Terlepas Tekanan Kejuaraan Dunia, Tye Ruotolo Terfokus Pada Cara Untuk ‘Patahkan’ Magomed Abdulkadirov
Tye Ruotolo hanya beberapa saat lagi dari kesempatannya merebut sabuk emas di ONE Championship.
Pada 3 November di jam tayang utama A.S., atau 4 November pagi waktu Asia, atlet BJJ sensasional berusia 20 tahun ini berhadapan dengan pendatang baru Magomed Abdulkadirov demi gelar Juara Dunia ONE Welterweight Submission Grappling perdana di laga pendukung utama ONE Fight Night 16.
Laga yang akan terjadi di Lumpinee Stadium, Bangkok, itu akan menjadi kesempatan bagi Ruotolo untuk bergabung dengan saudara kembarnya, penguasa lightweight submission grappling Kade Ruotolo, sebagai Juara Dunia ONE dan memastikan statusnya di antara petarung ground pound-for-pound terbaik.
Dengan kesempatan mencetak sejarah yang sangat cepat mendekat, pria California ini yakin bahwa dirinya akan dapat mengesampingkan tekanan dan tampil dalam kondisi terbaiknya.
Ia berkata pada onefc.com/id:
“Anda tak dapat tidak memikirkan [tentang tekanan itu], itu pasti. Anda tahu, itu muncul dalam pikiran saya di sana-sini, dan saya kira semua orang itu berbeda.”
“Tetapi bagi saya, saya merasa bahwa adalah tugas saya untuk membendung itu semua dan terfokus pada tugas di tangan saya. Karena saya tidak melawan gelar itu. saya melawan Magomed.”
Ruotolo memang bijak untuk tidak meremehkan Abdulkadirov.
Lagipula, pria berusia 32 tahun asal Dagestan itu – walau menjadi nama yang kurang dikenal dalam laga Kejuaraan Dunia ini – adalah Juara ADCC Grappling Eropa berprestasi dengan gaya grappling berkemampuan lengkap dan sulit dipatahkan.
Itulah mengapa pria Amerika ini hanya berkonsentrasi pada caranya untuk menang, daripada gelar Juara Dunia yang dapat ia menangkan:
“Pada akhirnya, itulah yang saya fokuskan seharian penuh. Di malam hari, itulah yang saya pikirkan hanyalah Magomed, cara saya mematahkan dirinya.”
Tetap saja, Ruotolo mengakui bahwa kesempatan untuk menjadi pemegang gelar divisi welterweight submission grappling yang pertama memang memberi elemen berbeda pada laga ini.
Tetapi, sebagai Juara Dunia IBFFJ Black Belt termuda dalam sejarah – dan saudara kembar dari Juara Dunia ADCC termuda dalam sejarah – Ruotolo tak kekurangan pengalaman dalam situasi yang membawa pertaruhan besar dan bertekanan tinggi.
Ia menambahkan:
“Ya, gelar ini jelas menambahkan tekanan. Tapi anda tahu, saudara saya dan saya telah menghadapi tekanan seumur hidup kami, dan kami cukup bagus untuk menghilangkan itu saat ini.”
‘Saya Harus Dapat Temukan Celah’ – Ruotolo Jabarkan Strategi Untuk Lawan Abdulkadirov
Tak peduli seberapa besar keyakinan mental Tye Ruotolo, ia tetap harus tampil dalam kondisi terbaiknya untuk mengalahkan Magomed Abdulkadirov di ONE Fight Night 16.
Perwakilan Atos ini menyadari kelihaian gulat lawannya, tetapi itu tak berarti dirinya berencana mengubah game plan agresif yang biasa dibawanya untuk mengincar takedown di atas kaki.
Ruotolo berkata:
“Saat kami bertarung, saya ingin beradu, dan itu jelas akan menjadi pertempuran keras di awal. Dan ia memiliki gulat yang bagus. Teknik gulat saya banyak berkembang sepanjang empat tahun terakhir, dan saya sangat bersemangat untuk mengujinya melawan Magomed.”
Saat mereka beralih ke atas kanvas, Ruotolo merasa yakin bahwa insting pencetak penyelesaiannya, yang diasah dalam latihan Brazilian Jiu-Jitsu sejak usia 3 tahun, akan mengambil alih.
Penuh keyakinan, ia menjelaskan pemikirannya:
“Akan sulit untuk menemukan celah, tetapi saudara saya dan saya telah berlatih selama 17 tahun.”
“Itulah hal tentang saya, menemukan celah. Saya seharusnya dapat menemukan celah itu. Dan jika saya tidak bisa, itu berarti saya hanya tidak melakukan segala sesuatu yang seharusnya.”
“Anda tahu, saya sangat yakin bahwa tak ada kesempatan, jika saya sepenuhnya siap, bahwa ia akan merebut kemenangan itu. Tidak mungkin.”
Bagi Ruotolo, itu adalah submission atau kalah saat melawan Abdulkadirov.
Namun, daripada mengincar gaya penyelesaian tertentu, ia berkata dirinya akan mengambil apa pun dan segala sesuatu yang tersedia:
“Sebelumnya, saya terbiasa memiliki submission tertentu yang ingin saya amankan. Anda tahu, D’Arce, atau saya akan ingin meraih buggy choke. Dan pada akhirnya, kini saya hanya ingin mencetak submission atas lawan saya bagaimana pun caranya.”