‘Tangan Saya Akan Terangkat’ – Jeremy Pacatiw Lihat Kemampuan MMA Menyeluruh Akan Atasi Wang Shuo
Jeremy “The Juggernaut” Pacatiw ingin mencetak pernyataan tegas saat ia kembali beraksi di gelaran ONE Fight Night 21: Eersel vs. Nicolas.
Bintang Filipina ini akan beradu dengan “Little Whirlwind” Wang Shuo dalam aksi bantamweight MMA di jam tayang utama A.S. pada Jumat, 5 April, atau Sabtu pagi, 6 April di Asia, dan ia melihat bahwa rival Tiongkok itu akan membawa kemampuan terbaiknya di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand.
Kedua atlet ini memiliki latar belakang dalam seni bela diri striking kuat, wushu, dan “The Juggernaut” mengetahui dirinya harus berada dalam kondisi terbaik saat mereka beradu.
Ia berkata tentang Wang:
“Ia adalah striker. Saya kira ia memiliki dasar wushu, yang menjadikannya atlet berbahaya, terutama karena ia petarung Tiongkok. Dalam laganya melawan Tatsumitsu Wada, saya terkesan dengan dasar striking-nya.”
“Pertanyaan satu-satunya di sini adalah bagaimana aksinya di bantamweight. Ia naik dari flyweight, dan kita tidak tahu apakah ia menjadi lebih kuat atau lebih lambat. Kita akan lihat itu dalam laga.”
Karena keduanya memiliki kecenderungan untuk bermain di stand-up, Pacatiw meyakini bahwa keragaman akan menjadi kunci utama pada 6 April nanti.
Petarung berusia 27 tahun ini bekerja keras untuk menjadi seniman bela diri campuran yang lengkap, dimana ia mengikuti kompetisi kickboxing dan grappling sejak penampilan terakhirnya dalam MMA.
Dengan kemampuan yang berkembang ini, “The Juggernaut” berharap dapat menghentikan lawannya yang berusia 29 tahun itu, tetapi ia juga tak ingin terlalu agresif:
“Saya yakin saya dapat beradu dengannya ke mana pun laga ini beralih. Yakin itu tak berarti ceroboh, karena saya harus sangat berhati-hati. Ia bisa sangat cerdik dengan serangannya.”
“Saya ingin membuktikan bahwa saya adalah petarung menyeluruh. Saya ingin memadukan segalanya. Jika kesempatan itu tiba untuk meng-KO dirinya atau menguncinya, saya akan mengambilnya.”
“Sulit untuk memberi prediksi, tapi yang saya dapat katakan adalah tangan saya akan terangkat setelah laga.”
Pacatiw Senang Dengan Perpindahan Ke Lions Nation MMA
Banyak hal yang telah terjadi sejak kemenangan terakhir Jeremy Pacatiw di ONE atas Tial Thang dalam gelaran ONE 164 lalu.
Lanskap MMA Filipina mengalami peralihan masif saat terjadi perpindahan besar-besaran dari sasana Team Lakay ke tim Lions Nation MMA yang baru didirikan – dan Pacatiw menjadi salah satu atlet yang pindah.
Walau itu adalah keputusan yang cukup sulit, “The Juggernaut” tak memiliki penyesalan di tengah pemusatan latihan penuh di Lions Nation ini.
Ia menjelaskan:
“Persiapan itu sangat hebat. Saya bersemangat. Saya bekerja keras setiap hari, memastikan saya kembali ke dalam ring dan berada di puncak permainan saya.”
“Itu adalah keputusan sulit untuk pindah ke Lions Nation MMA. Itu adalah sebuah risiko. Di setiap saat, kami bebas mengambil keputusan kami sendiri, tetapi selalu ada hasil dan konsekuensi dengan setiap keputusan itu.”
“Melihat kembali sampai saat ini, saya kira saya mengambil keputusan yang tepat. Kami punya seorang Juara Dunia sekarang, kami membangun momentum yang bagus dengan beberapa kemenangan, dan saya tak sabar mempertahankan momentum itu.”
Dengan ikon Filipina Eduard “Landslide” Folayang di balik kemudi, serta sebagian besar nama terbesar di negara itu ada di dalam tim ini, Pacatiw merasa beruntung menjadi bagian dari Lions Nation MMA.
Bekerja bersama para rekan berlatih elite seperti mantan Juara Dunia ONE Bantamweight MMA Kevin “The Silencer” Belingon dan penantang #2 bantamweight MMA Stephen “The Sniper” Loman, “The Juggernaut” mengetahui ia memiliki apa yang dibutuhkan untuk mengejar impian Kejuaraan Dunia itu.
Ia menambahkan:
“Atmosfer di sini itu luar biasa. Itu benar-benar usaha kolaboratif. Kami menonton pertandingan bersama-sama, kami mengamati dan mempelajari, kami semua memberi pendapat tentang apa yang harus dilakukan, dan membantu dengan game plan yang memungkinkan untuk satu sama lain.”
“Tetapi kepalanya masih tetap Eduard. Saya merasa sangat tenang dengan Eduard sebagai pelatih. Ia mendengarkan kami, saran-saran kami. Ia melihat dari mana pendapat kami itu. Ia mengurus apa yang kami butuhkan. Ia terfokus pada apa yang harus dilakukan.”
“Ada bantuan besar dengan [Belingon dan Loman] bersama saya. Memiliki kedua petarung brilian ini di divisi yang sama adalah sebuah berkat. Mereka mendorong saya sangat keras untuk menjadi petarung yang lebih baik, lebih lengkap.”