‘Tak Butuh Itu’ – Liam Harrison Acuhkan ‘Ancaman Kosong’ Dari Nong-O Jelang Laga Kejuaraan Dunia
TIdak ada yang dapat menggentarkan Liam Harrison saat ia bersiap menantang gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai pada Jumat, 26 Agustus malam waktu A.S.
Pemukul keras asal Inggris ini akan menghadapi Nong-O Gaiyanghadao demi sabuk emas itu dalam ajang ONE Fight Night I: Moraes vs. Johnson II yang disiarkan langsung pada jam tayang utama Amerika Utara, dan ia menolak untuk beradu komentar dengan legenda Thailand itu di media sosial.
Sampai saat ini, keduanya memang sangat ramah terhadap satu sama lain – bahkan mengakui mereka memang saling mengagumi – tetapi Nong-O baru-baru ini memanaskan suasana dengan berkata tentang Harrison, “Saya ingin membuatnya berdarah.”
Di sisinya, “Hitman” sangat yakin bahwa komentar tersebut takkan mempengaruhi cara berpikirnya untuk memasuki laga pendukung utama dari Singapore Indoor Stadium ini.
Ia berkata:
“Saya tak peduli s— apa yang ia tulis di internet. Itu ancaman kosong. Ia membuang waktu jika dirinya ingin mencoba mengintimidasi saya dengan menulis apa pun seperti itu atau memperpanjang itu.”
“Saya tahu seberapa bagus dirinya, ia mengetahui seberapa bagusnya saya. Saya tahu seberapa berbahaya dirinya, ia mengetahui seberapa berbahaya diri saya. Itu tak perlu.”
“Ya, kami berdua menghormati satu sama lain dan kami tetap ramah, tetapi segera setelah bel berbunyi, itu selesai. Itu akan sepenuhnya urusan bisnis, sama seperti pertarungan lainnya.”
“Seperti yang ia katakan, jangan samakan kebaikan dengan kelemahan, tetapi kita berdua mengetahui apa yang akan terjadi saat bel berbunyi. Anda akan melihat dua pitbull yang saling mengincar.”
Jelas bahwa Harrison tak membutuhkan motivasi tambahan apa pun untuk laga berikutnya ini.
Striker berprestasi asal Inggris ini telah merangkum resume yang mengesankan, namun ia jauh lebih haus dari sebelumnya untuk melengserkan penguasa divisi ini dan merebut sabuk Juara Dunia ONE prestisius itu.
Dengan tujuan tersebut dalam pikirannya, ia bekerja keras untuk membangun strategi bersama sasana yang diwakilinya, Bad Company di Leeds, dan ia baru-baru ini terbang ke Thailand demi menyelesaikan pemusatan latihannya bersama beberapa nama terbesar dalam disiplin ini.
Pria berusia 36 tahun ini berkata:
“Latihan itu berjalan dengan baik. Kami mempersiapkan game plan yang bagus dan kami sedikit lebih mendalami gayanya. Saya senang dengan bagaimana semua ini berjalan. Saya merasa tajam, saya merasa kuat, dan saya hanya tak sabar menampilkan aksi luar biasa.”
“Saya mendapatkan petarung bagus di sasana dimana saya berlatih [di Thailand]. Saya akan berlatih dengan Petchmankong, Superlek dan Saenchai, maka, ya, saya tak sabar menunggu itu!”
Liam Harrison Ingin Kukuhkan Posisi Sebagai ‘GOAT’ Muay Thai Inggris
Setelah berkompetisi selama lebih dari 20 tahun dalam Muay Thai, Liam Harrison meraih reputasi sebagai petarung terhebat sepanjang masa asal inggris dalam “seni delapan tungkai.”
Kompetitor yang juga dikenal sebagai “Hitman” ini memenangkan berbagai gelar Juara Dunia prestisius sembari secara konsisten menghadapi para striker terhebat di muka bumi dan tetap berada di puncak dalam waktu yang tak tertandingi.
Prestasinya memang tak diragukan lagi, namun warga Leeds ini mengetahui bahwa mengalahkan ikon sejati dari disiplin ini, Nong-O Gaiyanghadao, untuk memenangkan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai akan menyingkirkan pesaing mana pun yang ingin menandingi warisannya itu.
Melihat kembali kariernya dan makna dari semua itu, Harrison menambahkan:
“Saya meraih banyak kemenangan hebat sepanjang karier saya, penyelesaian hebat melalui KO. Laga Anuwat [Kaewsamrit] itu sangat masif, begitu pula laga [Andrei] Kulebin.”
“Saya mendapatkan banyak pertarungan bagus di Thailand saat saya tinggal di sana untuk mendapat pengalaman itu, dan banyak pertarungan gila saat remaja di Leeds yang membuat saya sangat dikenal di seluruh skena Inggris Raya dan di luar Inggris.”
“Tetapi, ya, memenangkan gelar ONE akan mengukuhkan [status ‘GOAT’] itu. Saya kira itu sebenarnya sudah dikukuhkan, namun saya mengira saat saya memenangkan laga itu, tak ada yang akan dapat menyentuh saya.”