Smilla Sundell Raih Sabuk Emas Strawweight Muay Thai, Cetak Sejarah Jadi Juara Dunia ONE Termuda
Smilla “The Hurricane” Sundell mencetak sejarah dengan penampilan mengesankan atas Jackie Buntan demi gelar Juara Dunia ONE Women’s Strawweight Muay Thai perdana di Singapore Indoor Stadium pada Jumat, 22 April.
Remaja fenomenal berusia 17 tahun asal Swedia ini menjadi Juara Dunia ONE termuda, mengalahkan atlet berbakat asal Amerika Serikat itu di laga pendukung utama ONE 156: Eersel vs. Sadikovic.
Sundell memanfaatkan keunggulan jangkauannya dengan jab keras pada ronde pertama. Atlet Swedia ini menemukan kesuksesan besar dengan itu, tetapi Buntan mulai menempatkan balasannya dengan serangkaian pukulan keras.
“The Hurricane” tetap mendesak maju dan mengincar rivalnya. Tetapi, Buntan tetap tenang di bawah tekanan itu, dimana ia bergerak dan membalas saat mendapatkan kesempatan.
Game plan ini semakin terlihat pada ronde kedua.
Sundell kembali mendesak maju dengan jab dan cross panjang, sementara atlet AS itu melakukan slip dan membalas dengan pukulan kanan keras ke arah tengah tubh lawannya. Buntan juga membalas tendangan rivalnya itu dengan tangkapan dan teknik sweep.
Perwakilan Boxing Works itu sempat pula bertukar serangan dengan jab dan hook depannya, tetapi cross kanan keras dari Sundell selalu menunggu.
Serangan balasan Buntan kembali menemukan sasarannya pada ronde ketiga, terutama dengan kombinasi cross-hook-tendangan rendah yang menyengat lawan. Warga California itu juga memasukkan tangan kanan kerasnya ke tubuh Sundell untuk memadukan arah serangan.
Tetapi, tak ada yang mampu mencegah wanita Swedia itu maju, dan dalam jarak dekat, ia menemukan strategi baru yang efektif.
“The Hurricane” masuk ke posisi clinch dan menggunakan jangkauannya untuk mengatasi pertahanan lutut lawannya itu, yang membuat remaja ini menyarangkan pukulan, serangan lutut dan siku ke arah rival asal AS itu.
Sundell tidak melambat dalam ronde-ronde kejuaraan, dan ia menambahkan lebih banyak tendangan kiri ke arah tubuh di belakang jab-nya.
Buntan dengan senang hati menunggu perwakilan Fairtex ini untuk masuk, agar ia dapat melepaskan kombinasi tinjunya, tetapi tekanan remaja Swedia ini nampak bagus bagi para juri.
Atlet AS itu mencoba memasukkan serangan siku memutarnya, tetapi Sundell dengan lihai menghindari ancaman itu dan mencetak poin dengan siku dan pukulannya tiap kali mereka masuk ke clinch.
Bintang remaja ini memang nampak tetap segar pada ronde kelima, seperti baru memulai laga di ronde pertama, dan ia maju dengan tendangan keras kanan ke arah tubuh. Tetap saya, walau terlihat lebam, Buntan berusaha dengan baik untuk membalas saat rivalnya itu maju.
Atlet AS ini kemudian kembali mengayunkan serangan keras, namun ia tak lagi memiliki sengatan yang sama. Hal ini membuat serangan “The Hurricane” semakin tajam, dan ia terus mendaratkan jab dan cross kanan kerasnya sampai bel akhir pertandingan berbunyi.
Walau tidak mencetak penyelesaian, tekanan tanpa henti Sundell akhirnya memberi remaja ini keputusan mutlak, kemenangan ke-33 dalam kariernya, benus penampilan US$50.000, serta sejarah baru sebagai Juara Dunia ONE termuda di usia 17 tahun, 5 bulan dan 10 hari.