Tawanchai PK.Saenchai Adalah ‘Breakout Star Of The Year 2022’ Di ONE
Walau Tawanchai PK.Saenchai mencetak dua penampilan perdananya bersama ONE Championship pada 2021 lalu, adalah aksinya dari dinamo Thailand ini pada 2022 yang membawanya menuju puncak.
Warga Pattaya berusia 23 tahun itu memulai perjalanannya dengan sepasang KO luar biasa sebelum melengserkan penguasa lama divisi ini untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai.
Seluruh aksi fenomenal itu memastikan status Tawanchai sebagai salah satu praktisi Muay Thai paling berbahaya dalam disiplin ini, dan itu memberinya penghargaan “Breakout Star of the Year 2022.”
Tawanchai membuka tahun ini dalam laga catchweight melawan penantang #1 bantamweight Muay Thai Saemapetch Fairtex di ONE: HEAVY HITTERS pada Januari lalu.
Di atas kertas, laga ini terlihat seperti akan berlangsung lama dan strategis antara sepasang kompetitor berkemampuan tinggi. Tapi, sebaliknya, warga Pattaya itu beraksi cepat melawan kompatriotnya.
Perwakilan Fairtex ini tak memiliki jawaban bagi tendangan cepat dan pukulan bak piston milik Tawanchai saat itu. Setelah menjatuhkan rivalnya dengan tendangan kiri dan pukulan kanan, atlet PK.Saenchai ini memastikan kemenangannya dengan sebuah serangan kiri keras pada menit 2:55 stanza pembuka.
Setelah kemenangan itu, Tawanchai mengungkap bahwa ia akan naik ke divisi featherweight secara permanen karena ia tak dapat menurunkan beratnya ke batasan bantamweight tanpa mengorbankan banyak hal dalam prosesnya.
Ia mendapatkan tawaran laga eliminasi Kejuaraan Dunia dalam divisi barunya itu, dimana ia maju melawan Niclas “Dreamchaser” Larsen demi posisi penantang teratas di laga utama ONE 158 pada Juni lalu.
Larsen menjadi lawan kuat yang mencoba mengancam dengan tekanan besar, namun Tawanchai dapat tetap tenang dan menyerang balik dengan serangan keras. Ia hanya membutuhkan 30 detik untuk dapat menjatuhkan lawannya dengan kombinasi hook kanan-cross kiri.
“Dreamchaser” tak berhenti mengejar Tawanchai pada ronde kedua, namun petarung licin asal Pattaya ini berada satu langkah di depan. Sebuah kombinasi hook-cross lainnya kembali menjatuhkan Larsen, dan kali ini, ia tak dapat menjawab hitungan itu.
Penyelesaian kedua beruntunnya – dan yang ketiga secara keseluruhan di ONE Championship – memberi Tawanchai kesempatan melawan penguasa featherweight Muay Thai Petchmorakot Petchyindee demi sabuk emasnya di ONE 161 pada September lalu.
Pertarungan itu menjadi lima ronde menegangkan demi gelar Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai. Kedua pria itu mendapatkan momen mereka, namun pukulan kiri dan tendangan rendah keras Tawanchai menjadi ancaman konsisten bagi rekan senegaranya itu.
Sebuah kebangkitan luar biasa pada ronde keempat dari pemegang gelar bertahan itu nampak seperti ia mungkin dapat mempertahankan singgasananya itu, namun sang penantang menunjukkan semangat baru dan beraksi semakin keras pada stanza kelima dan terakhir itu.
Tawanchai mendesak rivalnya dengan tendangan dan pukulan kiri keras untuk menarik perhatian juri ke arah dirinya melalui keputusan mutlak.
Kini, karena Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai ini nampak lebih kuat dalam tiap penampilannya, akan dibutuhkan usaha fenomenal untuk menjatuhkan Tawanchai dari posisinya pada 2023 nanti.