Timofey Nastyukhin Harapkan Laga Melawan Buist Seperti ‘Permainan Catur’
Salah satu “Most Valuable Player,” atau MVP, yang dimiliki ONE Championship akan kembali berlaga di dalam Circle hari Jumat, 6 November ini, dimana Timofey Nastyukhin akan tampil untuk sebuah laga dengan pertaruhan besar dalam ajang ONE: INSIDE THE MATRIX II yang sebelumnya telah direkam.
Malam itu, spesialis KO asal Rusia ini akan menghadapi penantang peringkat ketiga divisi lightweight Pieter “The Archangel” Buist dalam laga antara dua spesialis striking yang memungkinkan sang pemenang meraih perebutan gelar Juara Dunia ONE Lightweight dengan sang penguasa divisi, Christian “The Warrior” Lee.
Nastyukhin terpaksa menunggu selama lebih dari 18 bulan sejak ia mencetak kemenangan TKO impresif atas salah satu ikon bela diri campuran Eddie “The Underground King” Alvarez. Kendati demikian, ia meyakini bahwa masa istirahat yang cukup lama tersebut telah memberi berbagai keuntungan.
Setelah kemenangan TKO pada ronde pertama atas Alvarez, petarung tangguh asal Rusia ini dijadwalkan bertanding di babak semifinal Turnamen ONE Lightweight World Grand Prix pada bulan Agustus 2019. Namun, beberapa hari jelang rangkaian laga akbar tersebut, ia mengalami cedera serius pada bagian ligamentum kolateral medial (MCL) di lutut kanannya.
“Dalam minggu terakhir persiapan untuk menghadapi [Honorio] Banario, ligamen lutut saya robek dan saya harus terbang [dari Thailand] ke Rusia untuk menjalani operasi,” ungkap Nastyukhin.
“Operasi berjalan dengan sangat baik, dimana saya kembali berlatih setelah tiga bulan. Sebenarnya, saya sudah siap bertanding sejak bulan Januari.”
- James Nakashima Tak Terpengaruh Perebutan Gelar: ‘Tekanan Itu Hilang Dari Saya‘
- 5 Alasan Untuk Tidak Melewatkan ONE: INSIDE THE MATRIX II
- Abbasov: Nakashima Tak Terkalahkan Karena ‘Belum Hadapi Lawan Seperti Saya’
Seperti atlet ONE lainnya, rencana Nastyukhin untuk kembali bertanding harus tertunda karena pandemi COVID-19.
Walau kecewa karena tak dapat memanfaatkan momen kemenangan yang sangat menentukan bagi kariernya itu, pria asal Novokuznetsk ini meraih kesempatan untuk memulihkan diri sembari menikmati waktu berkualitas bersama sang istri dan bayi perempuannya.
“Saya menghabiskan banyak waktu dengan keluarga saya dan beristirahat sejenak. Tubuh saya pulih sepenuhnya,” jelas Nastyukhin.
“Anda dapat menemukan hal-hal positif bahkan saat cedera. Kini, saya siap untuk kembali. Saya haus [akan kemenangan] dan sepenuhnya sehat.”
Saat ONE Championship kembali melanjutkan jadwal gelaran utamanya, gaya bertanding penuh aksi milik Nastyukhin dan statusnya sebagai penantang peringkat keempat divisi lightweight menjadikannya salah satu penampil utama di kartu pertandingan INSIDE THE MATRIX di Singapura.
Terlebih lagi, penampilan atlet kelahiran 30 tahun silam ini melawan Buist akan menyuguhkan aksi yang membuat mata para penonton tak berkedip.
Rivalnya asal Belanda itu, yang memasuki Circle dengan keunggulan tinggi badan sebesar 13 sentimeter, juga telah meraih tiga kemenangan beruntun di atas panggung dunia, termasuk kemenangan angka dari jual beli serangan saat ia melawan Eduard “Landslide” Folayang selama 15 menit penuh, Januari lalu.
Keberhasilan Buist datang melalui kemampuannya striking-nya, dan walau banyak lawan yang menyesal bertukar serangan atas bersama Nastyukhin, pria Rusia ini tetap berharap dapat berbaku hantam dengan “The Archangel.”
“Seratus persen. Rencana [permainannya] pasti akan membuat laga ini tetap berada di atas kaki,” ungkapnya.
Meskipun sifat agresif Nastyukhin dalam striking memberinya kemenangan luar biasa atas Folayang dan juga Alvarez – termasuk KO tercepat sepanjang sejarah ONE – ia tak berharap bahwa laga melawan Buist ini akan berjalan dengan mudah.
Atlet Belanda ini memiliki 86 kemenangan dalam Muay Thai di luar 17 kemenangannya dalam bela diri campuran, dimana teknik stand-up miliknya mendapatkan penghormatan dari Nastyukhin.
“Lawan saya adalah pertarung jarak yang baik, dimana ia memiliki tendangan, serangan lutut dan penempatan waktu yang baik,” jelasnya terkait Buist.
“Laganya melawan Folayang [berakhir] sangat tipis, namun itu berjalan sesuai keinginan Buist, dan ia berhasil meraih kemenangan.”
“Saya mempelajarinya dan banyak menjalani sesi sparing [latih tanding] dengan rekan-rekan yang bertubuh tinggi. Saya seringkali berlatih di Dagestan bersama rekan sparing yang berbeda [dengan gaya yang mirip dengan Buist]. Penempatan waktu, jangkauan dan pengalaman dalam striking adalah kekuatannya. Saya akan sangat mewaspadai itu semua.”
Meski ia dikenal sebagai penghancur saat berlaga di Circle, namun Nastyukhin berkeras bahwa ia harus lebih strategis guna memecahkan teka-teki yang akan dihadirkan Buist.
“Saya tak pernah memberi prediksi akan hasil, namun ini akan menjadi laga yang cerdas, sebuah permainan catur. Kami akan menunggu kesalahan yang terjadi,” pungkas pria Rusia ini.
Tentunya, pendekatan cerdas dari Nastyukhin tak menutup kemungkinan terjadinya penyelesaian cepat Jumat nanti.
Jika ia mendapat kesempatan menyerang, dapat dipastikan bahwa agresi, kecepatan dan kekuatan elit Nastyukhin dapat berakhir dengan ‘skakmat’ bagi Buist dalam sekejap mata. Dan jika itu terjadi, kemenangannya dapat membuka jalan menuju perebutan gelar Juara Dunia ONE Lightweight.
Baca juga: Kilas Balik Timofey Nastyukhin Atas Kemenangan KO Favoritnya