Tye Ruotolo Incar ‘Pria Lebih Besar’ Di Submission Grappling Setelah Atasi De Ridder
Pada 6 Mei pagi waktu Asia, di ONE Fight Night 10: Johnson vs. Moraes III, atlet BJJ fenomenal Tye Ruotolo menjaga catatan rekor tak terkalahkannya di ONE dengan kemenangan via keputusan juri yang diraihnya atas penguasa middleweight MMA Reinier de Ridder dalam laga-super submission grappling.
Namun, sementara pemegang sabuk hitam berusia 20 tahun itu dengan senang hati meninggalkan 1stBank Center di Colorado dengan kemenangan, ia berharap dapat mengakhiri laga dengan sebuah penyelesaian.
Setelah mencetak submission dalam dua penampilan promosionalnya, Ruotolo berjuang untuk menerapkan permainan ground miliknya melawan De Ridder, yang memiliki keunggulan ukuran tubuh yang signifikan dan juga adalah grappler kelas dunia.
Sebagai perwakilan dari Brazilian Jiu-Jitsu di atas panggung dunia, pria California ini ingin mencetak sebuah penampilan menegangkan setiap kali ia berlaga. Dan, untuk alasan tersebut, ia tak puas dengan hasilnya.
Ruotolo berkata:
“Tujuan saya setiap kali saya naik ke atas matras adalah menginspirasi banyak orang untuk melakukan jiu-jitsu, menerima olahraga ini. Ini adalah olahraga keren dengan berbagai alasan untuk dicoba.”
“Saya merasa seperti penampilan saya malam ini, saya tak terlalu dapat menunjukkan apa yang dapat saya lakukan. Saya tidak merasa terinspirasi seperti seharusnya.”
Ke depannya, Ruotolo menjamin bahwa ia akan kembali ke cara elitenya untuk mengincar submission.
Ia berkata pada ONEFC.com:
“Saya hanya akan melihat kembali laga saya malam ini. Memastikan saya memperbaiki seluruh kesalahan saya sampai saya takkan menang dengan cara itu lagi. Saya tak terlalu senang dengan kemenangan itu.”
Ruotolo Belum Sepenuhnya Siap Bertransisi Ke MMA
Setelah melewati seseorang yang beberapa inci lebih tinggi, serta beberapa kilogram lebih berat, Tye Ruotolo tak sabar menghadapi para penantang yang lebih besar lagi di submission grappling.
Pertama, pria Amerika itu menginginkan sebuah laga ulang dengan Juara Dunia Heavyweight BJJ Nicholas Meregali. Keduanya pertama kali bertemu pada September lalu dalam babak semifinal divisi openweight di Kejuaraan Dunia ADCC, dimana Meregali meraih kemenangan kontroversial yang tipis.
Ruotolo menjelaskan:
“Saya ingin melawan Meragali apa pun caranya. Saya merasa seperti harus melakukannya. Saya dapat melawan pria yang lebih besar, dan ialah pria yang saya ingin lawan.”
Selain itu, wajar jika para penggemar juga ingin mengetahui tentang transisi petarung muda fenomenal ini ke disiplin menyeluruh, atau seni bela diri campuran.
Menurut Ruotolo, ia berencana untuk tetap berada dalam grappling setidaknya sampai akhir tahun ini, agar ia dapat mengalahkan para raksasa lainnya seperti Meregali atau kompetitor heavyweight terkenal, Gordon Ryan.
Namun, ia juga jelas berencana memasuki laga MMA, dan meyakini bahwa saudara kembarnya – Juara Dunia ONE Lightweight Submission Grappling Kade Ruotolo – akan melakukannya sebelum tahun 2023 ini berakhir.
Tye menambahkan:
“Saya kira saudara saya akan bertransisi sebelum saya, sepertinya. Ia ingin bertarung setiap hari, maka saya kira ia jelas akan melakukan transisi itu pada akhir tahun ini.”
“Bagi saya, saya akan melakukan transisi saya tahun depan. Saya ingin mengalahkan beberapa orang dalam jiu-jitsu, Meragali dan Gordon Ryan, sebelum saya bertransisi ke dalam MMA. Saya masih memiliki beberapa tujuan, memastikan itu terjadi. Dari situ, saya akan pergi ke MMA.”