Sitthichai Incar Kondisi Terbaik Dan ‘Dagu Lemah’ Ozcan
Setelah penampilan luar biasa atas atas salah satu bintang Muay Thai terbaik di ONE Championship, penantang peringkat keempat featherweight kickboxing Sitthichai “Killer Kid” Sitsongpeenong siap mengingatkan pada dunia mengapa dirinya dianggap sebagai salah satu kickboxer ‘pound-for-pound’ terbaik dalam disiplinnya.
Pada Jumat, 15 Oktober nanti, superstar Thailand ini menghadapi penantang peringkat kelima Tayfun “Turbine” Ozcan dalam babak perempat final ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix di ajang khusus kickboxing ONE: FIRST STRIKE.
“Penampilan kembali ini menjadi kesempatan besar untuk membuktikan diri saya,” kata warga Bangkok berusia 29 tahun ini.
“Saya ingin tampil dengan baik dan menang kali ini. Saya ingin membuktikan pada para penggemar saya bahwa saya masih Sitthichai yang sama – Sitthichai yang dikenal sebagai petarung terbaik di dunia. Dan dalam laga ini, saya akan membuktikan bahwa saya benar-benar petarung terbaik di dunia.”
Tahun lalu, “Killer Kid” memasuki organisasi bela diri terbesar di dunia ini sebagai Juara Dunia Muay Thai dan Kickboxing delapan kali, yang membawa 123 kemenangan di bawah sabuknya.
Banyak yang mengharapkan dirinya dapat menerjang divisi featherweight kickboxing, tetapi dalam debut promosionalnya, Sitthichai harus mengakui keunggulan rival lamanya – penantang peringkat kedua Superbon – dalam laga trilogi mereka di ONE: NO SURRENDER.
Sitthichai memang tampil mengesankan dalam laga tiga ronde itu, namun tendangan, serangan balik dan kemampuan untuk menyarangkan serangan bersih kompatriotnya mampu mengungguli pria ini dan memberi rivalnya itu kemenangan mutlak.
Saat ia melihat kembali kekalahan berat itu, “Killer Kid” menyadari bahwa dirinya tak berada pada kondisi terbaiknya.
“Saat saya kalah dari Superbon dalam penampilan debut saya tahun lalu, saya kira itu karena saya lebih lambat dan Superbon lebih besar,” katanya.
Beruntung, Sitthichai bangkit dengan luar biasa pada bulan Agustus lalu.
Atlet Thailand itu awalnya dijadwalkan melawan Ozcan, namun pemukul keras asal Turki itu mematahkan lengannya dan terpaksa mundur. Maka, Sittichai beralih disiplin dan menghadapi kompatriotnya, penantang peringkat keempat divisi featherweight Muay Thai Tawanchai PK.Saenchai Muaythaigym di laga utama ONE: BATTLEGROUND III.
Walau ia hampir tak pernah berlaga dalam Muay Thai selama tujuh tahun terakhir, “Killer Kid” mengalahkan rekan senegaranya itu dan membuktikan dirinya sebagai salah satu striker featherweight terbaik dalam kedua disiplin.
Sitthichai menikmati penampilan kembalinya di “seni delapan tungkai,” namun setelah kemenangan besarnya, ia menegaskan bahwa fokusnya ada di disiplin yang lain.
“Sebenarnya, gaya saya biasanya adalah kickboxing. Tetapi, Muay Thai selalu ada dalam hati saya,” katanya setelah kemenangan terbelah (split-decision) itu. “Namun, tujuan saya masih ingin menjadi Juara Dunia Kickboxing.”
Kini, perjalanan Sitthichai menuju sabuk emas kickboxing dimulai dengan atlet featherweight terbaik asal Turki dalam babak perempat final Grand Prix.
Ozcan, yang kini berusia 30 tahun, membawa reputasi luar biasa memasuki kontes ini. Ia memiliki catatan rekor profesional impresif, 83-8-3, dan adalah Juara dua divisi Enfusion Kickboxing. Terlebih lagi, ia kini beraksi setelah 13 kemenangan beruntun.
Pria berjuluk “Turbine” ini sangat dikenal atas gaya bertarung yang sangat menekan, kombinasi tinju yang sangat rapat, serta kegemarannya mengakhiri kombinasi pukulan dengan tendangan rendah keras.
Namun, sementara pria asal Thailand ini menghormati lawannya yang adalah keturunan Turki-Belanda itu, ia pun melihat beberapa celah yang dapat dieksploitasi di “Kota Singa.”
- Reaksi Stamp Atas Lawan Barunya Di GP, Prediksi Hirata vs. Phogat
- Giorgio Petrosyan Ke Superbon: ‘Di Dalam Ring, Tak Perlu Bicara’
- Grigorian Siap ‘Berperang’ Di Perempat Final Grand Prix
“Tayfun dan saya belum pernah bertemu sebelumnya, tetapi jika anda mengizinkan saya menganalisanya dari rekaman video pertandingannya, saya melihat dirinya sebagai pemukul keras nan kuat yang dapat menyengat anda di setiap waktu. Dan, tendangan roundhouse miliknya cukup berbahaya,” kata Sitthichai.
“Tetapi saya masih dapat melihat kelemahannya. Serangannya mungkin cepat, tetapi tidak kuat, dan ia juga memiliki dagu yang lemah.”
“Terlebih lagi, saya adalah atlet southpaw. Ini dapat menjadi keunggulan saya atas dirinya karena ia belum pernah melawan petarung southpaw sebelumnya. Ia mungkin tak akan dapat mengatasi atlet southpaw.”
“Terkait game plan saya untuk mengatasi kemampuan tinju Tayfun, saya tak akan melawannya secara langsung, tetapi saya akan menunggu dirinya untuk melanjutkan serangan dan mengambil kesempatan untuk menyerang lebih cepat dari dirinya.”
Untuk memastikan bahwa dirinya tetap tajam, “Killer Kid” telah berlatih keras di sasananya, Sitsongpeenong Muay Thai Camp, yang terletak di Bangkok, Thailand.
Selain memastikan dirinya berada pada kondisi terbaik, Sitthichai berkonsentrasi membangun kekuatan dan mengasah kecepatannya.
“Kondisi fisik saya saat ini 100 persen baik,” tegasnya.
“Dalam latihan, saya terfokus untuk merehabilitasi tingkatan agilitas saya dan membangun pukulan saya untuk mengenai lawan lebih cepat dan lebih keras dari sebelumnya.”
Walau Sitthichai yakin dirinya memiliki kemampuan untuk mengalahkan Ozcan pada 15 Oktober nanti, ia juga merasakan tekanan untuk dapat terus tampil di tingkatan elite.
Pria Thailand ini memiliki reputasi luar biasa untuk dipertahankan, dan ia berniat membuktikannya tiap kali berlaga – dimulai dengan Ozcan dalam babak perempat final ONE Featheweight Kickboxing World Grand Prix.
“Terkait tujuan saya selanjutnya di ONE Championship, saya akan terus mempertahankan penampilan saya dan memberi yang terbaik dalam tiap laga, tak peduli jika saya menang atau kalah,” tegas Sitthichai. “Saya akan memberi yang terbaik.”
Baca juga: Superbon Yakin Hadapi Petrosyan: ‘Saya Tak Punya Kelemahan’