Terfokus Pada Grishenko, Joynson Ingin Bangun Reputasi ‘Berbahaya’
Dustin Joynson bukanlah tipe petarung yang gemar sesumbar. Yang ia inginkan pada para penggemar di seluruh dunia adalah kemahirannya di dalam Circle.
Bintang Kanada ini akan meraih kesempatan tersebut saat menjalani debut di ONE melawan sesama atlet heavyweight tak terkalahkan, Kirill Grishenko, dalam laga seni bela diri campuran di ONE: NEXTGEN pada Jumat, 29 Oktober mendatang.
“Saya merasa cukup rendah hati dalam banyak hal, dan saya tidak suka terlalu banyak berbicara mengenai kemahiran saya. Saya hanya berharap dapat bertarung dengan baik,” ungkap Joynson.
“Saya hanya ingin [orang-orang] melihat siapa saya, agar mereka tahu saya bukan orang yang kasar. Saya ingin orang-orang melihat saya sebagai seorang atlet yang tahu apa yang sedang saya lakukan.”
Pria asal British Columbia ini percaya bahwa hal itulah yang membedakannya dengan para atlet heavyweight lain. Di divisi raksasa ini, Joynson merasa bisa membuktikan bahwa ukuran fisik bukanlah segalanya, saat ia memulai perjalanannya menuju puncak.
“Saya bertubuh besar dan kuat jika dibandingkan kebanyakan orang. Namun, jika melihat ukuran tubuh atlet heavyweight yang lain, malahan saya terlihat berada di tengah atau lebih kecil,” jelasnya.
“Saya berbobot 235 pound (106,5 kilogram), paling berat sekitar 240. Saya akan mencoba menggunakan kecepatan serta ukuran saya, dan saya hanya ingin terlihat teknikal. Saya tidak ingin menjadi atlet biasa yang disebut ‘Dia bagus, tapi hanya dalam beberapa menit pertama, jika dia berhasil mendaratkan serangannya.'”
“Saya ingin [orang-orang] berkata, ‘selama pertandingan dia berbahaya. Dia akan menghancurkannya. Dia akan menyergap lawannya dengan serangan yang berbeda dan silih berganti. Dia seorang atlet.”
Joynson mengerti bahwa ujian pertamanya akan berlangsung sulit.
Grishenko mendobrak ke panggung dunia di “ONE on TNT IV” pada April lalu. Di ajang tersebut, ia menghentikan kebangkitan pesat dari pegulat sensasional Senegal “Reug Reug” Oumar Kane lewat TKO ronde kedua demi mempertajam rekornya menjadi 4-0.
Atlet Belarusia itu menunjukkan jika ia masih berbahaya bahkan dalam kondisi tertekan, yang membuatnya jadi lawan yang cocok bagi atlet asal The Fitness Academy denga rekor 6-0 (1 NC) dan empat penyelesaian itu.
“Saya tidak menyaksikan laga sepenuhnya. Saya hanya menonton bagian akhirnya. Dan jelas, dia mematahkan semangat [Kane],” jelas Joynson
“Ketika [‘Reug Reug’] menyadari dia tidak menyelesaikan pertandingan dan mungkin tidak mendapatkan kemudahan seperti ekspektasinya, mungkin hal itu mematahkan sedikit mentalitasnya. Hal baik untuk Kirill dengan meraih penyelesaian tersebut.”
Dari laga debut Grishenko di ONE, Joynson mengerti bahwa laga Jumat esok tidak akan berlangsung mudah.
Atlet 36 tahun asal Kanada itu senang jika bisa meraih penyelesaian ‘highlight-reel’, tapi ia bersiap meraih kemenangan dengan cara apa saja selama dapat memulai karier ONE Championship dengan solid.
“Selalu menjadi pertanyaan sulit [mengenai bagaimana saya ingin menang] karena, jika saya menjawabnya, bisa menimbulkan kesombongan atau rasa terlalu percaya diri. Namun, tidak bagi saya. Saya hanya ingin meraih kemenangan, apapun yang terjadi,” akunya.
“Selama tangan saya terangkat, saya akan tetap bahagia. Dan jika [menang] lewat cara spektakuler, tentu sangat baik. Saya harap. Jika demikian, itu akan membuat saya lebih maju.”
Kendati tidak mencoba untuk menantang seseorang atau meminta kesempatan perebutan gelar ONE Heavyweight jika meraih kemenangan, Joynson tetap tahu bahwa kemenangan akan membawanya ke posisi yang bagus.
Itulah mengapa fokus utamanya ialah hasil yang positif – karena itu akan terus membuatnya berkembang.
Namun, ia merasa percaya diri jika nanti mendapat kesempatan melawan rekan senegara yang jadi raja divisi heavyweight, Arjan “Singh” Bhullar, ia tak ragu mengambil kesempatan itu.
“Saya tidak merasa pantas berada di klasemen atas, karena saya belum melakukan apapun. Namun saya berharap setelah laga ini, saya dapat membuat gelombang. Dan saya dengan senang hati menantang Arjan untuk sabuk tersebut. Mari kita tetap simpan [sabuk itu] di Kanada,” tegas Joynson.
“Yang lucu, saya sempat berlatih bersama Arjan di Vancouver, jadi saya merasa memiliki beberapa trik untuk mengalahkannya. Namun, jelas saya tidak sedang mencoba meremehkan seseorang.”
“Saya hanya berkata kepada diri sendiri, ‘Anda melawan orang ini, hanya satu orang. Tiga menit selama lima ronde. Saya dapat melakukan yang terbaik, berusaha, dan adu serangan dengan kemampuan terbaik mereka.”
Baca juga: Bogdan Stoica: Apa Yang Menjadikannya ‘Bucharest Bad Boy’