Shinya Aoki: Kemenangan Atas Nakashima Buktikan Usia Bukanlah Masalah

Shinya Aoki James Nakashima ONE UNBREAKABLE 1920X1278 2

Shinya “Tobikan Judan” Aoki terus memutarbalikkan berbagai prediksi dalam seni bela diri campuran, dengan kesuksesan luar biasa yang melewati beberapa generasi dalam dunia olahraga tarung.

Bintang Jepang berusia 37 tahun ini telah mengalahkan hampir setiap lawan saat memulai kariernya di awal era 2000an, dan kemenangan besarnya atas James Nakashima di ONE: UNBREAKABLE menunjukkan bahwa ia masih berada dalam kondisi terbaiknya.

Nakashima menjalani perebutan gelar Juara Dunia ONE Welterweight dalam laga sebelumnya, lalu ia turun ke divisi lightweight demi laga bela diri campuran melawan “Tobikan Judan” di Singapura.

Terlepas dari ujian berat itu, Aoki menggunakan kuncian leher (neck crank) untuk menghentikan Nakashima pada stanza pertama dan menjadi pencetak submission terbanyak dalam sejarah ONE Championship (8). Terlepas pencapaiannya itu, grappler legendaris ini tak ingin menerima pujian apapun.

“Saya hanya beruntung, itu saja. Itu adalah kemenangan karena keberuntungan,” kata Aoki.

Sebagai tambahan, warga asli Tokyo ini tak setuju dengan pernyataan bahwa usianya yang lebih tua dari lawan-lawannya membuat dirinya lebih sulit berkompetisi.

“Saya tidak terlalu peduli. Usia bukanlah permasalahan,” tegasnya.

“Saya berada di dalam Circle hanya dengan celana pendek dan tanpa baju, dan kami mengenakan sarung tangan untuk memukul satu sama lain. Orang dewasa seperti apa itu? Itu hanyalah angka.”

Dalam berbagai aspek, penampilan Aoki saat melawan Nakashima memang sangat spektakuler. Atlet AS itu pernah memasuki ronde-ronde kejuaraan melawan penguasa divisi welterweight Kiamrian “Brazen” Abbasov pada November lalu – dan ia hampir saja memenangkan sabuk itu.



Namun, “Tobikan Judan” mendominasi laga mereka di divisi lightweight. Ia mendaratkan beberapa tendangan solid di area stand-up, menghindari pukulan kiri Nakashima yang kuat, sebelum masuk ke posisi clinch saat mendapatkan kesempatan.

Dari posisi itu, Aoki segera beralih ke punggung lawannya dan mengendalikan atlet AS ini sembari mengincar kesempatan untuk mencetak penyelesaian. Hal itu tiba pada menit 2:42, dimana Aoki pun mengakui itu lebih cepat dari yang ia duga, walau game plan itulah yang ia jalankan.

“James memiliki pertahanan takedown dan teknik gulat yang bagus, maka saya kira sangat pentng untuk menendang dengan tendangan kuat ke tengah tubuh dan menunjukkan kuda-kuda yang bagus,” kata bintang Jepang ini.

“Itu cukup sulit, namun saya sangat terkejut melihat submission cepat itu, itulah mengapa saya merasa sangat beruntung.”

Shinya Aoki James Nakashima ONE UNBREAKABLE 1920X1278 7.jpg

Penyelesaian itu juga menjadi pengakuan bagi elemen lain yang tetap membuat Aoki nampak segar di dalam Circle — keinginannya untuk belajar dan menjadi seniman bela diri yang lebih baik.

“Sebenarnya, pada akhir 2020, saya mempelajari [kuncian neck crank] dari Mr [Antonio] Inoki. Saya melatihnya, dan mempelajarinya dengan baik, maka saya hanya menunjukkan itu dalam laga ini,” ungkapnya.

“Saya memiliki perasaan yang berbeda terkait tiap [kemenangan] submission. Sulit untuk memberi peringkat pada mereka. Namun dalam laga ini, saya merasa itu adalah sebuah penampilan bela diri campuran yang sangat baik, maka pada titik ini, itu mungkin menjadi salah satu yang terbaik.”

Karena “Tobikan Judan” masih mengalahkan nama-nama besar, mematahkan rekor dan bersenang-senang, ia sangat berbahagia untuk dapat terus bertarung.

Namun, bahkan pada kemenangan ketiga beruntunnya – dan dua sabuk emas ONE dalam dua laga berbeda di masa lalu – seluruh gelar Juara Dunia itu tak lagi menjadi motivasi terbesarnya.

Sebaliknya, ia hanya ingin tetap menyibukkan diri – dan mungkin menghadapi sesama atlet ikonik asal Asia lainnya.

Shinya Aoki James Nakashima ONE UNBREAKABLE

“Jika saya mendapatkan perebutan gelar, saya akan melakukannya, namun yang terpenting adalah saya menginginkan tawaran berikutnya dengan segera. Saya hanya menginginkan laga berikutnya secepat mungkin,” kata Aoki.

“Tak ada banyak hal yang ingin saya capai lagi. Satu-satunya yang memotivasi saya adalah bahwa saya mencintai olahraga ini dan tak ada yang lebih membangkitkan semangat selain seni bela diri.”

“Tidak ada seseorang yang sangat ingin saya hadapi, namun jika itu adalah petarung Jepang, saya tertarik melawan Akiyama.”

Baca juga: 4 Ajang ‘ONE On TNT’ Siap Hadir Di Jam Tayang Utama Amerika Serikat

Selengkapnya di Berita

Yodlekpet ONE Friday Fights 85
Yodlekpet Or Atchariya Komawut FA Group ONE Friday Fights 68 46
ChristianLee AlibegRasulov 1200X800
Kade Ruotolo Blake Cooper ONE 167 72
Muangthai and Kongsuk
Rodtang Jitmuangnon Jacob Smith ONE157 1920X1280 28
Oumar Kane Marcus Almeida ONE Fight Night 13 63
Kongsuk Fairtex Yodlekpet Or Atchariya ONE Friday Fights 77 33
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 28
Tawanchai PK Saenchai Superbon Singha Mawynn ONE Friday Fights 46 65 scaled
Superlek Kiatmoo9 Panpayak Jitmuangnon ONE 164 1920X1280 36
Panrit and Superball