Stamp ‘Tak Menyangka’ Submission Atas Phogat, Berlatih Hadapi Lee
Setelah memberi kejutan besar bagi para penggemar di seluruh dunia, Stamp Fairtex hanya satu langkah lagi mencapai impiannya menjadi Juara Dunia tiga disiplin pertama dalam sejarah ONE.
Mantan Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Kickboxing dan Muay Thai ini mencetak submission atas Ritu “The Indian Tigress” Phogat di ONE: WINTER WARRIORS Jumat lalu di Singapura untuk memenangkan Final Kejuaraan ONE Women’s Atomweight World Grand Prix.
Dengan merebut kemenangan bersejarah dalam turnamen bela diri campuran ini, Stamp meraih hak menantang “Unstoppable” Angela Lee demi gelar Juara Dunia ONE Atomweight pada 2022.
Dan sementara ia belum akan bertarung demi sabuk Kejuaraan Dunia dalam MMA, megabintang Thailand ini kini menjadi satu-satunya pemegang sabuk dalam tiga disiplin ONE setelah menambahkan sabuk perak World Grand Prix ke dalam koleksinya.
Walau Stamp merasa yakin menjelang babak final turnamen ini, ia merasa sangat senang atas pencapaian luar biasa dalam disiplin barunya ini – dan dari fakta bahwa ia mencetak submission atas Juara Gulat India untuk mengamankan kemenangan itu.
“Saat ini, saya merasa sangat senang. Walau saya berasal dari Muay Thai, sabuk ini membuktikan [saya tepat berada di] jalur dalam perjalanan MMA saya,” katanya.
Tentu saja, Stamp bukanlah satu-satunya yang terkejut dengan bagaimana laga ini berakhir. Banyak pengamat meyakini bahwa Phogat akan memiliki keunggulan luar biasa di ground, namun superstar Fairtex itu membuktikan dirinya kini adalah seniman bela diri yang berkemampuan lengkap.
Wanita Thailand ini mementahkan sebagian besar percobaan takedown Phogat, membalas dengan berbagai serangan, serta beraksi dengan agresif untuk berdiri atau menyerang saat ia terseret ke atas kanvas.
Dan, setelah terkena single-leg takedown pada ronde kedua, Stamp segera mengamankan triangle choke. Atlet kuat India itu melawan, namun Stamp lalu beralih ke armbar dan mengamankan penyelesaian luar biasa itu.
“Sejujurnya, saya tak menyangka akan dapat mencetak submisison atas dirinya,” akunya. “Rencana awalnya adalah untuk berdiri dan menyerang – dan juga berimprovisasi dalam game plan saya.”
Improvisasi tersebut jelas berhasil, saat warga Pattaya ini memaksa “The Indian Tigress” tap-out dengan penuh gaya. Dengan itu, ia sebelumnya tak merasa bahwa ia berhasil mengamankan kuncian itu.
“Saya masuk ke posisi triangle dan mencoba menarik kepalanya ke bawah, namun lawan saya menghindarinya. Ia sangat kuat,” kata Stamp.
“Ia mencoba beralih ke samping dan bernafas, lalu ia melepaskan diri dari posisi tersebut. Maka, itu beralih ke armbar.”
“Awalnya, itu adalah tap yang ringan, maka saya belum yakin. Maka saya hanya menjaga posisi armbar itu dan menunggu sampai wasit menghentikannya. Saat penghentian itu terjadi, saya sangat senang. Saya tak menyangka saya akan mampu memaksa Ritu tap-out dengan armbar.”
- Stamp Fairtex Jadi Juara Atomweight GP Via Submission Atas Phogat
- Rangkaian Foto Terbaik Dari ONE: WINTER WARRIORS
- 3 Pelajaran Terbaik Dari ONE: WINTER WARRIORS
Kini, setelah dirinya menyingkirkan seorang pegulat elite dan merebut gelar Kejuaraan World Grand Prix, Stamp akan mencoba melengserkan Lee saat ratu atomweight ini kembali ke dalam Circle tahun depan.
Dinamo asal Thailand itu baru-baru ini menyebut Lee sebagai seorang “idola” sementara menunjukkan kekaguman akan sang Juara Dunia. Namun, walau ia bersemangat untuk berbagi Circle dengan seorang ikon MMA, ia tak akan terpana saat mereka berlaga demi penghargaan tertinggi.
“Adalah kesempatan besar untuk melawan seseorang yang menjadi idola saya, dan saya bermimpi dapat berdiri di sana, [di hadapannya],” kata Stamp.
“Saat laga ini terjadi, saya akan harus membawa diri saya kembali ke sasana, berlatih dan lebih mengembangkan kemampuan saya lagi. Dan berlatih lebih banyak lagi untuk mendapatkan pengkondisian [tubuh] yang lebih baik.”
Untuk saat ini, Stamp dapat melihat kembali pencapaian monumental yang baru saja diraihnya – penampilan yang sebelumnya dianggap terlalu jauh bagi dirinya. Dan setelah melakukan itu, tak ada pencapaian dalam olahraga ini yang nampak terlalu besar bagi dirinya.
Tetap saja, wanita berusia 24 tahun ini merendahkan hati dan menerapkan etos kerja yang sama seperti apa yang membawanya sampai pada titik ini, dimana terdapat kesempatan untuk meraih pencapaian yang lebih tinggi lagi.
“Saya tak akan berkata sayalah salah satu petarung teratas atau terbaik,” kata Stamp. “Ada banyak hal yang masih dapat saya kembangkan untuk menjadi seniman bela diri yang lebih baik lagi di masa depan.”
Penghormatan itu akan selalu ada di sana, namun Stamp akan menghadapi “Unstoppable” dengan tujuan merebut sabuk emas dari genggaman idolanya itu. Di titik ini, pemenang Grand Prix itu pun memberi sekilas pandang tentang laga perebutan gelar Juara Dunia tersebut.
“Angela, saya harap anda berlatih keras dan menjalani pemusatan latihan yang bagus untuk laga ini. Karena saya sangat segar dan siap bertarung,” tegas Stamp.
“Saya akan mencoba merebut sabuk itu dari tanganmu.”
Baca juga: Lee Siap Untuk Stamp: ‘Ia Akan Masuki Dunia Saya Sekarang’