Pada ronde ketiga, Coco (Conrado Furlan) mengatakan bahwa tidak ada lagi takedown. Ia menyarankan saya untuk masuk ke dalam clinch, menghujaninya dengan pukulan, serta menekan keras dengan pukulan saya.
Saya sedikit ceroboh pada ronde ketiga. [Dante] menyerang saya dua kali dengan lututnya — satu di dada dan satu di wajah saya. Saya menonton laga ini dan menyadari dimana saya melakukan kesalahan. Saya memiliki kepala yang kuat. Wajah saya mungkin robek, namun saya akan berdiri di depan lawan saya dan menyerang. Itu adalah ronde terakhir yang baik, sangat baik.
ONE: Dua kali berlaga di Kuala Lumpur sebelumnya, anda menderita kekalahan. Apa artinya untuk menang di kota kelahiran anda?
AT: Sejujurnya — saya memiliki fobia besar untuk tampil di sini karena saya kalah dalam dua laga sebelumnya. Saya sangat gugup, namun berusaha tetap tenang. Saat saya melihat stadion ini penuh, saya dapat mendengar semuanya bersorak keras. Singkatnya, sangat baik untuk menang di Kuala Lumpur sekali lagi.
ONE: Dengan tahun 2019 yang segera berakhir, bagaimana anda menggambarkan tahun ini bagi anda?
AT: Saya rasa tahun 2019 sangatlah baik. [Saya kembali] dari operasi punggung dan memenangkan dua laga. Saya tidak lagi menjalani laga yang mudah — saya berlaga melawan mantan juara, para juara saat ini, serta beberapa pendatang yang berbahaya. Tahun 2019 adalah pengalaman yang luar biasa. Sangat senang bahwa hasilnya dapat menjadi seperti ini.
ONE: Apakah anda mencapai tujuan pribadi anda tahun ini?
AT: Saya rasa saya telah melampauinya dalam hal jumlah laga. Tujuan saya adalah untuk berlaga dua kali, dan saya tiga kali berlaga. Sekarang, saya ingin pulang dan beristirahat supaya saya tidak mencederai [diri saya sendiri] dan mencederai bagian tubuh yang lain.
ONE: Apakah pelajaran terbesar yang anda ambil pada tahun 2019?
AT: Bahwa menjadi seorang profesional bukanlah hanya tentang berlaga secara konsisten dan memenangkan pertandingan, tetapi juga tentang menjaga diri anda sendiri. Itu juga mengajarkan saya bahwa akan ada beberapa laga besar dan saya harus tampil di laga-laga besar itu.
ONE: Apakah anda telah memikirkan siapa yang ingin anda lawan berikutnya? Apa rencana anda?
AT: Yang pertama, saya harus beristirahat. Setelah itu, saya ingin mengasah tiap kemampuan dan aspek olahraga ini. Lalu, saya ingin kembali dan berlaga dengan para atlet teratas di divisi saya.
Baca Juga: Reaksi Para Bintang ONE: MARK OF GREATNESS Di Media Sosial