Stamp Fairtex Siapkan Strategi Sederhana Untuk Kalahkan Puja Tomar
Memasuki tahun yang baru, Stamp Fairtex akan melanjutkan petualangannya untuk menjadi Juara Dunia ONE Championship dalam tiga disiplin olahraga.
Pada Jumat, 10 Januari, atlet berusia 22 tahun ini akan kembali berlaga dalam panggung seni bela diri campuran. Dalam ajang bertajuk ONE: A NEW TOMORROW di Bangkok, Thailand, ia akan berhadapan dengan Juara Wushu India Puja “The Cyclone” Tomar.
Stamp, pemegang sabuk Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing dan Muay Thai, sedang berada dalam momentum besar jelang laga di Impact Arena nanti.
Striker yang telah menggeluti seni bela diri sejak usia belia ini menutup tahun 2019 dengan sepasang kemenangan dalam panggung bela diri campuran atas atlet India yang sebelumnya tak terkalahakan Asha “Knockout Queen” Roka dan bintang asal Vietnam-Amerika Bi “Killer Bee” Nguyen.
Laga menghadapi Tomar di tanah kelahiran Stamp nanti semakin membuat dirinya tertantang untuk membuktikan kapasatias yang ia miliki sebagai seniman bela diri campuran.
“Saya pikir saya berkembang sebagai seniman bela diri campuran di beberapa aspek, lebih dari yang lainnya,” ungkapnya.
“Saya merasa baik selama latihan, namun pengalaman saya masih kurang. Pertarungan [menghadapi Puja Tomar] akan memberi saya kesempatan untuk menguji dan mengembangkan kemampuan saya.”
Keluarga menjadi alasan utama bagi perjuangan Stamp Fairtex 🥊 di setiap laganya!
Keluarga menjadi alasan utama bagi perjuangan Stamp Fairtex 🥊 di setiap laganya. Akankah ada kemenangan lagi bagi Stamp Fairtex di ONE: A NEW TOMORROW?🗓: Bangkok | 10 Januari | ONE: A NEW TOMORROW🏨: Pesan hotel anda 👉 bit.ly/ONEhotelplanner📱: Saksikan di ONE Super App 👉 bit.ly/ONESuperApp👨💻: SIARAN LANGSUNG babak prelims di Facebook ONE Championship🏷: Merchandise resmi 👉 bit.ly/ONEShopID
Posted by ONE Championship Indonesia on Wednesday, December 18, 2019
Meski demikian, Tomar bisa menjadi ancaman terbesar bagi rekor sempurnanya dalam disiplin olahraga ini.
Sebagai seorang praktisi wushu dengan berbagai prestasi di India, atlet berusia 26 tahun asal Muzaffarnagar ini telah bertransisi menuju seni bela diri campuran pada tahun 2013, beberapa tahun lebih dulu dibandingkan Stamp.
Meskipun ia harus menghadapi persaingan ketat sejak bergabung dengan ONE Championship, “The Cyclone” mampu meraih kemenangan terbesar dalam kariernya saat mengalahkan kontender unggulan asal Indonesia Priscilla Hertati Lumban Gaol pada bulan Januari lalu di Jakarta.
Selain itu, Tomar lebih berpengalaman berkompetisi dalam seni bela diri campuran dan lebih familiar dengan seni grappling jika dibandingkan Stamp. Hal tersebut bisa menjadi faktor penentu dalam laga mereka nanti.
- Aung La N Sang Menatap Tiga Laga Potensial Di Tahun 2020
- 10 KO Terbaik Dalam Bela Diri Campuran Di Tahun 2019
- Laga Ulang Epik Demi Gelar Juara Dunia Jadi Puncak Gelaran Pertama Di 2020
“Saya tak pernah memandang sebelah mata lawan saya,” tutur Juara Dunia dua olahraga ini.
“Puja merupakan seorang juara wushu, jadi dia memiliki kemampuan takedown yang bagus. Dia susah diprediksi dan dia bergerak dengan cepat dan terus aktif.
“Lawan saya tahu bahwa stand-up merupakan area keunggulan saya dan dia kemungkinan berpikir untuk menjatuhkan saya. Jadi saya sedang berlatih [untuk meningkatkan] pertahanan submission serta takedown saya.
“Rencana saya sederhana – tetap bertarung di atas, manfaatkan kemampuan Muay Thai yang saya miliki, serta bertahan dari upaya takedown miliknya. Saya percaya akan kemampuan ground saya dan saya tahu saya sangat kuat.”
Stamp menunjukkan kemampuan ground miliknya saat mengalahkan rekan satu negara Tomar, Asha Roka, dalam ajang ONE: DREAMS OF GOLD pada bulan Agustus lalu.
Atlet Thailand ini berhasil mendaratkan banyak takedown dan berupaya mengeksekusi berbagai teknik kuncian seperti armbars dan guillotine choke sebelum memaksa “Knockout Queen” untuk tapout lewat sebuah kuncian rear-naked choke pada stanza ketiga.
Sebaliknya, pada laga menghadapi Bi Nguyen dalam ajang ONE: MASTERS OF FATE bulan November lalu, Stamp menunjukkan gaya bertarung stand up ciamik yang telah membawanya pada dua gelar Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing serta Muay Thai.
Atlet asal sasana Fairtex ini mengungguli “Killer Bee” lewat gaya serangan balik, terjangan lutut dalam posisi clinch, serta tendangan dan puulan keras yang membawanya pada kemenangan lewat putusan mutlak.
Jika Stamp mampu terus berevolusi sebagai seniman bela diri dan mengalahkan Tomar, maka ia akan semakin dekat pada laga perebutan gelar Juara Dunia ONE Women Atomweight.
“Ini laga yang penting bagi saya. Selain itu, ini juga merupakan kesempatan bagi saya untuk berkembang sebagai seniman bela diri campuran,” ungkpanya. “Angela Lee adalah juaranya. Memiliki kesempatan untuk menghadapinya merupakan situasi yang menguntungkan bagi saya.”
Stamp juga memiliki motivasi ekstra karena ia akan berlaga di tanah kelahirannya dan di depan para penggemar, teman, serta anggota keluarganya.
Ia tak ingin mengecewakan para kompatriot serta orang-orang tercintanya. Dan ia berjanji untuk memenangi laga.
“Saya senang bertarung di Thailand. Orang tua serta keluarga akan datang menonton dan saya akan mendapatkan dukungan penuh,” tambahnya.
“Saya harus menang, namun dengan cara apa? saya tidak tahu. Itu semua tergantung dari bagaimana laga berjalan nanti.”
Baca juga: Arti 2019 Bagi Stamp Fairtex: Tahun Bersejarah, Tantangan Dan Cinta
Bersiaplah menyambut pergelaran perdana ONE Championship di tahun 2020, ONE: A NEW TOMORROW!