‘Tak Ada Atlet Amerika Lain Yang Bertarung Seperti Saya’ – Temui Petarung Muay Thai ‘Licin’ Eddie Abasolo
Eddie “Silk E Smooth” Abasolo lebih dari siap untuk membawa striking unik miliknya ke dalam Circle.
Dalam aksi pembuka ajang ONE Fight Night 4 pada 19 November ini, warga California dan pendatang baru itu akan menghadapi bintang Inggris Liam “Lethal” Nolan dalam laga lightweight Muay Thai.
Bagi Abasolo yang berusia 36 tahun, kehadirannya bersama ONE menandai puncak kariernya sejauh ini.
Dalam berbagai cara, karier itu dimulai saat ia masih anak-anak, dimana ia menjadikan ayahnya – seorang pemegang sabuk hitam kajukenbo karate dan salah satu kompetitor terkuat di Bay Area – sebagai panutan.
Abasolo berkata pada ONEFC.com/id:
“Ayah saya cukup dikenal sebagai petarung di Vallejo. Ia dihormati banyak orang. Maka, saya ingat saat saya kecil dan ia berkata pada saya, ‘Anakku, hari dimana kamu mengalahkanku adalah harinya.’”
“Jadi, tujuan saya bukanlah untuk belajar bertarung demi mengalahkannya. Tetapi itu hanya menjadi sesuatu yang selalu memberi saya inspirasi. Hanya melihat ayah anda sebagai sosok itu, saya ingin menjadi seperti dirinya. Tak hanya sebagai petarung, tetapi juga sebagai seorang ayah.”
Hidung Berdarah Setiap Hari
Sebagai yang tertua dari enam bersaudara, Abasolo mempelajari karate di usia muda, namun dirinya menghabiskan sebagian besar masa kecilnya dalam olahraga lain seperti baseball dan basket.
Tetap saja, pengaruh ayahnya sangatlah kuat, dan segera setelah menjalani sekolah menengah atas, ia mulai berlatih Muay Thai.
Namun, walau jiwa bertarung itu ada dalam darahnya, “Silk E Smooth” juga memulai seperti semua orang lainnya – sebagai pemula yang tak tahu apa-apa.
Ia berkata:
“Saya teringat menjadi pria yang masuk ke sasana dan memukul samsak sekeras mungkin tanpa teknik apa pun. Saya melihat sekeliling dan mencari apakah ada yang melihat seberapa keras saya memukul samsak itu.”
Walau ia memulai dari nol, atlet yang berkembang ini segera beralih dari hanya memukul samsak ke sesi sparing. Dan, ia bersedia beradu dengan para striker yang jauh lebih berpengalaman.
Itu jelas tidak mudah, tetapi gairah Abosolo untuk “seni delapan tungkai” membawanya mengatasi hari-hari awal yang sulit.
Ia mengenang:
“Saat itu, mereka adalah petarung sebenarnya di sana, dan saat saya sparing dengan mereka setiap hari, hidung saya selalu berdarah. Tapi, minat saya juga semakin bertumbuh, saya semakin ingin belajar lebih banyak, dan saya ingin menjadi lebih baik dari para petarung itu, pada akhirnya.”
“Maka, saya berlatih dengan serius.”
‘Berkat Tersembunyi’
Tak lama kemudian, Abasolo pun mulai dikenal sebagai petarung muda berbakat di Bay Area.
Selalu memberi aksi terbaik, ia sangat suka – dan tetap suka – menghibur para penonton, dimana ia sempat menarik kurang lebih 300 orang dalam setiap laga lokalnya.
Tetapi, awal kariernya itu tak selalu cerah dan menyenangkan. Dalam satu-satunya kekalahan di catatan rekor amatirnya, “Silk E Smooth” kehilangan gelar Juara Dunia Muay Thai amatirnya, dan sebagai hasilnya, ia kehilangan sebuah hubungan yang sangat penting.
Ia berkata:
“Saya bersitegang dengan pelatih saya. Itu aneh, maksud saya, kita tahu bagaimana itu terjadi dari waktu ke waktu, saat anda menang, semua orang menyukai anda.”
“Saat anda kalah, anda seperti dikucilkan, yang menjadi berkat tersembunyi karena itu menunjukkan siapa yang benar-benar ada di sana untuk anda.”
Menjadikan segala sesuatunya semakin buruk, Abasolo menderita cedera lutut parah dalam laga itu:
“Saat saya kalah di pertarungan itu, saya merobek PCL saya. Maka, itu seperti saya dikucilkan, saya cedera, dan saya tak memiliki sasana. Tetapi sesuatu masih menarik saya, dan saya hanya terus berlatih.”
Selama berminggu-minggu, petarung muda ini berlatih di taman dan halaman belakang dengan saudara iparnya, dengan memukul pad kapan pun mereka dapat melakukannya.
Dirinya yang berada dalam kondisi prima itu akhirnya terbayar, karena Abasolo diundang berlatih di Combat Sports Academy bersama petarung Muay Thail legendaris Amerika, Kevin Ross.
Ia berkata:
“Maka, itulah di mana saya berada selama kira-kira sembila tahun terakhir, dimana saya dapat berlatih dengan Kevin Ross.”
“Saya yakin bahwa Kevin Ross memberi banyak kontribusi atas perkembangan dan pertumbuhan saya sebagai petarung profesional. Saya tak dapat berhenti berterima kasih pada pria itu.”
‘Menangi Hati Para Penonton’
“Silk E Smooth” sangat bersemangat untuk menampilkan gaya Muay Thai cepatnya di atas panggung bela diri dunia ini. Oleh karena itu, para penggemar juga seharusnya bersemangat.
Karena, sementara Abasolo mewakili gelombang baru dari para striker asal Amerika yang beraksi di tingkatan tertinggi, ia memastikan pada kami bahwa dirinya akan membawa sesuatu yang murni berasal dari dirinya ke dalam Circle.
Pria California ini berkata:
“Kapan pun saya bertarung, saya selalu berkata pada diri saya sendiri , ‘Tampilkan Muay Thai yang indah, dan menangi hati para penonton.’ Itulah hal utamanya. Saya ingin menjadi petarung yang menghibur.”
“Saya tak tahu seberapa banyak atlet Amerika yang memiliki gaya yang saya terapkan, dan bukan mengatakan bahwa saya lebih baik atau lebih buruk dari petarung Amerika lainnya. Tetapi, tak ada pria Amerika yang bertarung seperti saya, saya dapat mengatakan itu.”
Tanpa melihat unsur hiburan itu, Abasolo jelas akan menghadapi kesulitan besar saat ia melawan Nolan pada 19 November. Pemukul keras asal Inggris itu menjalani lima pertempuran hebat di dalam Circle dan memenangkan dua dari tiga laga terbarunya.
“Silk E Smooth” menghormati apa yang dimiliki lawannya, namun ia juga siap beradaptasi dengan cepat.
Ia menjelaskan:
“Kekuatannya adalah bahwa ia memiliki dasar-dasar yang sangat bagus. Ia sangat bagus, [dengan] Muay Thai yang sangat kuat. Sejauh kelemahannya, saya tidak tahu.”
“Sulit untuk melihat kelemahan seseorang sampai anda berdiri di hadapan mereka. Karena, tak peduli berapa kali saya menonton seorang lawan, setiap kali saya menontonnya, saya melihat versi berbeda dari mereka berdasarkan siapa yang berdiri di hadapan mereka.”
Abasolo menegaskan bahwa ia “jelas” memprediksi sebuah kemenangan, tetapi ia tidak siap untuk membeberkan rencananya demi meraih hasil tersebut.
Sebaliknya, ia tetap mengandalkan satu peraturan sederhana:
“Saya hanya akan maju ke sana, menunjukkan kemampuan saya dan memenangkan hati penonton.”