Terbuai Kemenangan Perdana Di ONE, Keyakinan Dustin Joynson Naik Jelang Laga Besar Kontra Amir Aliakbari
Setelah meraih kemenangan perdana di ONE Championship tahun lalu, Dustin Joynson merasa jauh lebih yakin dengan kemampuannya untuk mencetak dampak besar melawan para kompetitor heavyweight MMA teratas dalam organisasi ini.
Pada Sabtu pagi, 15 Juli nanti, pria Kanada ini akan mendapatkan laga terbesarnya sampai saat ini, saat ia melawan superstar Iran Amir Aliakbari di ONE Fight Night 12: Superlek vs. Khalilov, langsung pada jam tayang utama Amerika Utara.
Aksi mereka akan terjadi di arena ikonik Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand, dimana Joynson akan menggunakan pelajaran yang diambilnya dari sepasang laga awalnya bersama organisasi ini.
Ia mengalahkan Hugo Cunha dalam tiga ronde keras di ONE: BAD BLOOD, dimana ia mengatasi pemegang sabuk hitam BJJ dan mantan pegulat nasional itu dengan permainan stand-up solid.
Dan, sementara laga itu akhirnya berakhir di tangan juri, striker berusia 37 tahun ini cukup puas dengan hasil tersebut dan game plan keseluruhannya.
Joynson berkata pada ONEFC.com/id:
“Saya menyukai penampilan saya. Saya tahu ia memiliki permainan ground yang sangat dalam, maka saya mencoba sebaik mungkin menghindari itu.”
“Jelas, saya sebenarnya ingin mendapat penyelesaian, namun cukup sulit untuk melawan para pria besar yang tak terkalahkan ini (Cunha masuk dengan catatan rekor MMA 7-0). Semua orang mencoba untuk menang. Maka, tidak semudah itu menghentikan siapa pun.”
Kini, siap menghadapi seorang rival mengerikan lainnya yang membawa permainan grappling kuat, Joynson merasa bahwa kemenangannya atas Cunha telah mempersiapkan dirinya dengan baik.
Maka, sementara Aliakbari adalah mantan Juara Dunia Gulat Grego-Romawi yang menghentikan dua lawan berturut-turut di ONE, pria Kanada ini mengambil beberapa hal positif dari penampilan terbarunya, yang ia yakini akan menempatkan dirinya dalam posisi untuk meraih kesuksesan.
Joynson berkata:
“Pelajaran terbesar [dari laga terakhir saya] adalah bahwa saya tahu kardio saya bagus. Saya tahu saya selalu dapat menembus tekanan itu dan tetap mendesak maju. Saya jelas mengunggulinya dalam striking, maka bagus untuk mengetahui bahwa saya dapat menekan lawan seperti itu.”
“Saya selalu mencoba meningkatkan permainan gulat saya, karena nampaknya semua orang di ONE memiliki latar belakang gulat yang kuat atau teknik jiu-jitsu. Maka, itu selalu menjadi pelajaran terbesar saya untuk seluruh pertarungan ini.”
Joynson Ingin Ungguli Serangan Juara Dunia Gulat Aliakbari
Dustin Joynson memang sangat ingin kembali berkompetisi, dan ia pun segera mengambil kesempatan untuk melawan Amir Aliakbari di Bangkok.
Laga mereka tiba melalui pemberitahuan singkat, yang akan membuat banyak atlet mengalami kesulitan dalam persiapan. Namun, pria asal British Columbia ini menyebut konsistensinya sebagai alasan utama mengapa dirinya dapat siap beraksi pada 15 Juli nanti.
Joynson menjelaskan:
“Sekarang, saya ada di Vancouver untuk menjalani pemusatan latihan dengan Caio Machado, yang saya lawan demi gelar BFL beberapa tahun lalu. Maka, pemusatan latihan itu berjalan dengan baik di sini.”
“Saya setidaknya selalu berada dalam kondisi yang bagus. Maka, tiga minggu itu cukup bagi saya, karena beberapa orang mungkin akan sedikit bersantai di luar musim pertandingan saat mereka tak bertarung, tetapi saya masih berlatih enam hari seminggu. Maka, saya selalu siap.”
Setelah melawan para pegulat kuat dalam kedua laganya bersama ONE sampai saat ini, striker dengan tinggi badan 198 sentimeter itu merasa yakin tentang kemungkinan menyakiti Aliakbari di atas kaki.
Joynson mengetahui bahwa pria Iran ini akan ingin mendekat dan menerapkan seluruh teknik grappling miliknya, tetapi ia akan mencoba mencari celah dan mendaratkan beberapa serangan keras – idealnya yang mengarah pada sebuah penyelesaian perdana di organisasi ini.
Ia menambahkan:
“Ya, ia adalah pegulat yang bagus. Seperti yang saya katakan, semua orang nampak menjadi pegulat di ONE. Saya kira, jika saya dapat mengenainya dan menekan dirinya, memastikan bahwa ia tak merenggut saya, saya kira saya dapat menjatuhkannya.”
“Skenario terbaik, ia berjalan tepat ke pukulan atau tendangan tinggi saya.”