Sunoto Ungkap Sisi Spesial Dari 2 Laga Utama ONE: A NEW BREED
Dengan kehadiran para Juara Dunia Muay Thai, dua laga puncak ONE: A NEW BREED dipastikan akan berlangsung sengit setiap detiknya.
Final Turnamen ONE Bantamweight Muay Thai antara Rodlek PK.Saenchai Muaythaigym dan Kulabdam “Left Meteorite” Kulabdam Sor. Jor. Piek Uthai akan melengkapi laga perebutan sabuk Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai antara Stamp Fairtex dan Allycia Hellen Rodrigues sebagai dua partai puncak.
Dengan pertaruhan gengsi yang tinggi, bintang Indonesia “The Terminator” Sunoto membedah sisi menarik dan memberikan prediksi tentang jalannya dua laga tersebut.
“Untuk laga puncak, penampilan Stamp akan sangat menarik karena Muay Thai adalah dunia dia. Dalam Muay Thai ada clinch, dan dia bagus di clinch,” urai Sunoto.
“Sejauh ini dia baru kalah dalam kickboxing, dan saya rasa salah satu faktornya karena tidak boleh ada teknik clinch di kickboxing.”
- Stamp Fairtex Sambut Tekanan Mempertahankan Gelar Juara Dunia
- Allycia Hellen Rodrigues Yakin Menang Atas Stamp: ‘Saya Akan Rebut Sabuk Ini’
- 5 Alasan Mengapa Anda Wajib Menyaksikan ONE: A NEW BREED
Sejak melakoni debut di ONE Championship pada 2018 lalu – termasuk dalam ajang ONE Warrior Series – Stamp telah beraksi dalam sembilan laga di “The Home Of Martial Arts,” termasuk lima laga seni bela diri campuran.
Dari sejumlah laga tersebut, Stamp baru sekali menerima kekalahan dalam laga perebutan sabuk Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing menghadapi Janet “JT” Todd dalam ajang ONE: KING OF THE JUNGLE di Singapura pada Februari lalu.
Menurut Sunoto, Muay Thai telah tumbuh bersama Stamp sejak awal dan hal itu menjadi salah satu alasan terkuat mengapa ia sulit dikalahkan.
“Dalam kickboxing, begitu clinch langsung dipisah. Sementara dalam Muay Thai serangan lebih variatif, dan disitulah kelebihan Stamp,” tambah Sunoto.
“Ini akan seru, karena Rodrigues mewakili gaya Muay Thai barat yang menurut saya lebih mirip kickboxing. Mereka jarang beradu clinch dan lebih senang melayangkan serangan lewat tendangan atau pukulan dari jarak jauh. Jadi saya rasa Rodrigues akan lebih mencoba menjaga jarak.”
Sebelum Stamp dan Rodrigues saling menguji kemampuan dalam partai puncak, para penggemar bela diri di seluruh dunia akan terlebih dahulu mengetahui siapa yang akan menjadi Juara Turnamen ONE Bantamweight Muay Thai dan meraih kesempatan menghadapi Nong-O Gaiyanghadao, penguasa divisi saat ini.
Rodlek sarat akan pengalaman, sementara Kulabdam, yang masih berusia 21 tahun, memiliki semangat berapi-api untuk membuktikan kapasitasnya, terutama setelah setelah menang cepat atas “The Million Dollar Baby ” Sangmanee Klong SuanPluResort dalam laga semifinal.
“Rodlek memang sudah jadi legenda, dari segi teknik dia sudah tidak diragukan lagi. Sementara Kulabdam ini anak muda yang tentunya penuh ambisi,” urai Sunoto.
“Saya pribadi masih meprediksi Rodlek yang menang, karena pertimbangan pengalaman. Dalam laga final, mental dan pengalaman sangat berperan.”
“Dari catatan di atas kertas, Rodlek unggulan. Tapi juga hasil akhir memang bisa berbeda.”
Rodlek telah menorehkan rekor profesional 128-41-5, dua kali lebih mentereng dari rekor 62-10-5 milik Kulabdam.
Namun, seperti yang telah Kulabdam tunjukkan pada laga sebelumnya, hasil akhir akan tergantung pada momentum serta kecerdasan memanfaatkan peluang di atas ring.
“Saya rasa Rodlek akan maju terus, sementara Kulabdam akan lebih mengatur jarak. Ada waktunya untuk tancap gas, tapi masih Rodlek yang mengatur kendali,” tutur Sunoto.
“Saya kebetulan pernah tanding dalam ajang yang sama dengan Rodlek saat debutnya di ONE. Saat itu dia melawan Liam Harrison, dan saya ingat betul meski kakinya terpincang, Rodlek masih maju terus.”
“Saya rasa, penampilan seperti itu adalah hasil dari latihan dan kompetisi bertahun-tahun. Bagaimana dia tetap bergerak meski sudah kena hantaman keras membuktikan dia bukan petarung sembarangan.”
Baca juga: Priscilla Hertati Bedah Kunci Kemenangan Stamp Atas Rodrigues